Sore yang mendung itu, semendung wajah lisa yang kini berjalan gontai dalam sebuah lorong rumah sakit yang ia datangi dengan tekad untuk menggugurkan bayi dalam kandungannya itu masuk ke dalam sebuah ruangan bernuansa putih.
Ia meneguk salivanya susah, sebenarnya dalam lubuk hatinya yang dalam itu ia tak tega akan menggugurkan bayi tak berdosa itu, namun lagi-lagi bisikan demi bisikan terus mendorongnya untuk melakukan hal itu.
"Do..dokter!". Panggil lisa gugup saat sang dokter membelakanginya yang tak sadar dengan kedatangannya.
"Ehh maaf-maaf saya tidak tau ada pasien di sini!". Kata dokter itu malu. "Silahkan duduk dek!". Lanjut dokter itu mempersilahkan lisa untuk duduk di kursi.
Lisa mengangguk dan ia pun mendaratkan bokongnya pelan di kursi itu dan dokter itu juga ikut duduk di depannya.
"Sakit apa dek?". Tanya dokter itu ke lisa.
"Saya...". Ucapan lisa terhenti ketika dokter itu menatapnya insten.
"Sebentar! Sepertinya saya kenal kamu?". Ujar dokter itu yang masih menatap wajah lisa detail.
Lisa menunduk, sebenarnya ia kenal dengan dokter yang ada di hadapannya ini, dia adalah salah satu teman dokter ayahnya. Namun, ia berpura-pura seolah tak mengerti apa-apa.
"Kamu lisa kan? Anak dokter seung hyun?". Tebak dokter itu menunjuk lisa.
Lisa kembali tertegun, ia semakin menundukkan kepalanya dalam-dalam.
"Ahhh iya kamu lisa! Saya ingat dulu waktu kamu umur 12 tahun, saya pernah melihat mu di ruangan dokter seung hyun untuk menemaninya bertugas! Ahh ternyata kamu sekarang sudah dewasa ya lisa!". Heboh dokter itu yang di ketahui bernama dokter daesung.
Lisa hanya tersenyum tipis menanggapi daesung, ia masih memilih bungkam.
"Oh ya lisa kenapa kamu kesini? Bukankah ayah mu juga dokter? Kalo kamu sakit kenapa kamu tidak minta ayahmu untuk meriksa kamu? Saya ini cuma dokter kandungan!". Tanya daesung lagi yang merasa heran dengan kedatangan lisa.
"Saya.....". Lagi-lagi ucapan lisa terhenti, ia merasa kerongkongannnya bagai tersekat hingga ia sangat keluh untuk mengatakannya awal maksud ia datang kemari.
Dokter daesung mengernyitkan dahinya bingung.
"Kenapa lisa? Apa ada masalah?". Tanya daesung lagi.Lisa menunduk lagi, di iringi juga dengan isak tangis darinya yang membuat dokter daesung semakin kebingungan.
"Lisa ada apa? Kenapa kamu menangis? Apa kamu ada masalah dengan ayah mu?". Tanya terus dokter daesung yang merasa curiga dengan anak dari sahabatnya itu.Lisa perlahan mengangguk menjawab pertanyaan dari dokter daesung. Dokter itu menghela nafas panjang dan membenarkan posisi duduknya.
"Masalah apa dengan ayahmu? Ayo ceritakan! Barangkali saya bisa membantu kamu lisa!"."Li..li..sa....". Lisa mulai angkat bicara meskipun ucapannya masih tersenggal-senggal karena isakan tangisnya yang semakin deras.
Dokter daesung masih terus berusaha mendengarkan keluh kesah dari lisa, hingga ia tetap fokus menunggu lisa berbicara.
"Li..lisa ham..hamil om!". Kata lisa sangat lirih, namun masih bisa terdengar oleh dokter daesung.
Dokter itu mulanya sangat kaget dengan pengakuan lisa, tapi ia tersenyum tenang menatap lisa.
"Hahaha lisa bukankah itu kabar gembira? Kenapa kamu menangis? Jadi kamu mau periksa kehamilan? Kamu sudah menikah kenapa tidak mengundang saya? Ahh saya kecewa sekali! Tapi tidak apa-apa jangan kamu menjadi beban ya!". Celoteh dokter daesung bercanda pada lisa.