"Mama harap kamu mengerti ya lisa dengan sikap deka ke kamu!". Ujar dara yang kini duduk berhadapan dengan lisa yang terus menangis setelah kejadian tadi dimana deka terus mencercanya sebagai musuh.
Lisa hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutnya, hanya terdengar suara isakan tangis dari dirinya.
"Lisa!". Panggil dara sembari menggenggam tangan lisa erat.
"Mama tau kamu sedih, dan mama juga tau kamu ngerasa hati kamu sakit karena ucapan deka!". Kata dara mendongakkan wajah lisa agar menatapnya. "Tapi, ada satu hal yang harus kamu tau dari deka, deka orangnya sebenarnya baik lis, bahkan dia gak akan pernah tega melihat seorang wanita di sakiti, dia pasti akan bertindak. Cuman ya karena keadaannya sekarang, sikap dia berubah 180 derajat dari sikap aslinya!". Lanjut dara dengan lirih.
Lisa menatap lekat mata dara.
"Ma..maksud mama apa?". Lisa mencoba memberanikan bertanya.Dara menghela nafasnya kasar.
"Iya semenjak kecelakaan yang menimpa deka hingga deka kehilangan indra pemglihatannya, deka menjadi sangat emosional dan sangat keras kepala. Di tambah juga kekasih dari deka, katie juga meninggalkannya begitu saja padahal waktu itu mereka akan segera melangsungkan pertunangan!"."Hah?". Kaget lisa menatap dara tak percaya.
Dara mengangguk.
"Mungkin karena itu lisa, deka menjadi pria yang sangat keras kepala, membantah semua ucapan mama, dan selalu mengurung diri di kamar, sekalinya dia keluar dari rumah pasti dia berpikiran untuk mengakhiri hidupnya!".Lisa kembali bungkam. Tapi mengapa perasaannya menjadi iba saat dara menceritakan sedikit masalah dari suaminya itu.
"Pantas saja waktu aku pertama kali bertemu dia, dia terlihat sangat buruk. Ternyata ini penyebabnya!". Batin lisa berkata.
"Tapi semenjak mama lihat kamu, mama percaya lis sama kamu kalo kamu yang akan kembalikan semua sifat deka seperti yang dulu dan mama harap kamu juga sedikit bersabar menghadapi deka ya, mama yakin lama kelamaan deka pasti luluh kok sama kamu!". Kata dara berharap pada lisa.
"Tapi ma..". Kata lisa gugup.
"Tapi apa lis?".
"Tapi lisa ini sedang mengandung, dan anak yang di kandung lisa juga bukan anak kak deka, tapi kenapa mama masih menerima lisa? Jujur saja ma, sebenarnya lisa takut waktu ayah bilang ada yang bersedia menikahi lisa.. lisa takut kalo nantinya lisa akan di~". Ucapan lisa terhenti saat jari telunjuk dara di tempelkan di bibirnya.
"Mama paham!". Dara mengangguk lagi. "Mama paham kok lis apa yang kamu pikirkan, mama tau juga perasaan kamu! Tapi, pada nyatanya mama gak pernah mandang kamu ini siapa, anak siapa bahkan keadaan kamu kenapa! Hanya saja hati mama mengatakan, kamu adalah jawaban dari semua doa doa mama, kalo cuman kamu yang bisa menerima deka dalam keadaannya seperti ini! Mama juga gak peduli mau anak siapa yang kamu kandung, bagi mama itu sama aja lis, mau anak deka atau bukan mama bakalan tetep anggap anak kamu cucu mama!".
Lisa meneteskan air matanya lagi, ia juga langsung memeluk dara yang juga membalas pelukannya bahkan dara membelai rambut lisa dengan lembut.
"Makasih ma! Lisa gak tau lisa harus balas apa ke mama! Mama orang yang baik.. sekali lagi makasih ma!". Isak lisa di pelukan dara.
"Sama sama lisa,. Mama juga terimakasih kamu sudah menerima deka dengan apa adanya!". Balas dara mengecup pucuk kepala lisa beberapa kali.
"Pasti ma! Lisa pasti menerima kak deka apa adanya!".
"Terima kasih lisa!". Dara tersenyum dan diangguki lisa.
🍁
"Kak deka ayok sarapan!". Seru lisa saat ia baru saja membuka pintu kamar deka, dimana si punya kamar baru saja menyelesaikan mandinya.