Chapter 23

1.6K 224 58
                                    

Hembusan angin musim dingin menerpa permukaan wajah Dara yang basah sebab air matanya meluncur dengan nyaman tanpa permisi. Kini ia berdiri di pekarangan rumah keluarga Ahn cukup jauh dari ruang yang menghubungkan rumah tersebut. Di tempat ini tidak ada Taehyung sebab ia benar-benar harus pergi saat Hayoung begitu bahagia tertawa menceritakan bagaimana ia dan Taehyung dulu saat sekolah. Sungguh Dara merasa sangat cemburu namun ia tidak bisa berbuat apa-apa karena semua hal yang ia lihat hingga saat ini sulit ia percaya.

"Kak Seokjin, tentang perkataanku tempo lalu. Aku pikir sekarang aku butuh bantuanmu."

Dara memutuskan sambungan teleponnya setelah Taehyung memanggil namanya dari kejauhan. Dara pun membalikkan tubuhnya setelah menghapus sisa air mata yang hendak mengering. Ia tersenyum. Namun hatinya? Di dalam sana terasa sangat sakit sekali, melihat bagaimana Taehyung kini berlari ke arahnya, memanggil namanya dan memeluknya erat. "Kenapa di luar? Bukankah sangat dingin disini?" Taehyung memeluknya penuh afeksi.

Sementara itu Hayoung memanjangkan leher berusaha mengintip dari balik jendela yang tirainya terayun kesana kemari sebab tertiup angin membuat rahangnya mengeras karena Dara mendapat pelukan hangat dari Taehyung. Dan sungguh pemandangan itu tidak mengenakan sekali, sangat mengganggu penglihatannya.

"Bagaimana aku harus mengatakan ini?" Dara berujar dari dalam dekapan Taehyung.

"Tentang apa?"

"Aku mencintaimu, sangat. Tapi rasanya kata-kata ini tak cukup untuk membuatmu yakin bahwa aku sangat mencintaimu." Dara mengeratkan pelukannya. Matanya cukup panas di tengah udara dingin yang menerpa permukaan wajahnya.

Jika Dara melihat bagaimana Taehyung saat ini. Ia juga merasakan hal yang sama, matanya memanas ada air asin yang hendak tumpah namun masih tertampung dengan baik oleh kantung matanya. Aku mencintaimu, sangat. Entah kenapa kalimat itu bukan menenangkan malah membuat hatinya berlubang. Sakit sekali.

Dua orang yang saling mencintai namun terlihat saling menyakiti. Taehyung menyakiti Dara dengan menyimpan wanita lain, dan Dara menyakiti Taehyung karena sangat mencintai suaminya. Mengapa hal tersebut terasa sangat sakit bagi Taehyung sebab ia tak mampu mencintai Dara sebaik sang istri mencintai dirinya.

Hari ini Hayoung sukses membuka satu pintu untuk ia menghirup udara bebas. Taehyung pikir Hayoung sudah memutuskan untuk berperang. "Apa ini karena Hayoung?" Ternyata suaminya paham apa yang Dara rasakan, pasti Dara cemburu, begitu pikirnya.

"Apa aku perlu meminta izin untuk mengatakannya?" Dara mengurai pelukan mereka namun kedua tangannya masih berada di perpotongan pinggang Taehyung. Iris matanya menikam kedua manik mata Taehyung dengan begitu sedih.

Taehyung menggeleng, kedua tangannya kini menangkup kedua pipi Dara dengan sisa air matanya yang sudah mengering hingga meninggalkan jejak di permukaan pipinya yang membulat. "Katakan saja."

Detik itu juga Dara bungkam dengan air mata yang kembali menetes, ia memeluk Taehyung erat ingin terisak namun ia menahannya mengganti isak tangis itu dengan meremas mantel suaminya. "Jangan terlalu dekat dengan wanita itu. Rasanya aneh sekali seperti melihatmu berselingkuh."

Dan, Taehyung stagnan. Matanya membulat sempurna, mendadak lemas dengan apa yang baru saja Dara katakan. Ia meneguk salivanya berkali-kali sebab tenggorokannya terasa kering. Hingga beberapa detik berlalu ia pun berujar begitu tenang, "Apa yang kau pikirkan? Itu tidak mungkin."

"Aku hanya merasa aneh, mungkin karena kalian begitu dekat. Bahkan kau mengenalnya lebih dulu dari pada aku. Maaf jika aku berlebihan." Balas Dara.

"Tidak, itu wajar. Aku mengerti, maafkan aku."

Tak lama setelah itu mereka pun masuk ke dalam rumah tersebut, tak lupa Dara bergandengan tangan dengan suaminya begitu manja dan mesra. Hingga wanita yang kini tengah menikmati teh hangat mulai mendidih tak suka melihat Dara sepertinya sengaja melakukan hal tersebut di depannya.

L'Arbre ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang