18th will be better (3)

16K 880 1
                                    

"Ma. Jika memang kami ditakdirkan untuk bersama, kami akan bertemu lagi. Jatuh cinta lagi. Bersama lagi dan akhirnya kami akan menikah. Tapi jika tidak, biarlah waktu yang mengurus sisanya." Kata gue sambil mengelus punggung Mama.

Ya. Ini pilihan gue dan gue pikir ini yang terbaik.

Walau gue tahu Rico menyayangi gue dan gue juga baru sadar gue sayang sama Rico, tapi gue berharap Rico mendapatkan yang lebih baik. Bukan sekedar perjalanan cinta satu tahun seperti yang kami alami sekarang ini. Tidak ada yang tahu masa depan, kan?

Aku masih delapan belas tahun, dan masih panjang waktuku untuk mencari tahu segala sesuatu yang ada di dunia ini. Jika memang akhirnya aku ditakdirkan bersama Rico, aku pasti akan bersamanya. Tapi untuk saat ini, biarlah aku menarik diri dan menjalani kehidupanku dengan caraku sendiri, sampai akhirnya nanti aku lelah dan berhenti.

"Semua akan baik-baik saja, Ma. Aku ataupun Rico, kami berdua baik-baik saja. Masa Mama yang sedih karena kami putus?" Tanya gue setengah bercanda.

Mama melepas pelukannya dari gue, kemudian memaksakan sebuah senyuman.

"Ya Mama sedih lah! Baru ga lama Mama tau kalau Rico udah punya tunangan, masa sekarang Mama harus ribut lagi nyariin Rico pacar?!" kata Mama bercanda.

Gue pun tertawa membenarkan perkataan Mama.

"Rico itu tampan luar biasa, Ma. Mama ga usah kuatir Rico ga laku. Kalau Mama mengobral Rico, bisa-bisa nilai jual Rico jadi menurun." Kata gue yang sukses membuat Mama manggut-manggut setuju.

"Benar juga! Tapi, Mama harus gimana dong?" Tanya Mama bingung.

"Hm... biarkan Rico mencari pendampingnya sendiri Ma. Lagipula, Rico masih 23 tahun! Masih muda banget!!! Sampai sepuluh tahun ke depan juga, masih banyak kok cewek yang mau sama Rico." Kata gue sambil terkekeh geli.

"Ih! Nanti Mama jadi nunggu kelamaan buat gendong cucu dong!" kata Mama merengut sebal.

Gue pun langsung tertawa keras, lalu Mama pun ikut tertawa juga. Suasana haru biru tadi sudah terlewati, dan gue rasa semua sudah baik-baik saja.

***

Gue, Rangga dan keluarga Wiratmadja semua sedang menikmati makan malam yang sangat lezat. Semua ini masakan Mama, yang membuat gue kangen sekali sama Mom.

Selama makan malam, kami tertawa, bercanda, bahkan bercerita. Makan malam jadi terasa sangat nikmat. Gue sangat merindukan makan malam seperti ini. Saat gue dan Rangga keluar dari rumah ini nanti, pasti gue akan sangat sangat sangat merindukan mereka semua.

Saat kami sudah selesai makan, kami pindah ke ruang keluarga dan melanjutkan obrolan kami di sana.

"Mamaaaaa!!! Nanti jangan lupa sering-sering telepon Rangga ya!" kata Rangga sambil memeluk Mama.

Sepertinya Rangga juga sudah menganggap Mama seperti mama sendiri.

"Iya dong! Kamu juga jangan lupa sering-sering nengokin Mama ya! Mama pasti kangen banget sama kamu. Jangan-jangan nanti saat kita ketemu lagi, kamu udah bawa pacar kamu lagi!" kata Mama membalas pelukan Rangga dengan sayang.

"Ih Mama! Rangga masih muda tau! Masih lama pacarannya! Kak Rico aja belum punya pacar! Nanti kalau Rangga punya pacar duluan, kak Rico bisa nangis-nangis Bombay." kata Rangga yang sukses menyindir Rico.

"Hei Rangga! Berani ya nyindir di depan orangnya langsung!" kata Rico yang ga terima.

Kami semua hanya tertawa melihat kelakuan Rangga dan Rico. Mereka terlihat seperti seumuran, daripada kakak dan adik.

I have to be STRONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang