Bagian 24

1.7K 139 59
                                    

Deka kini sudah siap dengan baju operasinya. Perasaannya mulai menjadi gugup tatkala tempat tidur dorongnya mulai bergerak pertanda ia akan segera memasuki ruangan di mana akan di lakukan cangkok pada matanya.

Sebelum deka benar benar masuk ke dalam ruangan operasinya, dara sempat menghentikan langkah suster untuk sekedar memberi kekuatan sang anak saat menjalani operasi.

"Deka kamu yang kuat ya! Mama selalu doain yang terbaik buat kamu, mama harap operasi ini berjalan lancar dan kamu bisa melihat lagi..". Kata dara menggenggam erat tangan deka dan mencium keningnya singkat.

Deka mengangguk dan merabakan tangannya mencari wajah sang mama.
"Iya ma.. doain ya!". Balas deka. "Ma.. sebelum aku masuk apa aku boleh berbicara sebentar sama lisa? Aku khawatir ma, dia sedang apa di rumah? Apa teman temannya itu menjaganya dengan baik?". Kata deka memohon.

Sebenarnya hal itu yang sedari tadi mengganjal pikiran deka. Deka mengkhawatirkan lisa. Ia sangat ingin mengetahui keadaannya, karena lisa ia tinggal sendiri di rumah dengan perut besarnya.

Dara mengusap pundak deka. Lalu, tatapannya kini beralih pada dua suster yang tadi mendorong tempat tidur deka.

"Suster tidak apa apa kan kalo deka berbicara sebentar dengan istrinya?". Tanya dara meminta izin ke kedua suster itu.

Kedua suster itu nampak saling tukar pandang, hingga akhirnya salah satu dari mereka tersenyum dan mengangguk.

"Iya ibu silakan.. kami beri waktu 10 menit untuk tuan deka berbicara dengan sang istri! Lagi pula kan, tuan deka ini menantu dari dokter kami, dokter seung hyun.. dan itu tidak masalah bagi kami memberikan waktu untuk tuan deka!". Jawabnya yang membuat dara tersenyum puas.

"Terimakasih suster..". Balas dara. "Mama telfon lisa dulu ya?". Kata dara ke deka yang mengangguk.

Dara mulai mengetikkan nama lisa di kontak ponselnya. Setelah itu ia pun segera menghubungi lisa. Cukup lama, dara menunggu panggilannya tersambung dengan lisa. Hingga akhirnya, beberapa saat kemudian lisa sudah menerimanya.

"Halo ma? Gimana operasinya udah selesai? Kak deka baik baik aja kan? Dan apa operasinya berhasil? Lisa di sini khawatir ma, lisa kepikiran terus sama kak deka!". Ucap lisa dengan terus melontarkan pertanyaannya ke dara.

Dara terkekeh pelan menanggapinya.
"Lisa?". Kata dara mencoba menenangkan lisa. "Hey nak.. dengarkan mama dulu!". Lanjutnya.

Terdengar sunyi di seberang telfon sana, menandakan lisa yang sudah berhenti dari cerocosannya membuat dara tersenyum geli.
"Jadi gini, deka belum melakukan operasinya. Sekarang deka baru mau masuk ke ruangan operasinya, tapi sebelum deka masuk, katanya mau ngomong dulu sama kamu.. nih!". Ungkap dara lalu memberikan ponselnya pada deka.

"Hal..halo lisa?". Sapa deka gugup.

"Iya halo kak deka? Kak deka harus semangat ya,, kak deka gak boleh lemah! Lisa yakin, operasinya akan berjalan lancar.. kak deka pasti bisa melihat lagi.. lisa~".

"Hey.. hey.. sayang..". Tahan deka karena lisa mulai berbicara banyak lagi. "Aku pasti baik baik aja, kamu gak perlu sekhawatir itu! Justru aku yang khawatir sama kamu, kamu di rumah baik baik aja kan? Apa temen teman kamu menjaga kamu?". Tanya deka.

"Lisa baik baik aja kak, teman teman lisa baik mereka menjaga lisa dengan sangat baik juga! Bahkan lisa tidak di bolehkan melakukan pekerjaan rumah seperti biasanya, lisa cuman duduk duduk aja nunggu kabar dari mama dara kalo kak deka baik baik aja!". Jawab lisa yang membuat deka menjadi sedikir tenang.

"Syukurlah kalo kamu baik lisa! Aku sangat merindukan mu!". Lirihnya.

"Lisa juga merindukan kak deka!".

Pregnant (Donglis) [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang