🎶 Obsession – EXO
***
Pagi itu, Melati sangat sibuk berkutat di dapur. Batara belum bangun sejak tadi. Gadis itu sedikit menyesal dan malu karena sudah sedikit cengeng tadi malam pada suaminya. Setelah gadis itu selesai, dia memakai pakaian lengkap untuk olahraga. Dia masuk ke dalam kamar. Melati menggelengkan kepalanya melihat suaminya yang masih terlelap.
Melati memasang sepatu olahraga milik Batara. Lalu dengan perlahan dia mengelus lengan Batara.
"Ai... bangun yuk? Kita lari pagi," kata Melati dengan lembut masih mengelus lengan suaminya.
"Hmm..." ucap Batara merengek masih setia dengan mata tertutup.
"Ai... bangun yuk? Udah pagi loh. Ai..." Melati memeluk suaminya dan membantu Batara bangun. Batara terduduk tapi dengan mata yang masih tertutup. Melati tersenyum.
"Aku masih belum siap, Ai..." rengek Batara masih kantuk.
"Masa sih? Makanya buka dulu matanya, Ai... "
Dengan perlahan mata Batara terbuka. Dia menghela nafasnya panjang. Ya, dia sudah berpakaian olahraga lengkap serta sepatunya.
"Harus ya?" kata Batara memelas pada Melati.
"Harus dong," jawab Melati.
Batara dan Melati sudah di jalan raya sekarang. Mereka berada di trotoar. Rencananya mereka akan ke alun-alun kota. Jaraknya cukup dekat. Melati sangat semangat, apalagi matahari pagi sangat sehat untuk kulit. Sedangkan Batara, dia sangat malas, matanya sangat berat. Tapi, demi istrinya dia rela melakukannya.
Batara dan Melati duduk di salah satu kursi di sana. Melati memberikan minum pada Batara suaminya.
"Hah... capek," rengek Batara.
"Capek? Masa sih, Ai? Terus kalau aku pingsan di jalan kamu gendong aku. Capek dong nanti," kata Melati.
Batara menoleh, lalu tersenyum tipis. "Tergantung," kata Batara.
"Kok tergantung sih?"
"Ya kalau kamu pingsannya cuman pura-pura, mungkin aku nggak akan gendong kamu."
"Jahat banget sih, Ai?"
"Berarti kamu ada rencana buat pingsan?" tanya Batara.
"Hah? Ng, nggak kok ..."
"Kamu ada rencana."
Melati menghela nafas panjang. Dia kali ini ketahuan.
"Ai..."
"Hm?" jawab Melati.
"Soal tadi malam... aku minta maaf. Aku nggak bermaksud untuk ninggalin kamu dengan cara seperti itu, aku...."
"Ssssttt... nggak papa, Ai. Asal kamu mau nuruti kata-kata aku," jelas Melati.
"Iya, " ucap Batara tersenyum.
"Peluk...." Melati merentangkan kedua tangannya.
"Nggak! Aku lagi bau."
"Ih, Ai? Nggak papa. Ayo peluk...."
Batara dan Melati berdebat kecil saat pulang ke rumah.
***
"Ai... hari ini aku nggak masuk kuliah ya?" rengek Melati pada Batara suaminya.
"Kenapa?"
"Kepala aku sakit banget."
"Mau jadi apa kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
أدب المراهقين𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...