STRONGER

19.5K 901 17
                                    

Jeremy POV

"Jer, sekarang cerita ke Mama. Sebenarnya apa yang dibilang guru kamu itu bener ga sih? Ini udah ketiga kalinya dalam seminggu Mama dipanggil dengan alasan yang sama. Satu anak ini doang yang selalu jadi sasaran empuk kamu. Emang dia kenapa?" tanya Mama saat kami baru saja masuk ke dalam mobil.

"Mama udah tau Jeremy ga mungkin mukul anak orang tanpa sebab kan?" jawab gue sambil memandang ke arah luar jendela.

"Mama kan mau denger langsung dari kamu! Lagipula, gimana caranya kamu mukul anak orang sampai anaknya diopname seminggu di rumah sakit??!" tanya Mama keras kepala.

Gue menghela nafas. Pasti gue ga akan bisa menghindar untuk ga cerita sama Mama. Keras kepalanya Mama itu sangat luar biasa!!!

"Ricky seenak jidat ngatain aku ga punya Papa. Aku sebenernya ga masalah, karena aku tau dengan jelas Papa itu udah ada di Surga. Tapi yang bikin aku marah, dia ngatain juga Mama dengan hal-hal buruk. Jelas aku ga suka, dan kesabaran aku habis! Ya aku pukul aja." Jelas gue.

Ya, benar. Gue ini udah ga punya Papa lagi. Mama cerita kalau Papa meninggal dalam kecelakaan pesawat saat gue berumur satu tahun. Bahkan satu hari setelah gue berumur satu tahun! Jelas saja gue ga tahu bagaimana sosok seorang ayah. Kecuali Om Rangga yang sering datang mampir dan sok-sok bersikap kebapakan. Ck!

Grandpa cerita, katanya saat Mama tau Papa meninggal, Mama langsung collapse dan ga sadarkan diri sampai tiga hari penuh. Grandpa sampai khawatir setengah mati dan putus asa karena Mama seperti koma!

Opa cerita, saat sadar, Mama nyaris ga bernyawa karena seperti mayat hidup! Seminggu penuh di rumah sakit, hanya bisa makan dan tidur. Diajak bicara pun ga ditanggapi. Mama hanya akan merespon kalau ada seseorang yang menyebut nama Papa, tapi responnya pun teriakan histeris yang berakhir dengan suntikan obat penenang.

Oma juga ga mau kalah bercerita. Katanya setelah Mama dibawa pulang dari rumah sakit, Mama langsung ke garasi dan kabur naik mobil begitu aja. Semua orang panik dan nyaris gila mencari Mama kemana-mana. Tapi itu hanya berlangsung TIGA HARI, dan setelah itu Mama pulang dalam keadaan sehat walafiat, seperti ga pernah ada yang terjadi. Mama bersemangat seperti sebelumnya, bahkan dengan luar biasanya, Mama berkunjung ke makam Papa. Katanya, semua orang sampai terbengong-bengong.

Kalau kata Om Rangga, semua orang itu kaget setengah mati dengan perubahan Mama yang begitu mendadak. Tapi Om Rangga bilang, kalau dia ga heran. Karena dulu, saat umur Mama tujuh belas tahun, semua kehidupan mewahnya terjungkir balik dan Mama benar-benar bisa bertahan! Seakan dia satu-satunya orang yang menjadi tiang penyangga, sehingga dia harus sekuat baja!

Tante Christine bilang, mungkin karena cinta Mama yang terlalu besar sama Papa lah, Mama teringat janjinya, makanya Mama kembali dari acara kabur-kaburannya dan ga mau bersedih terus. Dia ga mau menelantarkan anaknya, yaitu gue! Setidaknya, Mama terus bertahan dengan semua kelemahan dan kerapuhannya, demi gue seorang.

Mama memang selalu menjadi yang terkuat buat gue. Walau gue ini bandel setengah mati dan gue mengakui itu, tapi Mama ga pernah memaksa gue untuk jadi anak baik. Mama malah dengan sabarnya datang setiap kali kepala sekolah memanggil Mama karena gue bikin onar atau memukul orang, tapi setelahnya Mama bertanya kenapa gue begitu tanpa peduli dengan apa yang dia dengar di ruang kepala sekolah.

See? Mama begitu percaya sama gue. Walau dia bakal menceramahi gue panjang lebar, tapi dia ga menyalahkan gue. Hanya saja dia menunjukan apa manfaat dan kerugian dari setiap yang gue lakukan. Dan karena itu, gue tersadar sendiri dan berusaha untuk menjadi anak yang baik. Walaupun sampai sekarang masih belum berhasil!

Pokoknya, Mama begitu menginspirasi gue dengan sikapnya yang tangguh, dan luar biasa kuat!

Pagi sudah sibuk menyiapkan sarapan, membangunkan gue, mengantar gue sekolah. Padahal dia sibuk mengurus dua kantor berbeda. Wiratmadja Group dan MR Group. Siangnya, Mama nyaris setiap hari rutin dipanggil kepala sekolah karena gue. Dan menjelang sore, Mama mengantar gue pulang. Sementara dia balik ke kantor lagi sampai jam enam nanti dia tiba di rumah. Menyiapkan makan malam dan menemani gue ngobrol.

I have to be STRONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang