🎶 Feeling Good - Michael Buble
***
Melati masih kesal dengan Batara yang mengatainya kepala gajah. Kesal sekaligus malu. Jadi cowok kok gitu amat, kesel deh. Pengen pukul kepalanya, batin gadis itu yang dari tadi berjalan di belakang pria itu dan fokus melihat Batara dari belakang.
"Liatin apa?" Batara berbalik dan memergoki gadis itu yang sedang melihatnya dengan tatapan mata menyipit sedari tadi. Melati, gadis itu mundur terkejut.
"Hah? Ng, nggak kok. Aku nggak liatin kamu. Aku liatin, wah... Ada panda. Imut banget sih?" gadis itu berlari ke arah kandang panda dan lupa pembicaraannya dengan Batara tadi.
Batara melongo, padahal barusan dia melihat perempuan itu gugup dan sekarang gadis itu lupa dan asyik berfoto ria dengan panda. Batara menggelengkan kepalanya. Tidak percaya ada gadis aneh seperti Melati di dunia ini.
"Ya ampun. Imut banget. Bawa ke rumah mau ya? Bilang iya cepetan!" Melati mengajak panda itu bicara. Sekali lagi Batara melongo. Selain dia aneh dia juga ambigu. Cewek absurd, batin Batara yang melewati Melati yang sedang gila berfoto dengan panda di sana.
"Eits, Batara mau ke mana? Kamu nemanin Melati. Kamu nggak lihat yang lain udah pas dua orang. Kita kan berpencar, nanti takut hilang."Lena menghentikan putranya yang ingin pergi dari sana.
Batara menghela nafas berat. "Kok aku sih mah? Febby kan ada?" jelas Batara. "Febby udah duluan sama Melisa. Malik sama Sandy, mama sama tante Yanti, papa kamu sama om Darwin. Udah sana! Nanti kalo mantu mama sampai hilang, kamu yang mama penjarain," ucap Lena panjang lebar. Sebelum mendengar celotehan Batara, Lena sudah pergi dari sana.
Batara melihat ke arah Melati yang sibuk dengan handphonenya. Gadis itu sedang tersenyum melihat hasil jepretannya dengan panda itu. Batara mengacak rambutnya. Jujur saja dia sedikit aneh saat berhadapan dengan gadis itu.
Dia memutuskan untuk menghampiri gadis itu. "Fotonya nanti, kita udah ketinggalan jauh," ucap Batara merampas handphone milik gadis itu. Batara berjalan meninggalkan Melati yang merenggut kesal.
"Batara apaan sih, balikin nggak? Siniin!" teriak gadis itu. Dia ingin merebut handphonenya itu tapi tidak berhasil.
"Aku kasih, tapi nanti."
"Iya deh iya. Tapi ada satu syarat," ucap gadis itu dengan senyum misterius. Batara? Perasaannya mulai tidak enak.
"Apa? Jangan aneh-aneh."
"Oke, aku mau nanti kita foto bareng, minimal lima kali dan maksimal," gadis itu berhenti dan "suka-suka dong" ucap gadis itu mantap dengan senyum kembang di pipinya.
"Nggak mau!" bantah Batara. Dia membantah, dia tipikal pria yang tidak terlalu suka dengan kamera. Entah apa alasannya.
"Kamu gila?"
"Siapa? Aku? Mana ada orang gila yang mau minta foto," jelasnya menentang Batara. Batara memijit pelipisnya.
"Pokoknya aku nggak mau," Batara berjalan meninggalkan Melati. Melati berlari kecil untuk mengikuti pria itu.
"Ayolah. Mau ya? Atau gimana tiga kali aja?" tawar gadis itu.
"Satu atau nggak sama sekali," jelas Batara dengan penuh penekanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
Ficção Adolescente𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...