Chapter 14 - Calon Suami

23K 1.6K 25
                                    

🎶 Beautiful - Baekhyun EXO

***

"Dek! Kamu di dalam?" teriak Melisa.

"Iya kak. Bentar, lagi ganti baju!" jawab gadis itu.

"Belum siap?" tanya Melisa kakaknya yang melihat Melati sibuk memakai baju.

"Sedikit lagi," jawabnya memutar badannya di depan kaca.

"Ternyata adek kakak cantik banget," ucap Melisa mengelus sayang rambut Melati. Melati memakai dress Irene merah marun selutut. Dia sangat cantik memakainya. Sangat sopan dan elegan.

"Emang dari dulu kali kak aku cantik," balasnya.

"Iya deh iya. Pasang lipstik sedikit dek. Biar makin manis," ucap Melisa.

Melati meraih lipstik peach dan mengusap sedikit ke bibirnya. "Udah kak?" tanyanya. Melisa mengangguk.

"Adek Abang kok cantik banget," Malik datang dari luar. Melati tersenyum. Melati memeluknya. Gadis itu menangis.

"Abang minta maaf ya dek," ucapnya mencium puncak kepala adiknya.

"Ya udah. Kita keluar yuk. Bentar lagi calon suami kamu datang," ucap Malik. Adiknya itu mengangguk. Ketiga bersaudara itu keluar.

"Kak, bilang ke Bunda aku mau ke toilet dulu sebentar ya?" ucap Melati. Melisa kakaknya mengangguk.

Sesampai di kamar mandi. Dia menangis, dia sedih.
"Bentar lagi aku jadi istri orang. Padahal aku masih SMA. Apa kata orang nanti?" ucapnya sesenggukan di sana.

"Aku cinta cuman sama Batara. Aku maunya suamiku itu dia bukan yang lain. Tapi sekarang?" ucap nya lagi. Dia menunduk.

"Dek!! Cepat dek. Mereka mau sampai!" teriak Melisa. Melati cepat-cepat menghapus air matanya.

"Iya kak. Bentar!!"

Dengan cepat gadis itu membereskan dan merapikan wajahnya. Dia keluar setelah beres. Dia menuju ruang tamu. Di sana belum ada siapa-siapa. Dia takut, dan jantungnya tidak dapat diajak kompromi.

"Bun, bisa nggak aku di kamar aja?" tanya Melati pelan. Dia berbisik kepada Bundanya Yanti.

"Loh kenapa sayang?" tanyanya khawatir.

"Aku malu Bun. Aku belum siap." Gadis itu memang sudah jujur. Ibunya tersenyum. "Ya sudah. Nanti kalau Bunda panggil kamu keluar ya?" ucap Yanti. Melati mengangguk dan tersenyum. Dia berlari ke kamar.

"Melati kenapa Bun?" tanya Malik.

"Sudah biarin aja," jawab Yanti.

Beberapa menit kemudian, ada suara ribut-ribut di luar. Jantung gadis itu benar-benar tidak karuan. Dia duduk di ranjangnya. Dia takut saat dia kan dipanggil dan dikenalkan kepada calon suaminya. Terdengar suara gelak tawa di luar.

"Mereka masih bisa ketawa, padahal aku udah jantungan," ucap gadis itu memegang dadanya. Dia mencoba mengalihkan perhatiannya. Dia men cek handphonenya.

Mel! Kita keluar yukk. Gabut nih di rumah.

"Aduh, aku nggak bisa keluar," jawabnya bermonolog. Itu adalah pesan dari Nissa sahabatnya.

𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂  (𝙀𝙉𝘿) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang