"Lisa?". Panggil deka mencari lisa di kamarnya dimana wanita itu tengah memasukkan baju baju ke dalam koper.
Lisa tersenyum beranjak menghampirinya dan meraih tangan suaminya itu.
"Iya kak ini lisa!". Kata lisa menuntun deka duduk di sampingnya."Gue takut lis…!". Gumam deka dengan rasa cemasnya.
Lisa menautkan kedua alisnya dan menatap manik mata sang suami.
"Takut kenapa? Ayok.. cerita sama lisa!". Tanya lisa penasaran."Gue takut,, besok operasinya gagal dan gue gak akan bisa lihat lo lis! Gue takut kalo nanti gue gak kuat waktu operasi itu? Gue~".
"Syutt!!". Lisa menghentikan ucapan deka dengan menempelkan jarinya di bibir deka. "Kak deka pasti kuat!". Ucap lisa meyakinkan.
"Lisa yakin kak deka pasti bisa lihat lagi, dan semua apa yang kak deka pingin lihat sebentar lagi akan terwujud! Kak deka harus yakin, ayah pasti akan melakukan yang terbaik buat kak deka! Kak deka ini orang yang baik, terlebih lagi kak deka suami lisa! Pasti ayah bakalan sekuat tenaga untuk perjuangin kak deka melihat lagi! Lisa yakin kakak kuat!". Lanjut lisa menggenggam erat tangan deka.
Deka menyunggingkan senyum tipis lalu mencari kepala lisa untuk ia tenggelamkan di dada bidangnya.
"Makasih ya! Doain aja semoga nanti lancar! Dan aku bisa liat kamu dan anak kita kelak". Ucap deka, lisa mengangguk di pelukannya."Tapi maafin lisa ya kak, lisa gak bisa temenin kakak di rumah sakit! Ayah melarang lisa, karena takut lisa kecapean! Apa lagi sebentar lagi lisa mau melahirkan, dan gak memungkinkan juga lisa bisa lama lama di rumah sakit, takutnya ntar ada apa apa kan repot! lisa harap kak deka ngerti ya!". Lirih lisa kecewa.
Deka mengangguk pelan dan meraba wajah lisa.
"Gak papa lisa! Aku ngerti kok, ini juga kan demi kamu sama bayi kita! Aku bisa memahami, tapi aku harap setelah nanti perban aku di buka orang yang pertama kali aku lihat itu kamu! Jujur, aku udah penasaran banget wajah cantik kamu ini seperti apa? Apa lagi kan, aku cuman liat kamu melalui angan angan aja, aku mau liat kamu nyata lisa!". Balas deka yang kini sudah mencium lama kening lisa."Ya udah nanti lisa bilang sama ayah, kalo buka perbannya di rumah aja biar nanti lisa bisa liat juga! Gimana?". Tanya lisa menawar ke deka.
"Boleh juga sayang.. aku gak sabar mau liat kamu!". Kata deka antusias.
"Lisa juga gak sabar kak deka bakalan segera melihat lagi!". Balas lisa dengan senyum tulusnya.
Deka mengangguk dan kembali memeluk lisa, tak ketinggalan ia juga selalu rutin mengelus perut lisa memberikan perhatian pada calon anaknya itu.
"Sebelum gue mau operasi, gue mau jujur dulu sama lo lis!". Kata deka tiba tiba yang membuat lisa menatapnya heran.
"Jujur apa kak?". Tanyanya.
"Tapi gue harap lo gak marah lis, dan gak tinggalin gue setelah gue cerita ini!". Ungkapnya yang semakin membuat lisa penasaran.
Lisa kembali menyunggingkan senyumnya, meskipun masih belum bisa di lihat deka. Ia menghela nafas panjang, dan membelai rambut deka.
"Iya lisa gak akan marah! Cerita apa sih emangnya?". Balas lisa meyakinkan deka."Gue mau jujur.. kalo sebelum gue buta gue ini selalu nidurin banyak jalang! Bahkan ada dari mereka yang sampai gue buat terangsang dan gue jajah seluruh tubuhnya.. tapi itu dulu lis gue cuman nafsu aja! Saat katie kekasih gue, dia gak pernah mau gue sentuh!". Jujur deka yang membuat lisa stuck dan kaget.
Lisa membulatka matanya, mulutnya juga membuka tak percaya dengan apa yang baru saja lisa dengar.
"Te.. terus?". Terbata lisa masih penasaran.