18th will be better (2)

16.4K 926 0
                                    

"Ranggaaa... kamu ini masih kecil kok udah mikir yang kayak gituuu!" kata gue sambil menyentil dahinya.

Rangga meringis tapi kemudian menyengir lebar. Rangga lalu membalas sentilan dengan mencubit hidung gue keras. Selanjutnya gue dan Rangga malah saling mengelitik dan akhirnya kami tertawa sampai terguling-guling di karpet lantai kamar.

"Kak, tapi Rangga serius sama kata-kata Rangga tadi." Kata Rangga sambil duduk dan memandang gue yang masih terbaring di lantai.

Gue tersenyum. Gue emang ga bisa menghindar dari semua kata-kata Rangga. Mau gue mengelak pun, pada akhirnya gue dipaksa untuk menjawab atau memberikan respon kepada Rangga.

"Iyaaaa.. iyaaaa. Kakak tau kok Rangga serius!" kata gue sambil bangkit duduk menghadap Rangga.

"Apa kakak ga suka sama kak Rico?" tanya Rangga.

Tiba-tiba, pintu kamar dibuka. Gue dan Rangga langsung menoleh ke arah pintu dan menatap orang yang berdiri di sana.

Christine.

"Hai. Udah pulang kuliah?" tanya gue.

Christine mengangguk, dan dengan cepat dia menutup pintu lalu ikut duduk di karpet bersama gue dan Rangga.

"Ran, gue juga mau tau. Lu ga suka ya sama kakak gue?" Tanya Christine.

Gue malah terkekeh geli.

"Kenapa kalian jadi kompak banget?" tanya gue.

Rangga dan Christine saling berpandangan dan melempar senyum, kemudian kembali menatap gue serius.

"Karena gue juga tau, kakak gue nelepon lu udah kayak makan nasi tiga kali sehari. Artinya, kakak gue kayak ga bisa hidup tanpa lu!" kata Christine sambil menunjuk gue.

Gue menaikkan sebelah alis gue dan tertawa. Perumpamaan yang aneh.

"Ga gitu juga kali!" kata gue mencoba mencairkan suasana.

"Apanya yang ga gitu! Lu coba tanya Rangga, berapa kali Rico ngigau nama lu dalam tidurnya pas mereka tidur bareng?!" balas Christine.

"Kak, kak Rico tuh nyebutin nama kakak dan ngomong ga jelas. Kayaknya setiap malam kak Rico mimpiin kakak deh." Tambah Rangga.

Gue hanya tersenyum.

"Jadi, lu ga suka ya sama kakak gue? Dia masih 23 tahun, tampan, kaya, baik, luar biasa. Masa lu nolak kakak gue?" Tanya Christine.

Senyum gue malah semakin lebar.

Yah, itu memang ga diragukan lagi. Erico memang masih muda dan tampan. Wanita mana yang bisa nolak? Gue Cuma merasa ga pantas aja buat Rico. Dia terlalu baik untuk gue yang ga ada apa-apanya. Kalau tentang perasaan sih.... gue rasa.....

"Asal lu tau Ran, walau Kak Rico playboy gitu, dia ga pernah tidur ataupun ngelakuin yang 'iya-iya' sama pacar-pacarnya yang bahkan ngelempar dirinya ke Rico!" tambah Christine.

Ya. Kecuali gue.

"Kak Chris, apa maksudnya yang 'iya-iya'?" Tanya Rangga bingung.

Hahaha. Hayo lohhhh!

Christine kelihatan kebingungan menjawab Rangga. Gue hanya bisa tersenyum-senyum saja.

"Sana, lu jelasin ke Rangga yang bener." Kata gue sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar Rangga.

Bisa gue pastikan, Christine bakal setengah mati bingung menjawab Rangga. Apalagi, Rangga itu orangnya pengen tahu banget. Bisa dicecar habis-habisan jika jawaban Christine kurang memuaskan. Hahaha...

I have to be STRONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang