Yangyang 4.5 tahun
Hendery 6 tahun
Xiaojun 6 tahun
.
.
.
.Hari minggu seharusnya hari dimana Kun bisa bersantai, menonton sinetron di televisi sambil berbaring. Atau sekedar berpelukan bersama Taeil di atas kasur sedangkan Yangyang diajak bermain bersama Lucas dan anak anak nya.
Namun tidak untuk hari ini. Kun harus berada di rumah sendiri menjaga tiga anak yang belum bisa disebut remaja. Tentu saja, dua bocah berusia 6 tahun dan satu bocah berusia kurang dari 5 tahun benar benar belum membuatnya tenang jika harus ia tinggal hanya untuk pergi mandi atau buang air. Ia tidak bisa memasrahkan Yangyang begitu saja pada Hendery dan Xiaojun yang bahkan mereka tidak bisa menjaga diri mereka sendiri.
Taeil harus pergi ke pabrik karena ada hal penting yang harus ia laksanakan. Sedangkan Lucas dan Jungwoo menghadiri pernikahan temannya yang berada di tempat yang jauh, tepatnya di luar kota, anak anaknya tidak mau ikut bersama mereka dan memilih untuk bersama Kun dan Yangyang di rumah.
Hendery dan Xiaojun kini berada di depan televisi menonton kartun spongebob sambil menikmati susu buatan Jungwoo sebelum mereka berangkat. Sedangkan Yangyang sejak tadi menempeli Kun yang memasak, ia terus mengikuti Kun yang berjalan barang satu inchi pun.
"Yangyang duduk aja sayang.. nanti Yangyang capek loh ngikutin mama terus..." ucap Kun sambil mengiris wortel untuk membuat sup sayuran untuk anak anak. Ia tahu Yangyang akhir akhir ini jarang makan sayur dan sangat menyukai daging untuk makan.
Yangyang tidak menggubris ucapannya. Ia sangat iseng memeluk tubuh Kun bahkan sesekali berjongkok menelusupkan kepalanya ke celah paha Kun.
Perut Kun tiba tiba terasa mulas. Ia meletakkan pisaunya lalu melepas pelukan Yangyang. Ia menatap Yangyang yang bingung dengan tingkahnya.
"Mama ke toilet sebentar ya, Yangyang jangan kemana mana, ya minimal masih di rumah ya, ya kalo mama lama sama gege dulu ya? Yangyang janji ya jangan aneh aneh," Kun berpesan sebelum ia akhirnya berlari menuju toilet. Ia tahu Yangyang seperti apa, ia tidak akan membiarkan barang menarik di matanya menganggur begitu saja.
Yangyang menatap Hendery dan Xiaojun yang masih asyik menonton televisi. Ia kemudian menatap pisau yang tadi Kun gunakan mengiris wortel, ada sisa Wortel di samping pisau. Ia berfikir untuk membantu Kun menyelesaikannya.
Potongan pertama, bentuk kurang sempurna karena wortel terasa begitu keras dan wortel hampir jatuh karena potongannya meleset. Dan potongan kedua, ia mencoba memegang wortel seperti yang kun lakukan tadi. Tangan kanannya memegang wortel sedangkan tangan kirinya memegang pisau. Ia tidak tahu jika posisi itu terbalik untuk orang pada umumnya. Ia tidak peduli dan langsung mengarahkan pisau tajam ke wortel itu. Namun sayang, bukan wortel yang teriris justru jari kecilnya tergores pisau tajam tersebut. Jari telunjuknya tidak sengaja terkena pisau hingga berdarah, darah tersebut tidak berhenti keluar membuatnya bingung harus bagaimana. Rasa sakit muncul di jarinya, ia tak tahan lagi membiarkan darahnya terus mengalir keluar bahkan ada yang menetes ke lantai.
Yangyang berjalan cepat ke arah kakak kakaknya dengan tangan kiri yang menggenggam tangan kanannya. Ia menatap luka yang terasa sakit itu dengan mata yang meneteskan air matanya, ia tidak berani untuk menangis dengan keras karena jika Kun tahu pasti Kun akan marah padanya karena tidak menuruti pesannya.
"Hiks.. gege.." Yangyang menunjukkan lukanya pada Hendery dan Xiaojun. Tidak hanya jari, telapak tangannya bahkan ikut terkena darahnya. Luka Yangyang memang cukup panjang.
"ih kok bisa sih?" Tanya Hendery menatap Luka Yangyang. Ia berdiri dan menemukan lantai terdapat tetesan darah dari luka Yangyang.
"Yangyang ikut sama aku ya, Dejun ge sini aja tungguin tivinya, kan tadi suruh jangan kemana mana," ucap Hendery berpesan pada Xiaojun. Ia menggandeng tangan kiri Yangyang membawanya ke kamar mandi yang berada di dalam kamar orang tua Hendery. Ia menarik tangan berdarah Yangyang untuk dicelupkan ke bathub.
![](https://img.wattpad.com/cover/209101295-288-k422915.jpg)