Bagian 4

1.9K 146 5
                                    

Gadis dengan ciri khas rambut berponi depan itu, kini dengan langkah beratnya berjalan tertatih meninggalkan rumah yang begitu hangat selama 20 tahun ia singgahi bersama dengan seorang ayah yang sangat begitu menyanyanginya. Namun, karena sesuatu hal menimpa hidupnya kini ia harus pergi meninggalkan rumah yang begitu banyak kenangan ia buat bersama sang ayah.

Air mata yang terus membendung hingga menetes sedikit demi sedikit pun kini sudah terlampau banjir membasahi pelupuk matanya. Pandangannya kosong ke depan, entah apa yang tengah di fikirkannya di musim dingin yang tengah menerpa.

Sejenak ia berhenti, dan pandangannya beralih pada perutnya yang terdapat sebuah kehidupan di dalamnya. Ia mengusap pelan perutnya, dan air matanya terus mengalir.

"Kenapa kamu hadir sih di hidup aku? Kamu menghancurkan semua mimpi aku!! Kenapa??". Katanya parau sembari memukul mukul keras perutnya.

"Tuhan gak adil!!". Lanjutnya lagi ia terus terisak.

Sejenak ia terhenti dan diam dari tangisnya, tatapannya kini masih terus tertuju pada perut yang belum menandakan buncit itu.
"Aku harus gugurkan bayi ini!". Gumamnya lagi, namun perasaannya bertolak belakang dengan ucapannya. "Tapi, bayi ini gak berdosa!". Lanjutnya lagi bimbang.

Ia memejamkan matanya, sembari menghela nafas panjang. Gadis itu, kembali bingung apa yang harus di lakukannya karena sekarang ia juga tak tau kemana langkahnya harus terhenti di saat keadaannya berbadan dua.

"AAARRGGGGGHHH...".

Tiba-tiba ia berteriak, saat ia sadar sebuah mobil nyaris akan menyerempetnya. Untungnya, ia pun langsung bergegas berlari ke pinggir meskipun tubuhnya sempat tersungkur di atas tanah.

Sedangkan, pengemudi mobil itu bergegas turun dan berlari menghampiri lisa yang masih terduduk karena syok.

"Anda tidak apa-apa?". Tanya pemudi pada lisa yang kini wajahnya sudah pucat.

Lisa menggeleng pelan, dengan keringat dingin yang membasahi wajahnya. Namun, seketika ia memegang perutnya yang terasa keram, dan sedikit merintih.

"Arrrghh...". Rintihnya kesakitan, membuat wajah sang pengemudi itu langsung panik.

"Apa yang sakit nona? Apa mobil ku melukai mu?". Tanya pengemudi itu lagi dengan raut wajah yang menegang.

Lisa lagi-lagi menggeleng menjawab pertanyaan dari pengemudi mobil itu, ia pun beranjak berdiri dari duduknya dan pengemudi itu yang merasa peka langsung membantu lisa.

"Aku tidak apa-apa tuan! Terimakasih sudah membantu ku!". Jawab lisa dengan senyum tipis di bibirnya, memberi tanda bahwa ia sekarang sudah baik-baik saja.

Pengemudi itu, bernafas lega dan membalas senyuman lisa.
"Syukurlah!". Katanya merasa lega.

"Nama ku Kim Hanbin! Kamu bisa memanggil ku hanbin!". Kata pengemudi itu lagi memperkenalkan namanya sembari mengulurkan tangannya.

Lisa hanya menatap lama uluran tangan itu, tanpa berniat akan menyahutnya, membuat hanbin menurunkan uluran tangannya lagi.

"Anda mau kemana?". Tanya hanbin lagi pada lisa.

Lisa menggelengkan kepalanya. Sebenarnya lisa bukan tak ingin menjawab, tapi dia masih di liputi kebingungan kemana arah yang akan di tuju.

"A..e..ke rumah teman!". Jawab lisa gugup, membuat pemuda itu mengernyitkan dahinya, heran.

Hanbin pun mengangguk mengiyakan. Sekarang ia yang bingung, sebab tadi gadis itu menggeleng, tetapi sekarang ia menjawab akan ke rumah temannya dengan gugup.

Hanbin tersenyum lagi.
"Mau saya antar?". Tanyanya lagi menawarkan diri.

Lisa menoleh, memandang laki-laki yang berdiri di sampingnya. Lelaki itu setelah di amati cukup lama, cukup tampan, batinnya.

Pregnant (Donglis) [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang