○ 1

913K 40.2K 6.2K
                                    

TIM BACA ULANG 👉

TIM BARU BACA 👉

***

"Cepetan kak, nanti aku telat!"

"Bodoamat, sono berangkat sendiri!"

"Bun, Kak Ara lama!!"

Seorang wanita paruh baya datang dari arah dapur. Ia berjalan menghampiri anak-anaknya yang duduk dikursi meja makan.

"Kenapa lagi?"

"Kak Ara lama bun, aku ada ulangan pagi." adu seorang gadis berambut pendek.

"Ara cepetan, kasihan adiknya, nak."

"Ya Allah bun, aku baru sarapan 3 sendok. Kalo dia keburu, berangkat sendiri aja!"

"Bunda bawain bekal aja ya?"

Ara meletakkan sendoknya dengan keras. Sarapannya masih tersisa banyak, tapi dia sudah tidak berselera melanjutkannya lagi. Ia segera mencium tangan bundanya, dan berlalu begitu saja.

Ara mengendarai motornya dengan mengebut, membuat gadis berponi yang ada dibelakangnya mencengkram pinggangnya keras.

"KAKAK JANGAN NGEBUT!!"

Ara tidak menggubris teriakan adiknya. Ia mengarahkan motor maticnya memasuki gerbang sekolah, dan memarkirkannya di parkiran khusus roda 2.

Ara turun dari motornya, setelah adiknya turun. Ia melepaskan helm nya dan menggantungkannya di spion motor.

"Kakak kalau ngebut lagi, aku aduin bunda!"

"Aduin, sana aduin! Lo itu cuma bisa ngadu domba gue sama bunda!"

Setelah mengatakan itu, Ara berjalan menuju kantin sekolah yang masih sepi. "Bu Watik!" panggilnya pada ibu kantin langganannya.

"Saya udah gak kaget kalau neng dateng. Udah biasa saya dikagetin sama neng."

Ara mengerucutkan bibirnya. "Harusnya ibu pura-pura kaget. Biar saya seneng."

Bu Wati menggelengkan kepalanya pelan. Hampir 2 tahun Ara bersekolah disini, dan selama itu pula Bu Watik sudah hafal bagaimana sifat Ara.

"Nggak sarapan lagi?"

"Sarapan, tapi laper lagi. Kaya biasanya ya bu. Aku mau ke sana dulu."

Setelah Bu Watik menganggukan kepalanya, Ara berjalan menuju meja kantin yang ada dipojok. Ia meletakkan tasnya dimeja, dan mendudukkan dirinya di kursi. Ara menelungkupkan kepalanya dilipatan tangan yang ia letakkan di atas meja. 

Setiap hari, setiap waktu, setiap keadaan, gue harus ngalah sama dia!

Apa yang gue punya selalu berbagi sama dia. Tapi apa yang dia punya, gak pernah berbagi sama gue!

Gue ada, tapi gak pernah dianggap!

Suara gue menggema, tapi gak pernah didengar. Sedangkan dia, hanya erangan kecil mampu menarik seluruh perhatian dari orang-orang terdekat!

MY FUTURE HUSBAND [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang