Ini sudah memasuki bulan Mei yang mana bulan ini masih bekerja sama dengan musim semi di Paris. Musim semi masih betah berlama-lama di sini yang katanya adalah kota paling romantis di seluruh dunia.
Pagi ini suhu mencapai 11°C. Suhu di Paris nyatanya membuat Dara bingung setengah mati pakaian apa yang harus ia kenakan.
Dara duduk di tepian ranjang dengan bathrobe yang masih betah melekat pada permukaan kulitnya. Sembari terus mengusap layar ponsel yang ia genggam pada jemari lentik tangan kanannya, membuat ia menoleh pada sang suami yang tengah mengeringkan rambut di dekat meja rias lalu memulai konversasi saat suara dari pengering rambut itu berhenti.
"Tae, dari informasi yang ku baca suhu di Paris bisa mencapai 28°C itu berarti sama seperti cuaca di musim panas. Tapi pagi ini ku rasa cukup dingin."
Taehyung yang semula memasang kancing terakhir pada kemeja maroon bermotif garis sesaat sebelum merapikan kerah bajunya mulai menoleh pada Dara yang tengah bingung di tepi ranjang. Ikut memulai konversasi pertama dengan alfabet pagi itu. "Lalu? Kau ingin berdiam diri di sini?" Air muka Taehyung yang datar dan dingin di pagi hari membuat Dara semakin terbiasa dengan tatapan menyebalkan suaminya itu.
"Bukan begitu. Aku bingung pakaian apa yang harus kukenakan." Dara mengalihkan kedua netranya, tak ingin menatap Taehyung karena moodnya akan buruk di pagi hari yang mana perut kosongnya saja belum terisi malah sudah dapat tatapan dingin seperti itu.
Taehyung agaknya paham apa yang membuat Dara masih betah dengan bathrobe nya meski sang istri sudah lebih dulu mandi pagi itu. "Kenakan pakaian musim panas dan jaket musim semi tidak terlalu tebal dan jangan terlalu tipis. Karena cuaca dan suhu di sini susah diprediksi."
Meski air muka Taehyung sedatar marmer, Dara mengikuti dengan patuh saran suaminya itu. Ia buru-buru menghampiri lemari coklat yang ada di sudut ruangan tempat di mana Taehyung juga meletakkan pakaiannya di sana, hingga beberapa detik kemudian Taehyung bersuara. "Dara-ya. Kita jalan terpisah saja. Kau ingin jalan-jalan bukan? Aku akan mengenalkanmu pada teman lamaku, dia akan membawamu pergi kemanapun yang kau mau."
Dara menghela nafas samar, membuat Taehyung menatapnya bingung karena ekspresi Dara yang tak terbaca. Kemudian dibalas anggukan oleh Dara yang masih memilih pakaiannya.
Lelaki yang semula memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana kini bergerak keluar kamar setelah mengatakan pada sang istri bahwa ia menunggu di luar untuk sarapan bersama. Meski mereka sudah menikah, sepasang suami istri itu menghargai privasi masing-masing termasuk ketika hendak mengenakan baju di ruangan yang sama. Maka Taehyung melangkahkan tungkainya keluar kamar saat Dara akan bersiap.
"Ini Oh Namjoon. Dia akan menjadi Tour Guide mu selama di Paris."
"Bonjour." Sapa lelaki dengan lesung pipit itu sembari mengangkat tangannya ke udara menyapa Dara dengan ramah seraya menunduk sebagai sapaan alami orang Korea.
Mereka bertiga kini tengah duduk di restoran yang ada di hotel pagi itu dengan pemandangan Menara Eiffel yang sangat menakjubkan di sana. Membuat kedua manik Dara tak berkedip menikmati indahnya salah satu ikonik paling menarik dari kota romantis tersebut, setelah menyelesaikan sarapan dengan baik mengisi perut kosong sebelum melangkah keluar lebih jauh.
"Ayah mengalami kesulitan terkait pekerjaan di sana. Aku akan membantunya dari sini. Jadi aku tetap di hotel. Dan akan berjalan-jalan sendiri nanti. Ikuti apapun yang dikatakan Namjoon Hyung. Pastikan kau tidak tersesat, karena itu akan sangat merepotkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
L'Arbre ✔️
Fanfiction[COMPLETED] Aku pikir hujan selalu bersama kita. Seperti pertemuanku denganmu untuk pertama kali dimana kurasa dunia tidak memihakku, hari itu kau datang dengan payung transparan lalu melindungi tubuhku yang sudah terlanjur basah. Dan kini setelah...