6. Tentang Johnten & Taeten

6.3K 584 51
                                    

Hening yang Ten rasakan ketika ia duduk di depan rumahnya, rumah yang dua tahun ini ia tinggali bertiga bersama suami(Johnny) dan anaknya. Namun sepertinya tidak untuk nanti. Ia akan menjadi single parent bagi Mark.

Bukan tanpa alasan Ten berpisah dengan Johnny, ayah kandung Mark. Sejak awal ia bisa bersama Johnny karena orang tua mereka menjodohkannya. Orang bilang cinta muncul karena terbiasa, namun dua tahun ia menikahi Johnny sama sekali tidak muncul rasa cinta. Ia masih mencintai kekasihnya, Taeyong yang sudah bersamanya sejak enam tahun silam.

Ten tidak bisa berkata apa apa dahulu ketika orang tuanya menjodohkannya dengan Johnny. Ia tidak bisa menolak, ia tidak mau mengecewakan orang tuanya.

Ia tahu Johnny baik, pengertian dan mencintainya. Namun ia tidak akan pernah bisa membalas semua yang Johnny berikan kepadanya. Ia benar benar tidak mencintai Johnny.

Ia tetap bersama Johnny karena orang tuanya. Ia memberikan semua yang Johnny mau termasuk keperawanannya, kecuali hatinya. Ia masih bertahan bersama Johnny dua tahun ini karena mereka memiliki Mark. Namun tidak untuk kali ini, Ten benar benar lelah dengan semuanya, hidupnya tentram dan damai namun ia tidak bahagia, tidak bahagia karena ia hidup bersama orang yang tidak ia cintai dan ia masih menganggap Johnny seperti orang asing.

Ia menggenggam surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa ia resmi berpisah dengan Johnny. Senang? Tentu saja, namun ia masih memiliki hati, dan kacau bagaimana mengingat Mark nanti yang bingung karena Johnny tak lagi bersamanya.

"Ten,"

Ten menoleh, menatap Johnny yang muncul dari pintu sambil menggendong Mark yang menangis.

"Eh? Why?" Ten mengambil alih Mark dari Johnny. Ah jagoan kecilnya pasti sedang lapar.

Ten membawa Mark masuk, ia hanya akan menyusui Mark sebentar di ruang tamu. Sementara barang barangnya sudah dibawa ke rumah barunya.

"Ten," Johnny membuka suaranya ketika Ten sedang menyusui Mark di sofa. Mark tampak tenang di pangkuan Ten.

"Hm?" Ten menatap Johnny balik. Ada raut sedih dan kecewa di wajah Johnny, ia menjadi tidak tega.

Johnny tentu kecewa dengan keputusan Ten. Ia sangat mencintai Ten. Begitu pula ia mengira Ten merasakan hal yang sama sepertinya. Namun nyatanya 2 tahun ini tak berarti apa apa untuk Ten. Ten sama sekali tidak membuka hati untuknya.

"Im sorry, if you are not happy for two years," Johnny berkata lirih.

"No, im happy with you, justru aku mau minta maaf, aku buat hyung kecewa, aku bohong 2 tahun ini, im sorry," jawab Ten. Ia merasa jahat disini sebab telah meninggalkan Johnny karena egonya sendiri. Ia egois memang, ia ingin bahagia dengan orang yang ia cintai sedangkan Johnny kini tersenyum miris ketika mengetahui cintanya 2 tahun ini tak terbalaskan dan justru berujung cerai.

"No problem, selama ini buat kamu seneng, aku gapapa kok," Johnny tersenyum setelah mengatakan hal ini. Ia mengelus rambut Mark yang masih menyusu pada Ten.

"Abis Mark tidur, aku langsung pergi ya?"

"Aku anterin ya?"

"Nggak usah, aku bisa sendiri kok,"

Johnny diam saja, sedih sebenarnya. Namun mau bagaimana lagi? Ia tidak mungkin menolak permintaan Ten. Hh, sudah cerai saja masih bucin.

Johnny menatap kepergian Ten beberapa menit setelahnya. Ten tampak mengambil tas kecil berisi ponsel dan dompetnya di kamar.

"Aku pergi dulu hyung," Ten menyalami tangan Johnny sebelum ia menggendong Mark yang ia letakkan di sofa.

"Um Ten, may i hug you?"

OUR CHILDREN - NCT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang