(Renjun 3 tahun)
.
.
.Pagi ini Renjun bangun lebih awal dari kedua orang tuanya. Ia beranjak turun dari kasusnya untuk meminta Winwin membuatkannya susu. Ia hanya memakai pampers dan kaos dalam berwarna biru muda.
Renjun memasang raut senangnya ketika pintu kamar orang tuanya ternyata tidak dikunci. Ia masuk begitu saja dan berjalan dengan langkah pendek pendek karena kaki kecilnya tidak bisa melangkah yang lebih lebar.
Ia naik ke kasur orang tuanya lalu mendapati Yuta dan Winwin tidur berpelukan di balik selimut. Renjun berkali kali menepuk nepuk pundak Yuta yang tak tertutup selimut.
"Yayahh!!" Renjun berteriak kencang sambil berdiri di kasur namun kedua orangtuanya justru tetap tidur.
Sebenarnya mereka sudah bangun ketika Renjun datang, namun mereka hanya ingin mengusili Renjun.
"Yayah cama buna kalo nggak bangun Injun ee dicini loh!" Ancam Renjun sambil berteriak. Yuta dan Winwin terkekeh mendengarnya lalu Yuta membuka mata menatap Renjun.
"iih!!"Yuta tertawa menatap Renjun lalu menariknya dan memeluknya. "Cium ayah sini," Yuta menyentuh pipi kanannya sendiri meminta ciuman dari Renjun.
Cup!
"Udah!"
"Lagi dong sini," kali ini menyentuh pipi kirinya.
Cup!
"Udah!!!"
"Ih gemes banget sih anak ayah hm?" Yuta mendekap Renjun semakin erat dan mengecupi seluruh wajahnya terutama bibir mungilnya.
"Yayah cama buna kok nggak pake bajuuu??" Tanya Renjun menyibak selimut dengan kaki dan menemukan Yuta hanya memakai celana pendek dan Winwin tanpa atasan. Winwin langsung menarik selimutnya kembali.
"BUNAA!!!"Winwin justru kembali tidur ketika Renjun sangat menginginkan susu. Ia sungguh lelah setelah olahraga dengan Yuta tadi malam
"Bunda capek, Injun kalo mau bikin susu sama ayah aja yuk?" Yuta menggendong Renjun dan membawanya ke dapur. Sepanjang jalan Renjun hanya menggerutu sambil menendang nendang tubuh Yuta dengan kaki kecilnya.
"Sakit sayang..." Yuta mengecup pipi Renjun lalu mendudukkan Renjun di kursi. "injun jangan kemana mana ya? Ayah mau bikinin Injun susu, susu coklat mau?" Tanya Yuta membuka lemari.
"Um! Cokat!!"
"Oke tuan putri.."
Sementara Yuta membuatkan susu untuk Renjun. Renjun tak tinggal diam, ia turun dari kursi tanpa menimbulkan suara apapun.
Yuta sendiri tak menyadari kepergian Renjun. Ia masih sibuk menatap air yang sedang ia tuang ke dalam botol bayi sampai ia menoleh karena tidak mendengar suara Renjun.
Ia tidak menemukan Renjun di sekitarnya. Ia menutup botol Renjun dan mengocoknya agar susu dan air tercampur. Ia berjalan menelusuri rumahnya untuk mencari Renjun. Hatinya menghangat melihat Renjun berada di jendela yang ada di samping kanan pintu rumah dan menatap ke luar.
"Injun ko ngga puna temen cih..." gumam Renjun masih menatap ke luar rumah.
"Injun sayang ngapain hm? Injun mau main?" Tanya Yuta menggendong Renjun dan memberikan susu yang sudah ia buat. Ia membuka pintu rumahnya dan membawa Renjun keluar.
Yuta meletakkan Renjun ke lantai sedangkan dirinya meraih keran air dan menyatakannya untuk membasahi tangannya. Ia kemudian mengusap pipi Renjun dengan tangan basahnya karena terdapat kerak liur di pipi Renjun.
"Yayah..."
"Hmm?" Yuta mengusap pelipis Renjun yang berkeringat dengan tisu lalu menatap Renjun.
