Sudah dua hari Taehyung enggan kembali ke rumah. Ketika diminta untuk kembali, ia hanya mengabaikan istrinya. Bahkan Dara sampai meminta Hoseok untuk membujuk Taehyung agar ia tidak mengabaikan istrinya.
Dara merasa Taehyung terlalu berlebihan dan kekanak-kanakan. Taehyung bahkan lebih buruk dari itu. Ia hanya salah paham terhadap Dara dan juga Jungkook.
Dara kesulitan untuk membela diri sebab ia tahu, sulit untuk menjelaskan kesalahpahaman ini terlebih Taehyung mengabaikannya.
Kalimat terakhir Taehyung sebelum memutuskan panggilan telepon kemarin juga benar-benar membuat Dara tak bisa membela diri. Bukan karena ia benar-benar melakukannya hanya saja Dara merasa ada banyak hal yang harus ia katakan namun satu dari semua hal itu tak pernah bisa ia sampaikan. Apa lagi mengenai kehamilannya.
Tidak. Dara tidak akan mengatakannya pada Taehyung.
"Hoseok-ssi, aku minta tolong padamu dengan sangat. Berikan telepon ini ada suamiku." Dara tidak tenang selama dua hari ini. Ia tidak keluar dari rumah besar itu hanya untuk menunggu Taehyung kembali.
Ia juga seperti biasanya, pucat, lemas dan kantung matanya semakin menghitam. Dara kesulitan untuk mengontrol dirinya.
Kemarin ia bertemu Hyunseo. Saat Hyunseo sedang menelpon di pekarangan rumah, Dara merampas ponsel milik sopir pribadinya itu lalu membuka galeri ponsel pria tersebut dan menemukan foto dirinya bersama Jungkook yang memang diambil untuk memancing amarah Taehyung.
"Kau melakukan ini?" Tanya Dara dingin.
"I-itu Nyonya. S-saya hanya mengerjakan apa yang diperintahkan." Hyunseo tergagap juga merasa bersalah.
"Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?"
Hyunseo hanya tertunduk merasa bersalah.
"Suamiku salah paham tentang ini. Hyunseo-ssi aku tahu kau orang kepercayaan suamiku. Tapi, tapi... Ah sudahlah. Tidak ada gunanya seperti ini." Raut wajah Dara tampak frustasi.
"Nyonya maafkan saya."
"Apa yang akan kau lakukan sebagai permintaan maaf?"
"Y-ya?"
"Jika kau ingin ku maafkan, lakukanlah sesuai dengan apa yang ku suruh. Kau akan kecewa jika berada di pihak suamiku. Maka pilihlah." Setelah memberi ultimatum kepada Hyunseo, Dara pun menghapus foto-foto tersebut.
"N-nyonya.." Hyunseo ragu.
"Kau diminta memata-mataiku tapi lihat caramu sangat buruk Hyunseo-ssi. Bisakah kau bermain sedikit lebih halus? Taehyung benci orang-orang yang tidak tahu cara bermain bersih. Jangan sampai dia mencampakkanmu." Ucapan Dara sangat yakin.
Kemudian Dara pergi meninggalkan Hyunseo. Sopir pribadinya itu hanya diam mematung, tidak tahu harus berkata apa lagi. Ia juga memahami kesalahannya. Disatu sisi ia juga bingung bagaimana Dara bisa tahu bahwa Hyunseo lah yang melaporkan hal tersebut.
Dara duduk menghempaskan tubuhnya di bibir ranjang sembari tertunduk dengan kedua tangan meremas rambut panjangnya. Ia menghela nafas kasar, mengapa orang-orang tidak berpihak padanya kecuali Seokjin.
Ia meraih ponselnya yang berada di atas nakas kemudian membuka kotak pesan dan melihat kembali foto yang memancing amarah Taehyung hingga suaminya itu salah paham. Setelah Taehyung memutuskan panggilan teleponnya saat itu, ia mengirim foto tersebut pada Dara.
Menurutnya siapa lagi yang harus disalahkan selain Hyunseo yang memata-matainya.
"Maaf Nyonya, Presdir akan mengadakan rapat bersama klien dari Jepang. Anda bisa menghubunginya kembali nanti." Lalu Hoseok memutuskan panggilan telepon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
L'Arbre ✔️
Fanfic[COMPLETED] Aku pikir hujan selalu bersama kita. Seperti pertemuanku denganmu untuk pertama kali dimana kurasa dunia tidak memihakku, hari itu kau datang dengan payung transparan lalu melindungi tubuhku yang sudah terlanjur basah. Dan kini setelah...