Hp gue bunyi. Tanda sms masuk. Gue langsung ngeluarin hp dari kantong celana gue dan melihat ID caller.
DARI MAMA?!
Erico, malam ini kamu harus pulang! Ga ada lagi tinggal di apartemen! Bawa pacar kamu atau kamu akan mama coret dari keluarga Wiratmadja! Mama serius!!! Kamu ga pulang, besok kamu bilang selamat tinggal sama kursi kebanggaan di dalam kantor kamu.
Gue kaget setengah mati setelah baca sms Mama. Ini ga serius kan? Hp gue terlepas dari tangan gue begitu aja. Mama kok kayak anak kecil gitu sih, mainnya ngancem!
Eh, kok ga kedengeran suara hp gue kebanting di lantai?
"Halo?" suara Rani.
Rani nelepon siapa pake hp gue?!
"Oh, nama saya Maharani tante....... Iya, benar sekali!....... Ah, tidak juga....... Ada apa?....... Wah, bagaimana kalau malam ini?.......... Tapi jangan terlalu formal, tante........... pakai baju santai aja ya?........ iya..... iya-iya......... jangan dijemput!.... nggak!..... hahaha.... iya.... jadi dimana alamatnya?......... oke! Selamat siang." Kata Rani di telepn.
"Lu telepon siapa?" tanya gue bingung.
Rani masih mengutak-atik hp gue, lalu mengembalikannya ke gue. Gue segera mencari daftar panggilan terakhir, tapi Rani terlalu pinter. Dia udah hapus!
"Besok lu dateng lagi. Sekarang mending lu pulang. Sorry tadi gue sempet liat sms lu. Tapi gue rasa, Mama lu itu ada benernya. Pulang dan bawa pacar lu. Gue Cuma numpang telepon seseorang. Gue mau istirahat. Lu pulang aja." Kata Rani yang sudah berbaring dan menutup matanya.
"Ta-tapi...."
Rani bangun dan langsung menarik kerah baju gue. Menatap gue tajam dan berkata di depan muka gue.
"PULANG!"
Setelah itu Rani langsung menarik selimut dan tidur.
Ya sudahlah!
Mungkin emang gue harus pulang ke rumah. Tapi sebelumnya, gue harus telepon Christine. Mastiin kalo dia ada di rumah buat nyelamatin gue dari Mama yang akan menceramahi gue.
***
"Kenapa kamu ga bawa pacar kamu?" tanya Mama saat gue baru aja duduk di ruang keluarga.
"Maaa.. udah deh. Biarinin aja kak Rico." Bela Christine.
Gue bungkam seribu bahasa. Percuma kalo Mama dilawan. Ga akan menang! Perdebatan dua jam itu terus berlangsung menegangkan. Semua alasan dilontarkan demi memojokkan gue. Astagaaaaaa...
"Sekarang kalian ke kamar aja! Mandi dan siap-siap buat makan malam! Papa juga akan pulang dan makan malam bersama kita!" tegas Mama dan akhirnya meninggalkan ruang keluarga.
Gue dan Christine menghembuskan nafas sangat lega.
***
Gue dan Christine baru aja turun dari lantai dua, dan sedang berjalan ke arah meja makan. Tapi dari jarak yang cukup jauh, gue bisa denger suara tawa Papa dan Mama bersama seorang .... hm, dari suaranya sih cewek.
"Mama ngundang tamu?" tanya Christine. Gue langsung mengangkat bahu.
Gue dan Christine udah nyampe di meja makan. Gue Cuma bisa liat punggung cewek itu yang membelakangi gue dan Christine.
"Siapa Pa?" Tanya Christine yang penasaran melihat Papa ngobrol seru dengan cewek itu.
Seperti tersadar kalo gue dan Christine udah ada di ruangan yang sama, Papa dan Mama langsung menengok ke arah kami. Bahkan cewek itu juga. Saat itulah gue dan Christine kaget setengah mati seperti melihat hantu di rumah kami.

KAMU SEDANG MEMBACA
I have to be STRONG!
RomanceApa yang menjadi impian seorang gadis cantik, kaya, dan cerdas saat usianya menginjak tujuh belas tahun? Kematian orang tuanya kah? Kebangkrutan keluarganya kah? Adiknya koma kah? Atau kehancuran dirinya?