Chapter 09

1.9K 225 28
                                    

Aroma petrichor dari jalanan yang basah akibat hujan yang tak diduga sebelumnya, membasahi kedua pasang suami istri yang hendak keluar dari gang sempit tersebut menuju mobil yang terparkir di pinggir jalan sekitar lingkungan rumah bibi Ryu. 

Meski sedikit bersembunyi di balik tubuh Taehyung hal tersebut tak menampik bahwa tubuh Dara juga basah kuyup meski bersembunyi pada jas yang Taehyung rentangkan untuk melindungi tubuh istrinya. 

Sepasang suami istri itu masuk ke dalam mobil. Sedikit merasa dingin sebab udara musim dingin masih betah berlama-lama di musim semi meski tak sedingin beberapa bulan lalu, membuat si pemilik senyum kotak langsung memberikan selimut yang selalu ia bawa di dalam mobilnya. 

"Pakai ini. Hangatkan tubuhmu. Atau kau ingin berganti pakaian saja?" Ia memberikan selimut berwarna coklat tersebut pada Dara, meski tak setebal yang mereka miliki di rumah. Namun selimut itu cukup bisa menghangatkan hingga nanti mereka sampai di rumah orang tua Dara, yang membutuhkan waktu sedikitnya 15 menit untuk sampai ke sana. 

Setelah memberikan selimut itu tangan Taehyung terulur untuk menyalakan sistem pemanas yang ada di dalam mobilnya. 

"I-iya. Tidak, bukan. Maksudku, aku pakai selimut ini saja." Dara menjawab dengan sedikit gugup. Sebab jantungnya masih berdebar seperti akan mencelos keluar ketika ucapan Taehyung mengalun indah membuat semburat merah pada kedua pipinya. 

Taehyung dengan rambutnya yang sedikit basah tampak begitu menggemaskan bagi Dara. Sedikit demi sedikit Dara melirik ke arah sang suami dari sudut matanya. Di tambah pikirannya yang masih melalang buana tatkala Taehyung mengatakan sesuatu yang ambigu padanya. Tidak ingin kehilanganku? Ah yang benar saja. Batin Dara 

___

Sepasang suami istri itu langsung disambut oleh kedua orang tua juga adik perempuan Dara. Sang ibu lantas menyuruh mereka untuk berganti pakaian khawatir menantu juga putri sulungnya itu terserang flu akibat kehujanan. 

"Kalian dari mana sampai basah kuyup begini? Cepat berganti pakaian." Sang ibunda tampak keheranan melihat sepasang suami istri itu malah kehujanan padahal mereka berada di dalam mobil. 

Jangan lupakan bahwa Taehyung itu anak yang sopan dan punya tata krama yang baik. Ia memberi salam hangat meski tubuhnya terasa dingin. Begitulah kira-kira. 

Sebagai putra tunggal dengan nilai kekayaan yang melimpah ruah. Ia tidak diajarkan untuk bersikap semena-mena oleh sang kakek. Taehyung cucu yang baik. Dia melewati banyak ujian sebelum akhirnya surat pengalihan hak atas saham Vynix Group benar-benar beralih padanya. 

Tak hanya ujian sebagai pebisnis juga pemimpin, ujian seperti sopan santun, menghormati orang-orang yang lebih tua, menghargai rekan bisnis baik muda maupun tua, ujian seperti itulah yang harus ia lewati. 

Tak peduli seberapa banyak aset yang mereka miliki. Kakeknya selalu mengajarkan bahwa tidak ada perbedaan yang berarti antara si kaya dan si miskin. Kedua status itu sama saja di mata sang kakek. Itulah sebabnya banyak orang yang senang bekerja sama dengan Vynix Group sehingga perusahaan itu dikenal sampai ke pasar internasional. 

Sehingga hal-hal semacam itu yang sangat jarang diperhatikan oleh para konglomerat membuahkan sesuatu yang besar pada perusahaan tersebut. Taehyung mendapatkan semuanya. Apa pun itu, semua yang ia rencanakan selalu berjalan mulus. Hingga ia tak menyadari bahwa sebuah kebohongan tak selamanya akan tersimpan rapi, bau busuknya pasti akan tercium juga. 

Kelak ia tak lagi mengenal dirinya sendiri. Tak lagi mengerti bahwa sesuatu yang sudah ia buat dengan cara yang buruk tentu juga akan berdampak demikian pada hati murni yang akan ia selami. 

L'Arbre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang