Chapter 28

2K 344 81
                                    

"aku..."

"....???"

"punya musuh disana..."


Suasana ruang tamu seketika menjadi hening. Kau menunduk tak bisa melakukan apa pun lagi dan pasti ibumu akan mengerti keadaanmu sekarang ini.

"SIAPA DIA?!! AKAN IBU USIR DIA DARI SEKOLAH SEKARANG JUGA!! KATAKAN!! SIAPA?!!"


"sudahlah, ibu... [name]-chan juga lebih memilih tinggal disini. Ya kan, [name]?" kakakmu mengedipkan matanya seolah olah memberimu kode 'semua akan baik baik saja'.

Kau mengangguk pasti dengan senyuman lebar kearah ibumu yang kini sudah membawa panci penggorengan di tangannya.


"benar? Kau tak akan kelelahan?"

"ya! Kalau aku tinggal di asrama... Aku tak akan bertemu dengan ibu dan kakak lagi."


Seketika kau melihat kakakmu yang tersenyum lebar dengan air mata bahagia yang mengalir.


"ehem! Yang dikatakan [name] memang benar, Bu. Ibu juga tak mau ada preman yang tiba tiba melakukan hal aneh pada [name], kan? Apalagi tinggal di sana jauh dari pengawasan ibu."

"yahh... Benar juga, sih. Tapi di sana kan ada Ushijima-san. Jadi sepertinya akan baik baik saja."

"dia pasti ada di asrama putra, ibu."

"eh?! Dipisah ya? Tapi kan masih ada Kisa."

"i-iie... Lebih baik aku pulang saja kesini. Lumayan, sebagai latihan stamina dan kakiku. Lagipula masih ada bus kok. Jadi semua akan baik baik saja."

"bagaimana kalau kau pulang larut malam? Itu akan bahaya, kau tahu? Usiamu juga masih belia dan sangat rentan menjadi korban kejahatan."

"aku berjanji, aku bisa menjaga diri. Aku akan terus membawa ponselku. Aku akan memperhatikan sekitar, aku akan lebih berhati hati, aku tak akan ceroboh lagi! Jadi kumohon, jangan usir aku dadi rumah ini!"


Layaknya sebuah drama, kau berlutut di hadapan ibumu dengan menundukkan kepala menatap lantai seolah olah sedang memohon.

Ibumu yang melihat itu langsung tersentuh yang ditandakan beberapa bulir air mata yang berkumpul di pelupuk matanya.


"iya, maafkan ibu. Aku tak tahu kalau kau sangat betah berada di rumah." dan kemudian terjadilah saling peluk antara anak dan ibu menyisakan si kakak yang menatap mereka datar seolah berkata "sebegitu mudahnya, kah?"


**************


Kau menutup mulutmu saat menguap di tengah jalan yang disinari oleh cahaya jingga matahari.

Mei di sampingmu hanya menepuk jidatnya saat mengingat kejadian kau menabrak tembok gym saking kantukmu yang mengganas.

"aku duluan. Jangan menabrak tiang listrik juga, oke?" ucap Mei dan berjalan ke jalan yang berlawanan dengan arah rumahmu.

"tck, tadi sangat melelahkan..." kau merenggangkan tanganmu yang kaku setelah jam pelajaran terkahir, olahraga. Cukup memakan banyak stamina dan sekarang kau harus berjalan pulang karena bus sudah berangkat 5 detik saat kau tiba di halte.


"apa ada vending machine yang menjual kopi, di sini?"


Kau mengedarkan pandanganmu namun tak ada satu vending machine pun di sekitarmu.

Pandanganmu tak sengaja menangkap sosok wanita tua berambut [h/c] yang kini tengah mengobrol dengan laki laki berperawakan besar di samping ibunya dengan membawa beberapa kantong plastik.

Wajah datarnya adalah keunikan tersendirinya dan dapat membuat [name] mematung seketika.


"oh! [name]! Kau sudah pulang, ternyata? Mau pulang bersama?"

"a-e-etto-... A-ano-... Errr... So-soal itu, aku-... A-aku-..."


Bahaya! Bahaya! Ibumu pasti akan segera masuk ke mode menakutkannya sekarang ini.


"[name]? Kenapa? Kau terlihat seperti robot yang baru saja di siram air."


Ibumu kemudian menatap Ushijima dan kemudian tawa kecil keluar.


"tenang, tenang... Ibu sudah tahu dari Ushijima-san sendiri, kok."

"hm?"

"kalian berpacaran, kan?"


Angin berhembus pelan namun seakan berhasil membawa dirimu jauh ke angkasa.

CPU Usage 100%


"sa, ayo pulang."


*************


Kalian berdua berjalan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Kenapa? Karena ibumu terus menanyakan banyak hal pada Ushijima dan 90%nya adalah tentangmu.


"jadi bagaimana menurutmu putriku, Ushijima-san?"

"dia... Cantik, energik, dan pintar."


*burned*



"waa! Sugoi! Padahal jika kau melihat waja bangun tidurnya, kau akan lari terbirit birit. Bahkan kakaknya sampai tak bisa tidur lagi."

"I-Ibu!"

"jadi sejak kapan kalian berpacaran?"

"tak lama."

"wah! Bagaimana dengannya? Apa dia membuatmu menyebalkan?"

"...💢"



"tidak. Tidak sama sekali."

"fyuuh..."

"oh!"


Kalian bertiga berhenti di depan gerbang taman kota. Ada beberapa pasangan yang sedang bermesaraan di dalamnya mengingat ini adalah malam Minggu. Ya, malam Minggu.

Sebuah ide bulus terlintas begitu saja di kepala wanita tua itu.


"Ushijima-san, terima kasih ya atas bantuannya."


Ibumu menarik semua kantong plastik dari tangan Ushijima dan mendorong kalian berdua ke taman. Untunglah tidak sampai terjatuh. Harga dirimu akan terjun bebas dari keegoisan Kageyama sampai ke IQ Hinata.

Seketika ibumu sudah memghilang tanpa jejak dari gerbang taman. Beberapa pasangan di taman menatap kalian heran.

Wajahmu sudah pasti memerah antara malu, kesal, dan marah.


"se-sebaiknya kita duduk di kursi taman saja."


*************


Kalian duduk bersama di kursi taman dengan keheningan yang menguasai atmosfer kalian berdua. Kau meletakkan tanganmu ke kursi untuk menyangga tubuhmu karena saking lemasnya.

Ada jarak yang sangat mencolok di antara kalian berdua dengan Ushijima yang sama sekali tak bergeming sedari tadi dan tetap menatap daun daun pepohonan.

Kau benci situasi ini.


"n-ne, a-apa kau mau membeli sesuatu? Ma-maksudku-... Kau sudah membantu ibuku dan aku sangat terbantu oleh hal itu. Jadi biarkan aku-..."


"kita ini pasangan, kan?"

"y-ya? Me-memangnya ada apa?"

"bukankah kita harus berciuman?"



GUBRAK!!....

CPU USAGE 10000%!!!!

_________________________________________

A: hehehe....
G: kesurupan apa lu?

Volleyball!! [Ushijima x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang