Too Young! (2)

19K 1.1K 5
                                    

"Nama saya Rico. Erico Wiratmadja." Kata lelaki itu.

Erico? Erico Wiratmadja? Sepertinya gue pernah mendengar nama itu. Oh astaga!

ERICO WIRATMADJA!!!!

BRENGSEK! DIA LELAKI YANG KEMARIN MEMPERKOSA GUE!!!

PLAKKKKK

Gue yakin tamparan gue akan membuat lelaki itu bingung dan ga percaya. Tapi gue lebih ga percaya, kenapa bisa gue lupa sama wajah orang brengsek yang baru aja gue lihat tadi pagi!

"LU BRENGSEK!!!" teriak gue setengah meronta melepaskan tangan gue dari genggamannya.

Adik dari lelaki brengsek yang sudah menyebabkan adik gue koma pun ikut datang dan kaget karena kejadian tamparan yang membuat gue jadi sorotan di lobby rumah sakit.

"LU SAMA ADIK LU SAMA-SAMA BRENGSEK!!!" teriak gue yang masih berusaha melepaskan tangan gue dari lelaki menjijikan ini!

"Kak.. kakak ngapain?" tanya adik lelaki brengsek ini. Lelaki itu hanya menggeleng.

"Saya minta Anda ikut saya ke tempat lain. Jangan bikin keributan di tempat ini." Kata lelaki itu masih terus mengenggam tangan gue.

"LEPAS, BRENGSEK!" teriak gue makin tidak terkendali.

"Ikut saya!!!" desak lelaki brengsek ini sambil setengah menarik gue keluar dari rumah sakit.

Percuma gue meronta!

Gue langsung disuruh masuk ke dalam mobil sport merah lelaki ini dan pergi dari rumah sakit. Gue yakin mobil sport putih di belakang gue itu mobil adik lelaki brengsek ini!

Gue bungkam seribu kata.

Sesampainya di sebuah restoran, lelaki itu keluar dari mobil dan membuka pintu mobil gue, menarik gue turun. Lelaki itu memberikan kunci mobilnya kepada petugas di sana dan setengah menyeret gue masuk ke dalam ruang VIP restoran tersebut.

Ga lama, adik lelaki ini juga ikut masuk ke ruangan itu dan duduk di samping lelaki brengsek ini. Gue muak duduk sambil menatap wajah kedua orang yang saat ini menjadi orang yang paling gue benci.

"Saya minta kita bicara baik-baik." kata lelaki itu.

Gue masih membuang muka. Siapa yang sudi melihat wajah mereka berdua!

"Nona. Tolong jangan persulit semua ini." Kata lelaki itu lagi.

Ya Tuhan. Kuatkanlah hati hamba-Mu ini.

"Katakan segera!" kata gue tanpa basa basi sambil menatap mereka bergantian. Tajam.

"Saya minta maaf karena adik saya, Christine, sudah menabrak adik Anda. Bahkan menyebabkan adik Anda koma. Saya tahu, Anda pasti sangat marah tapi saya mohon supaya kita tidak melibatkan kekerasan dalam bentuk apapun. Saya dan Christine akan bertanggung jawab. Biaya rumah sakit akan saya tanggung. Saya sangat berterima kasih karena Anda tidak akan menuntut Christine, tapi saya mohon. Jangan biarkan Christine bertindak tidak bertanggung jawab. Biarkan Christine menjenguk adik Anda dan menunjukkan rasa bertanggung jawabnya." Jelas lelaki itu panjang lebar.

Gue hanya bisa tersenyum sinis. Lelaki ini bilang apa? Tanggung jawab dengan membayar biaya rumah sakit??? Apa dengan semua itu bisa membangunkan Rangga dari koma? Membuat semua kembali baik-baik saja?

"Masih ada lagi?" tanya gue.

"Saya benar-benar minta maaf." Kata wanita itu sambil menunduk.

"Sudah?" tanya gue dengan wajah sedatar mungkin.

Rasanya lelah sekali mendengar semua omong kosong ini. Gue lebih berharap mereka pergi dan jangan pernah ada di hadapan gue lagi! Gue ga mau melihat lelaki brengsek yang sudah mengambil keperawanan gue dan wanita yang menabrak adik gue sampai koma.

I have to be STRONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang