Deka menatap lisa tak percaya. Ia menggelengkan kepalanya, menolak permintaan lisa yang tidak masuk akal itu. Ia berfikir, kenapa lisa menjadi seperti ini. Oh.. wanita itu yang sudah meracuni otak lisa. Terlebih lagi, lisa wanita yang mudah sekali di hasut.
"Nggak lisa. Aku gak bakalan nikahin katie! Kamu ini apa apaan sih! Kamu gak kasihan sama bian? Bian masih kecil!!". Bentak deka karena sudah tak dapat lagi menahan emosinya.
"Tapi kak deka, katie lebih membutuhkan kak deka. Kasihan dia, dia bingung mencari ayah anak yang di kandungnya..". Isak tangis lisa lebih terdengar jelas.
"DAN KAMU ANGGAP AKU AYAH DARI ANAK ITU??". Sarkas deka lebih keras.
Lisa memejamkan matanya dan memeluk dirinya karena takut dengan bentakan deka yang terlampau keras ini. Ia juga memeluk bian yang menangis karena tersentak.
"Lisa kamu pikirin dong gimana nasib bian nanti, kamu mau bian berbagi ayah dengan orang lain?". Ucap deka, dengan nada suara yang sudah tidak tinggi lagi.
Lisa menggeleng.
"Logikanya seperti ini lisa. Dulu saat aku masih buta, dan aku belum tau kalo sebenarnya kamu wanita yang aku hamilin. Aku menolak keras dan membenci kamu lisa, aku menolak karena aku anggap itu tidak adil. Aku gak pernah melakukannya dan aku yang harus tanggung jawab. Tapi, setelah kebenaran terungkap aku jadi menyesal karena udah buat kamu menderita selama ini. Dan sekarang katie? Wanita yang jelas jelas hamil bukan karena kesalahan aku, kamu minta aku buat nikahin dia. Apa kamu gak salah mengerti?. Aku pasti akan menolaknya lisa, sama seperti kamu dulu. Tapi, karena dulu aku di desak mama akhirnya aku terbawa. Tapi, enggak yang sekarang. Aku cuma milik kamu dan bian..". Lanjut deka mencoba membuat lisa mengerti.
"Tapi kak.. kak deka juga akan terbiasa nantinya sama katie. Sama seperti kak deka dulu dengan lisa..".
"KENAPA KAMU GAK BISA MENGERTI SIH LISA!!". puncak kemarahan deka kembali keluar. Ia kesal karena lisa masih kekeh dengan permintaannya.
Deka menatap lisa dengan nafas yang memburu, tatapan matanya juga sangat menajam. Kemudian dia mencengkram bahu lisa dengan keras, hingga wanita yang masih menyusui anaknya itu merintih kesakitan.
"Ahhhh.. kak deka sakit..". Rintih lisa. "Lepas...".
"Aku kecewa sama kamu lisa. Aku gak bisa menikahi katie. Oke.. dulu aku memang melakukannya dengan dia. Tapi tidak sampai membuat dia hamil lisa, dia sudah di sentuh banyak pria. Dan aku gak mau, aku yang jadi korban lagi harus memenuhi tanggung jawab atas anak yang di kandungnya...". Ujar deka semakin kuat mencengkram bahu lisa. Ia tak peduli bagaimana sekarang lisa menangis menahan sakitnya, yang ia inginkan hanya meluapkan emosinya.
Bagaimana tidak deka tidak semarah ini. Ia baru saja pulang dari kampus setelah seharian ini mengajar, tapi saat ia pulang bukannya mendapat sambutan hangat dari istri dan anaknya, justru mendapat pukulan di benaknya melihat lisa yang melamun dan membiarkan bian menangis keras.
"AHHH SUDAHLAH TIDAK BERGUNA JUGA GUE NGOMONG SAMA LO LISA!!". Teriak deka lagi melepaskan cengkramannya di bahu lisa dengan sedikit keras, membuat lisa terdorong kebelakang. Untungnya, ia terhalang oleh tembok di belakangnya membuat lisa tidak sampai tersungkur di lantai karena ia masih menggendong bian.
Deka pergi keluar dari rumahnya meninggalkan lisa yang masih menangis. Deka melakukannya karena ia sudah sangat marah. Dan dia juga tidak mau lagi melampiaskannya dengan lisa. Ia harus melampiaskannya dengan seseorang yang membuat rumah tangganya terguncang.
●●●
Deka datang ke sebuah rumah, yang sudah sejak lama ia tak lagi singgahi. Pelataran rumahnya masih sama, seperti terakhir kali ia datang. Tepatnya, sebelum ia mengalami kecelakaan yang membuat ia kehilangan indra penglihatannya.
