Chapter 32

1.5K 243 67
                                    

Hai, apa kabar? Semoga temen-temen selalu sehat ya disana.
Sebelum baca mohon ingat aturannya.

"Sayangi aku dan karyaku."

Vote dulu sebelum baca ya sayang. L'Arbre udah mendekati konflik inti. Kemungkinan bakal selesai dalam beberapa waktu lagi. Jadi please buat vote dan komen. Cuma kalian yang bisa bantu L'Arbre agar bisa dibaca dan dinikmati banyak orang. 💜 Terimakasih.

Selamat membaca!

_________


[Dara-ya, selamat ulang tahun.]

Tidak banyak kata yang Seokjin ketik melalui pesan singkat yang tertuju langsung pada Dara hari itu. Ia adalah pria dewasa yang tidak gegabah dalam melakukan apapun. Seokjin tidak berniat menelpon ataupun mengajak Dara bertemu empat mata hanya untuk mengucapkan selamat atas hari kelahirannya.

Toh selama bertahun-tahun, Seokjin hanya diam dan hanya mengucapkan kalimat itu di depan lukisan Dara yang ia lukis kurang lebih enam tahun yang lalu.

Tidak ada keberanian untuk menghubungi Dara karena perasaan bersalahnya saat ia meninggalkan Dara tanpa mengucapkan sepatah katapun.

[Terima kasih.]

Seokjin meraih ponsel yang berada di atas meja tepat di samping laptop kerjanya. Ia menarik kedua sudut bibir agar terangkat ke atas ketika menerima pesan singkat itu dari Dara.

Kini ia memiliki keberanian untuk mengucapkan kalimat tersebut karena sudah tidak ada lagi perasaan yang mengganjal sejak hari itu, hari dimana mereka bertemu.

Mungkin jika Dara belum menikah, Seokjin bisa saja menyiapkan segala sesuatu yang berkesan juga membahagiakan untuk Dara di hari ulang tahunnya.

Namun kini, hal tersebut mustahil untuk dilakukan, Seokjin tidak ingin kemungkinan buruk terjadi ketika Taehyung mendengar Dara menerima telepon dari pria asing lalu menimbulkan kesalahpahaman.

[Kau bisa menghapus pesan ini. Membayangkan suamimu membacanya kemudian salah paham membuatku gelisah.]

[Baiklah, akan kuhapus.]

Setelah balasan pesan singkat itu Seokjin baca. Atensinya pun kembali kepada laptop kerja miliknya.

___

"Aku lihat Kak Dara di televisi." Ucap Dain adik perempuan Dara antusias.

"Benarkah?" Dara mengulas senyum sembari menyeka bibir setelah menyelesaikan makan malamnya hari itu.

Dara dan Taehyung pergi ke Daegu dua hari setelah hari ulang tahun Dara.

Sebenarnya Taehyung lebih ingin orang tua Dara beserta Dain datang ke Seoul. Taehyung bisa menjemput mereka dengan menyuruh Hyunseo. Namun, ibu Dara lebih nyaman jika mereka menghabiskan waktu makan malam bersama di rumah mereka di Daegu.

"Um," Dain mengangguk kilat, "Kak Dara tampak cantik di foto itu. Aku sampai pangling."

Mereka semua tertawa mendengar ucapan Dain dengan wajah polos tak percaya jika sang kakak muncul di televisi.

Setelah itu ayah Dara buka suara tentang hal yang sebenarnya tidak ingin Dara dengar maupun Dara jawab.

Soal kehamilannya.

"Dara, Taehyung, Ayah dan Ibu tidak mendesak kalian untuk segera memberi kami cucu. Aku yakin kalian akan memenuhi permintaan kami. Dan sebagai seorang ayah aku juga tidak ingin membuat putriku tertekan."

L'Arbre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang