Chapter 12

2.1K 218 55
                                    

Keduanya terjaga pada pukul sepuluh kurang lima belas menit waktu Korea. Tak begitu awal juga tak begitu siang untuk bangun di akhir pekan.

Dara masih merasakan perih akibat pergulatan ranjang yang terjadi beberapa jam yang lalu sebelum mereka benar-benar terkulai lemas tenggelam bersama gelapnya malam.

Tidak hanya sekali, untuk pertama kalinya bagi Dara, Taehyung memohon dengan suara berat kemudian melakukannya sekali lagi.

Ia tidak bisa menolak jika Taehyung sudah memohon. Sebab inilah yang selalu Dara inginkan, mereka harus segera memberi kabar baik itu pada kedua orang tua Taehyung juga Dara.

"Selamat pagi."

Ucapan selamat pagi itu seketika membangunkan Taehyung yang semula masih berusaha mengumpulkan nyawa. Ternyata melakukan hubungan seksual bersama Dara bisa begitu nikmat juga melelahkan, sebab candu baru memang selalu menggoda.

"Selamat pagi, Sayang." Taehyung meletakkan telapak tangannya yang lebar juga hangat itu pada permukaan pipi Dara. Lalu membawanya masuk ke dalam pelukan hangat di pagi hari.

Dara bersemu di dalam sana. Untuk pertama kalinya Taehyung memanggil istrinya dengan sebutan sayang. Ia tak lagi dapat membendung perasaan bahagianya. Taehyung miliknya.

"Um.. kita akan terus bergulung di dalam selimut seperti ini?"

"Ini akhir pekan Sayang." Taehyung mengeratkan pelukannya tak ingin bangkit dari tempat tidur. Ia masih suka seperti ini. Saling mentransfer kehangatan tubuh masing-masing tanpa sehelai benang yang menjadi penghalang keduanya untuk saling bersentuhan satu sama lain.

Ketika pelukan itu dirasa semakin erat Dara sedikit merasa ketakutan sebab pertarungan ranjang yang terjadi tadi malam benar-benar membuatnya tidak bisa berjalan hanya untuk sekedar turun dari ranjang. Ia takut Taehyung akan memintanya kembali melakukan hal tersebut seperti beberapa jam yang lalu.

"Kau gugup?" Suara berat Taehyung memecahkan ketakutan Dara. "Jantungmu berdetak lebih cepat dari biasanya. Kenapa? Kau ingin aku mengunjungimu lagi?"

Dara pun lekas menjawab, mencebik sebal karena Taehyung kembali menggodanya. "T-tidak! Hanya... Hanya ingin buang air kecil."

"Sungguh?" Taehyung mengulur pelukan mereka spontan. "Harusnya bilang dari tadi. Pergilah."

Namun Dara tidak bergerak sama sekali, ia masih di sana mengulum bibirnya menatap Taehyung ragu, membuat kedua alis Taehyung terangkat bingung. "Kenapa?"

"A-aku tidak bisa jalan." Kedua mata Dara turun ke bawah menginstruksi sang suami agar ia paham apa yang dimaksudkan oleh Dara.

"Masih sakit ya?"

Dara cepat menjawab pertanyaan tersebut dengan tiga kali anggukan.

"Aku gendong ya." Taehyung pun bersiap untuk lebih dulu bangkit dari ranjang empuknya. Namun sejurus kemudian Dara menahan tubuh suaminya sambil menggeleng cepat. "Kenapa Sayang?" Setelah kembali bertanya, Taehyung lantas memposisikan tubuhnya berbaring di atas ranjang seperti semula. Sembari jari panjangnya menyelipkan sedikit rambut Dara yang terurai untuk diletakkan di balik daun telinga.

"Bajuku, ke mana kau membuangnya?" Kedua manik Dara tampak seperti kelinci, membuat Taehyung gemas setengah mati. Bisa-bisanya ia mendapatkan istri yang begitu lugu seperti ini. Taehyung paham bahwa istrinya belum terbiasa, meski mereka sudah melakukannya Dara masih malu-malu hanya untuk sekedar berlari cepat tanpa busana di hadapannya.

L'Arbre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang