"Bian mainnya jangan jauh-jauh nak".
Itu suara lisa yang kini tengah mempersiapkan sebuah pesta ulang tahun untuk bian yang kini sudah beranjak memasuki umurnya yang ke 2 tahun.
Balita kecil itu berjalan tertatih membawa mainan robotnya ke taman belakang rumah yang menghubungkannya dengan dapur. Dimana di taman itu sendiri ada deka yang juga tengah memberi arahan pada tim dekorasi untuk memasang banyak balon penghias pesta.
"Ayah bian itu bian jalan kesitu di awasin ya, lisa lagi repot di dapur ini". Teriak lisa dari dapur dengan kesibukannya.
Deka yang mendengar teriakan dari istrinya itu spontan langsung mengalihkan tatapannya pada sekeliling taman. Dan benar, di lihatnya bian yang berjalan ke arah kolam ikan yang ada isinya.
Deka buru-buru menghampirinya dan menjauhkan bian dari kolam, namun anak laki-laki itu menangis di gendongan ayahnya.
"Huaaaaaaaa...". Tangis bian kencang.
"Eh bian jangan main di situ, ntar bian jatoh". Tegur deka.
"Huaaaaaa..tu.. tu..". Tunjuk bian ke arah kolam, seolah anak itu tidak mau di tegur deka.
"Bian gak boleh, bian main sama ayah di sini aja ya. Ayok mau main apa?
Hum?". Kata deka lembut membujuk sang anak.Lisa yang mendengar bian menangis, buru-buru juga ia melepas celemek dapurnya, dan berlari keluar ke arah taman.
"Bian kenapa sayang?". Tanya lisa mengambil alih bian dari deka.
"Tadi bian mau main di kolam, tapi untungnya aku lihat dan cepet-cepet aku gendong. Eh bian malah nangis gini". Ujar deka.
Lisa menatap deka dengan senyum lebarnya.
"Bian nakal ya? Bian mau berenang? Berenangnya jangan di kolam dong, ntar bian jatoh. Bian kan masih kecil..". Ucap lisa menggoda bian."Tu.. tu.. tu..". Tunjuk bian lagi ke arah kolam.
"Bian kamu ajak mandi aja gih, dari pada di sini ada banyak orang. Ntar aku gak fokus jagainnya. Biar nanti urusan dapur, aku suruh orang aja". Perintah deka ke lisa.
Lisa mengangguk, ia pun segera membawa masuk bian ke dalam rumahnya untuk di mandikan, karena acara pesta ulang tahunnya akan di langsungkan beberapa jam lagi dan lisa juga harus mempersiapkan dirinya di depan tamu agar terlihat lebih cantik, tidak seperti sekarang yang terlihat kumal karena kesibukan di dapur.
Namun, itu semua tidak masalah bagi deka. Mau lisa terlihat menjijikan karena banyaknya keringat yang membasahi pelipisnya itu tidak sekalipun membuatnya bosan bahkan ia selalu membantu lisa untuk menjaga bian sepulang ia mengajar dari kampusnya.
Ia paham benar, bagaimana lelahnya lisa menjaga bian seharian penuh dengan sendirinya tanpa ada bantuan dari orang lain, berupa baby sitter. Itu semua lisa lakukan, semata-mata karena ia memang mampu menjadi ibu yang baik untuk bian dan istri yang sempurna di depan deka.