Mark 6 tahun
Haechan 4.5 tahun
Jisung 3 tahun
Renjun 4.5 tahun
Jeno 6 tahun
Jaemin 3.5 tahun
Chenle 3.5 tahun
Hendery 6 tahun
Xiaojun 6 tahun
Yangyang 4.5 tahun.
.
.Sesuatu yang selalu Mark tunggu adalah bersekolah, meskipun tidak tentu apa yang ia lakukan di sekolah namun ia ingin pergi ke sekolah untuk bertemu dengan teman temannya. Terlebih lagi ia berangkat dengan Johnny.
"Daddy!" Mark menatap Johnny yang sedang fokus menyetir.
"Hm?"
"Can we get ice cream?"
"Kapan?"
"Sekarang, aku mau eskrim dadd,"
"No, Mark... daddy nggak mau mommymu marah karena daddy kasih kamu es krim pagi pagi,"
Mark cemberut di tempat duduknya, tidak lagi menatap Johnny yang tidak mau membelikannya es krim.
"Ayo turun, udah sampai sekolahmu," Johnny turun dari mobil dan membuka pintu untuk Mark.
Mark menatapnya datar ketika Johnny mulai menggendongnya masuk ke sekolah.
"Do you angry with me hm?"
"Turun," ucap Mark kesal.
"Hm, oke, have fun baby!" Johnny menatap Mark yang berjalan ke dalam sekolah tanpa menatapnya.
"DONT CALL ME BABY DAD!"
//
Lain Mark lain pula Hendery dan Xiaojun. Mark dengan tenang bangun dari tidur, sarapan, mandi lalu berangkat ke sekolah dengan Johnny yang mengantarnya. Sedangkan Hendery perlu menangis sebelum berangkat. Tentu saja karena bertengkar dengan sang kakak saat mandi.
"Udahan ah nangisnya, udah sd masa gini terus? Tuh Yangyang aja nggak nangis," Lucas menggendong Hendery ke luar rumah sambil menunggu Xiaojun yang belum selesai memakai seragam sekolah.
"Gege nakal,"
"Iya gege nakal, udah ah nangisnya, jelek, malu tuh diliatin Yangyang,"
Benar saja kata Lucas. Yangyang terus menatapnya polos, memperhatikan Hendery yang terus menangis.
"Baba ayo!" Xiaojun muncul di pintu. Ia menatap sebal Hendery yang berada di gendongan Lucas. "Dery cengeng!"
"Baba!!! Gege nakal!" Hendery kembali menangis dan berteriak di gendongan Lucas.
Lucas mengusap wajahnya sendiri, ia menurunkan Hendery. Senang rasanya melihat Yangyang begitu tenang ketika pagi tidak seperti anak anaknya yang selalu bertengkar.
"Yangyang, papa Taeil mana?" Tanya Lucas berjongkok menatap Yangyang.
Yangyang menggaruk kepalanya lalu menunjuk Taeil yang sudah rapi dengan jas kerjanya.
"Papa ayo!" Teriak Yangyang semangat, ia mengulurkan kedua tangannya meminta digendong.
"Iya iya, semangat banget hm?" Taeil mencubit hidung Yangyang gemas dan membawanya ke mobil. "Duluan cas,"
"Iya bang,"
Lucas sekarang menatap Hendery dan Xiaojun yang saling membuang muka. Ia meraih tangan kanan Hendery dan Xiaojun.
"Udah dong, masa berantem terus? Dejun sama Dery kan kembar, ga boleh berantem, harus kompak dong,"
Tadinya Lucas ingin membandingkan dengan si kembar anak Jaedo. Namun ia mengurungkan niat, daripada anak anaknya malah menyerangnya? Malah semakin rumit sekaligus ribut.