Chapter 21

1.6K 230 48
                                    

Maaf karena telah hadir dan menyakitimu istriku. -Ahn Taehyung-

Mata teduh itu menatap jauh ke seluruh penjuru kota dari balik dinding kaca transparan, sembari menyesap hangatnya coffee latte di sore hari menjelang berakhirnya jam kerja hari itu.

Asap putih dari secangkir kopi panas itu mengepul untuk menyatu bersama udara yang mulai dingin di luar sana. Sebab Korea Selatan mulai memasuki musim dingin.

Terkadang Taehyung ingin memiliki banyak waktu untuk kembali memikirkan siapa wanita yang benar-benar ia cintai. Tapi tetap saja ia tidak bisa menemukan jawabannya, meski diberi waktu bahkan seumur hidup.

Dalam kotak ingatannya bersama Hayoung ada banyak hal yang mereka lewati, hingga wanita itu memberi Taehyung kehangatan baru yaitu seorang putri kecil yang cantik. Meski di beberapa waktu yang krusial ia tak benar-benar merasakannya. Mungkin perasaan itu muncul sebab malaikat kecil tersebut ada karena kecelakaan yang terjadi 3 tahun lalu. Hayoung hamil karena dirinya.

Dari semua kisah panjang itu, hatinya kini juga terpaut pada pesona Choi Dara, istrinya yang begitu polos juga begitu sabar dan tulus dalam menghadapinya.

Bagaimana mungkin Taehyung mencintai dua wanita sekaligus. Tapi itulah faktanya.

Memikirkan bagaimana hancurnya perasaan dua orang sekaligus. Tidak, Taehyung tak hanya akan menghancurkan perasaan wanita yang ia cintai tapi lebih dari itu. Ia akan menghancurkan harga diri juga perasaan keluarga besarnya jika ia ketahuan melakukan hal rendahan seperti yang sedang ia jalani saat sekarang ini. Entah apa jadinya jika semuanya terbongkar.

"Ah!"

"Presdir!" Hoseok masuk dengan beberapa ketukan pintu sebelumnya. Ia menghampiri Taehyung yang hampir kehilangan keseimbangan setelah sakit kepala tiba-tiba menyerang.

Akibatnya coffee latte itu sedikit mengenai pakaian kerjanya. "Aku baik-baik saja." Ucap Taehyung dengan suara penuh keyakinan agar Hoseok tidak perlu khawatir padanya.

Lalu Hoseok membawa Taehyung untuk duduk sejenak kemudian memberi Taehyung obat pereda rasa sakit yang ia ambil dari laci kecil yang ada di belakang meja kerja Taehyung. "Untuk sementara redakan sakit kepala Anda dengan ini Presdir."

Taehyung tidak menolak, sebab ia memang membutuhkan obat itu. Ia terlalu cemas dan stres belakangan ini. "Terima kasih." Tangan kanannya memberi kopi itu pada Hoseok dengan instruksi untuk dibuang saja.

"Apa perlu Saya panggilkan Dokter Kang, Presdir?"

"Tidak perlu, aku hanya kurang istirahat. Terima kasih." Tolak Taehyung.

Tak lama setelah ia meminum obatnya, ponsel yang ada di atas meja pun berbunyi. Lalu disambut Hoseok sang sekretaris yang langsung pamit keluar ruangan.

Hoseok tidak jadi menyampaikan pesan dari Hayoung untuk Taehyung, sebab Taehyung baru saja menerima panggilan telepon tersebut.

"Kau benar-benar Ahn. Kenapa lama sekali?!" Hayoung kesal.

"Ada apa Young-ah?" Meski samar, helaan nafas Taehyung terdengar sampai ke telinga Hayoung seperti hembusan angin sore di tepi laut.

"Kau kesal?!" Intonasi dari pertanyaan tersebut menunjukkan ketidaksukaan Hayoung atas respon Taehyung setelah menerima panggilan telepon darinya.

"Tolong jangan seperti ini Hayoung, aku sedang tidak enak badan."

"Kenapa kau tidak datang pada kami? Ini bahkan sudah dua belas hari sejak kau meninggalkan apartemen."

"Maaf, kau tahu bukan kita tidak mungkin untuk sering bertemu." Taehyung memberi pengertian.

"Apa Yoobi tidak bisa dijadikan alasan Tae? Dia anakmu. Yoobi ingin melihat Ayahnya, kau bahkan tidak menerima panggilan video dariku. Apa itu sulit?"

L'Arbre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang