"kapten, kenapa kau tak pernah menurunkanku? Aku juga ingin bertanding..."
"sebaiknya kau tak bertanding sekarang ini... Kami masih membutuhkan monster sepertimu di saat saat genting nanti..."
"tapi-... Aku masih ingin bertanding..."
"bahumu masih cedera dan kau tak dapat bertanding sampai final nanti."
"tapi biarkan aku bertanding di final! Kumohon! Orang tuaku akan datang nanti! Aku tak ingin-..."
"perintah kapten itu mutlak, [name]. Kami tak ingin cederamu bertambah parah."
************
"ara ara... [name]-chan? Bagaimana pertandinganmu hari ini? Mengangumkan, bukan? Ibu sempat khawatir dengan keadaanmu. Tapi ibu juga dengar tim kalian berhasil lolos ke-..."
BRAK!!....
"[na-name]-chan?"
************
"SATU POIN UNTUK TIM SHIRATORIZAWA!!"
Ya, kemenangan yang kurasakan tanpa perjuangan sedikit pun. Berteriak, menonton, ikut merasakan kemenangan, ikut merasakan kegagalan....
Tapi siapa yang peduli?
Aku hanya monster yang terus menerus terkurung....
Benar bukan?
"HEH?! Kau tak ikut dalam perayaan kemenangan kita?!"
"umm... Aku tak tahu. Tak ada yang mengabariku."
"kau gila?! Anggota yang datang kesana dapat pergi untuk mengikuti pelatihan tambahan di luar negri!"
Dan kenapa kalian melupakanku?!....
Apa aku bukan lagi bagian dari kalian?!....
Atau kalian takut kalau 'Monster' akan menghancurkan pertandingan atau harga diri kalian di hadapan orang lain?....
Dan jawabanku, ya.
"ini tak adil...."
Hidup memang tak adil....
"tapi maafkan kami, [name]-chan. Kau tak datang jadi kau tak bisa pergi. Aku juga ikut sedih..."
"aku ingin meminta pelatih membawaku!"
"tapi kau tak-... [name]-chan! Tunggu!"
Hidup dalam bayangan gelap di bawah tanah...
Di dimensi keputus asaan...
Itulah aku...
"maaf [surname]-san. Namamu tak tercantum di dalam catatan milik Kisa-san. Jadi kami tak bisa membawamu...."
Semua karena cedera ini?...
Semua karena kecatatan diriku?....
Jadi siapa yang membuat diriku cacat?...
BRUGH!!...
"[NAME]-CHAN!!"
PRIIIT!!!
Tapi siapa?....
Sesuatu menetes dari hidungmu dan dengan cepat kau menutup hidungmu. Ya, kau mimisan. Lagi.
Dan masalahnya adalah sekarang kau berada di kerumunan orang orang. Bisa bisa kau dipermalukan gara gara mimisan saat melihat kakek kakek melintas, kan?
Kau juga lupa tak membeli tisu. Kau tak membawa sapu tangan. Atau sesuatu untuk menutup hidungmu.
Tisu terulur kearahmu dan dengan cepat kau menerimanya. Akhirnya kau dapat bernafas lega karena harga dirimu terselamtkan. Tapi... Rasanya ada yang aneh.
"KA-KAU?!!"
************
"tadaima...."
"ehem!"
Kau menatap kakakmu sekarang yang berada di hadapanmu dengan kacamata hitam bertengger di pangkal hidungnya.
"jangan lagi...." ucapmu saat kakakmu menyeretmu ke ruangan kosong yang kini sudah diisi oleh meja dan dua kursi. Tentunya dari ruang tamu. Dapat dilihat dari tumpahan kopi ayahmu tadi pagi.
"terima kasih, asisten [nama kakak]. [name], duduklah." kau hanya pasrah dan duduk di kursi bersebrangan dengan wanita tua yang mengenakan kacamata hitam yang sama dan jas yang agak besar. Yahh... Jas ayahmu juga.
"asisten [nama kakak] bilang bahwa kau berjalan bersama dengan seorang laki laki. Apa itu benar?"
"kami hanya bertemu dan itu kebetulan."
"siapa dia dan siapanya kau?"
"namanya Ushijima Wakatoshi dan dia temanku. Tepatnya teman klub."
"hmm... Teman klub ya?...."
Dan terdengar sesenggukan kecil dari ibu di hadapanmu.
"i-ibu? Ke-kenapa?-..."
"AKHIRNYA KAU SUDAH DEWASA, [NAME]!!"
"tunggu, APA?!!-..."
Ibumu menggenggam salah satu bahumu dengan kuat dengan air mata bahagia. Meninggalkanmu dengan rasa sakit di bahumu.
"dapatkanlah dia sebelum orang lain mendapatkannya, oke? Ibu selalu mendukungmu."
"y-ya... Hiks... Aku juga mendukungmu, [name]..." dan sekarang kakakmu yang memegang bahu sebelahmu.
"tunggu, apa maksud semua ini?!"
Keduanya menepuk kedua bahumu beberapa kali dengan senyuman lebar dan air mata bahagia yang menetes.
"kau akan tahu nanti, [name]."
"jika kau butuh bantuan, datanglah padaku."
"cho-chotto... Apa maksud dari semua ini?"
"rencana dimulai sekarang! Rencana A dimulai besok! Demi putri kesayanganku, [name]!"
"yosh! Aku juga akan bersemangat! Demi adikku!"
"kalian berdua... Apa yang merasuki kalian berdua?..."
Tring!....
Kesenangan itu berakhir saat ponselmu berdering dan menampilkan pesan dari seseorang. Tak lupa ibumu dan kakakmu yang mengintip dari belakang.
From: Ushijima
15.45Kau meninggalkan catatanmu di gym. Aku sekarang di depan rumahmu untuk mengembalikannya.
Dan tebak aura gelap yang berada di sekitarmu juga seringai menyebalkan dari kakak dan ibumu.
"lancarkan rencana A!"
"siap!"
"kalian berdua... Kenapa sangat bersemangat dengan hal ini?...."

KAMU SEDANG MEMBACA
Volleyball!! [Ushijima x Reader]
De TodoApa yang akan kau lakukan ditengah keegoisan seseorang? Menyerah dan menunduk di hadapannya begitu saja? "jadi, apa salahnya kita menjadi egois juga?" Pair: Ushijima Wakatoshi x Reader Haikyuu!! © Haruichi Furudate Volleyball!! © Grimsley_Unova