I Get Weak (4)

15.8K 873 7
                                        

Rico POV

Setelah yakin Om Hendra dan Rangga masuk ke dalam mobil dan diantar supirnya, gue segera menarik Rani untuk masuk ke dalam mobil gue. Gue ga mau kehilangan kesempatan lagi, atau membuat kesalahpahaman lagi. Cukup dua kali, dan gue harus menyelesaikan semuanya!

"Kita mau kemana?" tanya Rani dingin.

Rani sepertinya masih kesal karena gue seenaknya membawa dia. Tapi gue juga ga mau melewatkan kesempatan gue.

"Ke kafe." Kata gue.

"Dengan baju kayak gini?" protes Rani.

Ah, iya juga. Gue lupa kalau Rani masih memakai long dressnya. Mana mungkin gue membawa Rani ke kafe dengan baju seperti itu. Bisa-bisa kami disangka kesasar!

"Kalau engga, kita kemana?" tanya gue meminta saran.

Rani diam sejenak, berpikir.

"Ke apartemen lu aja. Ga jauh dari sini kan?" kata Rani.

Gue mengangguk.

***

"Lu duduk aja di sofa. Gue mau ngambil minum. Lu mau minum apa?" kata gue sambil melempar jas di sofa apartemen gue.

"Apapun juga boleh." Kata Rani.

Gue mengangguk, kemudian membuat dua cangkir kopi. Sepuluh menit kemudian, gue sudah bergabung dengan Rani yang sedang menonton acara berita di tv.

"Ran..." panggil gue.

Rani segera mematikan tv, dan menatap gue dalam. Ah, gue hanya bisa menelan ludah karena ditatap seperti itu. Apalagi karena malam ini Rani begitu cantik. Astaga, gue harus fokus!

"Ran, Jessica bukan siapa-siapa gue. Dia Cuma anak temen bisnis perusahaan kita. Dan tadi siang juga, dia mencuri surat kontrak kerja sama perusahaan kita dengan perusahaan ayahnya." Jelas gue.

"Ric, sebenarnya gue tau. Gue denger pembicaraan lu kok tadi siang." Kata Rani.

Rani mendengar pembicaraan gue dan Jessica?

"Sejujurnya gue ga masalah sama sekali lu berhubungan sama Jessica. Sama sekali ga masalah! Karena gue ga punya hak buat marah.. iya kan?" tambah Rani.

Walau malas mengakuinya, tapi apa yang dikatakan Rani itu benar. Hubungan gue dan Rani itu hanya sebatas teman kerja. Tidak lebih dan tidak kurang. Tapi...

"Lu cemburu kan?" tanya gue telak.

Pipi Rani merona merah. Dia menunduk dan memainkan jari-jarinya.

"Ya... gue cemburu." kata Rani pelan.

"Dan itu karena....?" Tanya gue dengan senyum yang sudah mengembang.

"Karena gue suka sama lu..." kata Rani lirih.

Segera saja gue tarik Rani ke dalam pelukan gue. Rasanya hati gue bersorak bahagia karena Rani akhirnya bilang kalau dia suka sama gue! Ternyata penantian gue selama lima tahun ini ga sia-sia.

"Dari kapan?" tanya gue.

"Dari lima tahun yang lalu. Udah lu jangan tanya-tanya lagi! Gue malu!!!" kata Rani yang membalas pelukan gue.

Dasar cewek keras kepala! Padahal lima tahun yang lalu gue udah bilang perasaan gue yang sebenarnya, tapi dia malah pergi ninggalin gue sampai gue seperti orang gila mikirin dia!

"Jangan pergi lagi ya..." kata gue serius.

"Tergantung keadaan. Kalau ceritanya kayak dulu. Keluarga gue bangkrut, rumah gue kebakaran, Rangga koma, Dad masuk rumah sakit, gue diperkosa. Mungkin gue bakal kabur." Kata Rani sambil terkekeh.

"Heh! Lu ga akan diperkosa lagi! Pokoknya apapun yang terjadi, jangan sok-sok kuat lagi. Bilang ke gue, dan kasih tau gue. Jangan sendirian nanggung semuanya. Gue tau lu bukan cewek lemah dan cengeng, tapi lu juga bukan cowok kuat dan bisa hadapin semua tanpa air mata. Mulai detik ini, biarin gue yang menanggung setiap beban lu. Gue sanggup. Asalkan lu selalu ada di sisi gue..." kata gue jujur.

Rani diam. Lama sekali. Tapi gue tahu, Rani sedang menangis dalam diam. Rani mengeratkan pelukannya dan gue bisa merasakan kemeja gue basah karena air mata Rani. Gue pun hanya bisa mengelus rambut Rani.

Gue ga tau pasti berapa lama Rani nangis, tapi Rani sekarang tertidur di pelukan gue. Gue hanya bisa tersenyum melihat wajah damai Rani yang merasa lega.

Dengan susah payah gue menggendong Rani ke kamar gue dan menyelimutinya. Biarlah Rani menginap di apartemen gue malam ini dan gue akan kasih tau Om Hendra. Gue juga ga akan berbuat macam-macam sama Rani.

"I love you Ran..." bisik gue, lalu mencium keningnya.

I have to be STRONG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang