Mark 2,5 tahun
Haechan 1 tahun
Renjun 1 tahun
Jeno 2,5 tahun
Jaemin 6 bulan
Chenle 6 bulan
Hendery 2,5 tahun
Xiaojun 2,5 tahun
Yangyang 1 tahun
.
.
.
.Pagi ini Ten hanya bersama Haechan, dan Taeyong karena Mark berada di rumah Johnny. Anak itu merengek ingin tidur di rumah Johnny.
Ten kini duduk memangku Haechan yang menikmati bubur buatannya ah biarkan saja Haechan menekan perutnya, Haechan tidak berat kok. Taeyong berada di depannya memainkan remote, asal mengganti chanel televisi.
"Humm pinternya anak mamah.." Ten mengelus pipi Haechan yang semakin lama semakin bulat. "Pah, nih liat Haechan pinter banget makannya"
"Laper apa doyan hm??" Taeyong menggendong Haechan dengan hati hati. Ia berdiri diikuti oleh Ten yang membawa mangkuk bekas bubur Haechan.
"Mau kemana?" Tanya Ten dari dapur, ia yakin Taeyong akan pergi bersama Haechan.
"Ke teras bentar kok mah,"
"Yaudah jagain Haechan ya? Mamah mau cuci piring,"
"Iya,"
Taeyong menggendong Haechan menuju teras. Kebetulan sekali melihat Taeil yang membawa Yangyang ke depan rumah untuk berjemur.
"Bang!"
Taeyong berteriak pada Taeil. Ia berjalan santai menghampiri Taeil yang menggendong Yangyang.
"Yangyang mirip lu ya bang?"
"Kan anak gue..."
//
Dua hari ini Mark berada di rumah Johnny. Ia begitu senang ketika Ten setuju ia tinggal di rumah Johnny. Ya lagipula untuk apa Ten menolak? Toh johnny kan ayahnya sendiri.
"Daddy!!" Mark berteriak tak jelas ketika Johnny meninggalkannya sendiri dengan televisi di kamar sedangkan Johnny sedang mandi.
Sejak tadi Johnny tak sempat mandi karena Mark yang terus merengek ini itu. Mark sulit untuk mandi jika sabunnya tidak aroma strawberry. Mark sulit untuk sarapan karena makanannya tidak enak.
"Yes baby!! Why?!! What happen baby?!!" Teriak Johnny dari kamar mandi. Beruntung kamar mandinya berada di kamarnya, ia bisa mengawasi Mark secara langsung. Dan Mark begitu mengejutkannya ketika sedang keramas.
"Pipin!! Daddy!!"
"HAH?!!"
Johnny mempercepat mandinya. Ia segera memakai handuk dan menghampiri Mark yang terus berteriak memanggilnya.
"Why hm why??" Johnny duduk di samping Mark. Ia menatap Mark yang memasang wajah kesal.
"Pipin!!"
"Hah?" Johnny semakin bingung. Ia memilih untuk memakai pakaiannya.
"Pipin! hikss... pipipin!!" Mark bahkan menjerit sambil menangis, Johnny semakin bingung apa yang Mark maksud.
"Pipin hikss.. DADDY!!""Upin?"
Mark mengangguk cepat membuat pipi gembilnya ikut bergetar.
"Hm, upin ipin di televisi kan?"
Johnny segera menggonta ganti chanel televisi. Ia menatap Mark kasihan.
![](https://img.wattpad.com/cover/209101295-288-k422915.jpg)