Bagian 17

1.6K 142 36
                                    

Sore ini Lisa berjalan dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya, ia begitu sangat menikmati angin sore ini dengan bahagia, dimana deka juga berjalan di sampingnya. Seperti janji deka kemarin, ia akan terus menemani lisa berjalan jalan sore agar bayi yang ada di kandungan lisa bisa bergerak ke bawah dan lisa melahirkan secara normal.

Tangan kiri deka kini menggenggam erat tangan kanan lisa, sedangkan tangan kanannya masih setia memegang tongkat merahnya. Deka juga sama halnya dengan lisa, ia menikmati angin sore dengan senyum yang bahagia.

Namun, langkah mereka terhenti di kala lisa memilih untuk duduk di trotoar jalan.
"Kak berhenti sebentar ya lisa capek!". Kata lisa dengan tangan yang menahan perut besarnya untuk duduk.

Deka berjalan meraba mendekati lisa.
"Iya lo istirahat dulu aja!". Balas deka yang kini sudah di bantu lisa dengan meraih tangannya untuk duduk di sampingnya.

Lisa tersenyum simpul menatap deka, meskipun senyuman itu tak akan pernah di lihat deka sampai kapan pun.
"Kak.. makasih ya!". Ucap lisa.

Deka menanggapinya dengan senyum tipis.
"Tenang aja! Gue gak ngerasa di repotin kok kalo cuman jalan jalan kaya gini aja!". Deka meraba ke samping untuk menemukan tangan lisa dan di genggamnya lagi.

"Kak deka kenapa sih kok sekarang mau genggam tangan lisa terus kaya gini?". Tanya lisa penasaran karena memang sikap deka akhir akhir ini sedikit berubah padanya, di mulai dari yang dingin kini justru berbanding terbalik. Deka sangat hangat padanya.

"Biar lo kuat nantinya ngelahirin anak lo itu!". Jawab deka sambil senyum.

Lisa menjadi terkekeh mendengarnya.
"Haha.. emangnya kak deka mau gitu nanti kalo lisa lahiran terus kak deka pegangin tangan lisa kaya gini?".

"Kenapa nggak?".

Lisa terkejut. Ia tak yakin, dengan jawaban deka barusan. Ia menjadi stuck dan salah tingkah. Apa kah deka sudah bisa menerimanya?. Jika benar,lisa saat ini mungkin ingin segera melahirkan dan deka yang menemaninya.

"Beneran nih? Ntar bohong lagi!". Kata lisa meledek deka.

Deka tersenyum miring.
"Gue gak bohong! Gue emang akan nemenin lo nanti kalo lo melahirkan, gue sih berharapnya waktu lo melahirkan gue udah bisa lihat lo dan calon bayi lo itu! Jujur aja.. gue penasaran kaya apa sih wajah lo itu?". Ungkap deka.

Lisa kembali terkekeh. Lalu lisa meraih kedua tangan deka dan di letakkannya tepat di wajahnya.
"Sekarang kak deka bayangin aja deh, gimana wajah lisa? Kak deka bisa ngerasain dengan rabaan kaya gini, dan dengan cara ini juga kak deka bisa lihat wajah lisa!". Balas lisa masih membantu deka meraba wajahnya. "Gimana?".

Deka hanya tersenyum tipis.
"Cantik!". Kata deka.

Deg.

Seketika perasaan lisa menjadi campur aduk, baru pertama kali ini deka membuat lisa salah tingkah seperti ini, bisa di lihat dari raut wajahnya yang memerah tetapi sayang deka tak dapat melihatnya, mungkin jika ia bisa melihatnya deka akan gemas dengan wajah imut lisa.

"Kak deka bisa aja deh!". Senyum lisa malu malu.

"Haha.. ya kali aja kan lo itu cantik! Gue cuman bisa ngeraba mata, hidung sama bibir lo doang! Gue gak bisa bayangin gimana wajah lo itu!". Deka terkekeh sedangkan lisa di buatnya kesal. Baru saja tadi lisa dibuatnya salting, tapi kini malah di jatuhkan.

"Jangan marah kali! Gue yakin pasti sekarang wajah lo jelek!". Tambah deka yang masih meraba wajah lisa dengan menadapati sebuah bibir yang lisa manyunkan pertanda jika dirinya tengah ngambek.

"Siapa bilang lisa jelek, lisa cantik tauu!". Balas lisa menjadi sensi.

"Oh ya?". Deka tak percaya. "Coba deh senyum biar gue raba!".

Pregnant (Donglis) [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang