Bagian 30

2K 135 90
                                    

"Ayah bian ambilin tisu itu dong tolong..". Kata lisa menunjuk tisu di atas nakas pada deka, di mana dirinya kini tengah menyusui putranya yang ada di gendongannya.

Deka mengangguk dan segera mengambil tisu yang akan di gunakan lisa untuk mengelap asinya yang berceceran di mulut Bian.

"Loh Kamu belum sarapan?". Tanya deka yang melihat bubur di atas nakas masih utuh, lalu ia mengusap lembut rambut lisa.

Lisa menggeleng.
"Belum sempet, tadi pas kak deka pergi keluar biannya nangis, makanya lisa kasih asi dulu". Jawab lisa yang kini tengah mengusap lembut bibir anaknya dengan telaten.

"Sarapan dulu, habis itu minum obatnya bentar lagi dokter mau periksa keadaan kamu, biar biannya aku yang gendong sini". Kata deka yang akan mengambil alih bian dari gendongan lisa.

"Tapi aku masih mau main sama bian kak..". Tolak lisa tak mau menyerahkan bian.

"Mainnya kan bisa nanti habis sarapan sayang...". Bujuk deka. "Katanya udah gak betah di rumah sakit, minta pulang. Tapi kamunya malah gini, gak mau sarapan..". Lanjutnya.

"Iya sih.. cuman..".

"Ya udah kalo kamu masih mau gendong bian, biar aku suapin kamu aja ya". Ucap deka meraih mangkuk berisi bubur itu untuk di suapkan ke lisa.

Lisa tersenyum dan mengangguk semangat ia membuka mulutnya menerima suapan deka. Sedangkan lisa, ia terus mentoel toel gemas pipi bayi kecilnya yang baru berusia beberapa hari itu.

"Jangan di gituin terus, ntar biannya nangis". Tegur deka karena merasa risih melihat lisa yang terlalu gemas dengan anaknya.

"Lisa kan gemes kak..". Kecewa lisa karena kini deka melototinya.

"Biannya biar tidur lalisa.. terus kamu kan bisa istirahat..". Omel deka.

Lisa menghela napas kasar. Ia kesal karena semenjak ada bian, deka kini jauh lebih cerewet dan merasa terganggu kalo lisa terlalu gemas dengan bian. Harusnya yang sering mengomel itu lisa, karena lisa ibunya. Tetapi, pria ini justru kebalikannya ia merasa khawatir dengan anak dan istrinya karena di takutkan kurang istirahat.

Lisa hanya mengangguk pasrah, ia terus menimang nimang bian di pangkuannya agar kembali tertidur. Lalu, deka juga terus menyuapi lisa hingga akhirnya bubur itu habis dan meletakan kembali mangkuk kosong itu di atas nakas.

"Sini biannya, dia udah tidur..". Pinta deka mengambil alih bian dari gendongan lisa. "Kamu istirahat..". Lanjutnya yang kini sudah menggendong bian.

"LISAAAAAA~".

Teriak seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruang rawat inap lisa, yang seketika mampu membuat bayi yang ada di gendongan deka terlonjak kaget dan menangis keras.

"Astagaaa jisoo lo ngagetin aja deh!". Ucap lisa kesal. "Liat tuh bayi gue nangis kan jadinya..". Tunjuk lisa ke arah deka yang mencoba menenangkan bian yang masih menangis kencang.

Jisoo meringis.
"Hihi.. maaf gue kelepasan..". Ucapnya tanpa merasa bersalah.

"Cup cup anak ayah jangan nangis ya.. bian kaget ya.. cup cup jangan nangis lagi ya..". Kata deka mengoceh sendiri mengajak anaknya berbicara sangat lembut untuk menenangkannya.

Jisoo yang datang bersama bobby hanya menatap miris ke arah deka. Dimana laki laki itu tanpa peduli dengan kedatangan mereka, dan lebih memilih tetap fokus pada bian.

"Lis deka~". Kata bobby menunjuk deka ke lisa.

"Iya gitu semenjak ada bian, jadi sensi banget kalo ada orang yang ganggu anaknya..". Sambar lisa yang seakan mengerti arah pembicaraan bobby.

Pregnant (Donglis) [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang