Chapter 53 - Aku itu Apa?

11.3K 820 48
                                    

🎶Any Song – Zico

***

Angin berhembus sedikit kencang membuat pasangan yang sedang berjalan di pantai itu menjadi semakin romantis. Melati tidak henti-hentinya tertawa dan berlari ke sana kemari. Sedangkan suaminya hanya berjalan santai sambil mengikuti ke mana istrinya pergi. Dengan tangan di kedua kantung celana pendek selutut pria itu, dia berjalan dengan kacamata hitam di matanya. Menambah kesan seksi dan tampan pada pria itu.

Melati, dia begitu sederhana. Dengan hanya menggunakan gaun santai berwarna abu-abu yang sama seperti Batara. Dia mengurai rambutnya yang hitam panjang itu. Tidak memakai alas kaki. Dan itu semua berhasil membuat jantung Batara berdesir lembut.

"Ai! Cepet!" teriak Melati sedikit kencang saat memanggil Batara.

Batara berjalan cepat menyusul istrinya yang berlari semakin menjauh. Batara berlari lalu memeluk istrinya yang tertawa keras itu. Batara tidak henti-hentinya memutar-mutar istrinya saat berada di pelukannya.

"Ai!! Udah! Aku pusing," pinta gadis itu sambil tertawa.

Batara menghentikan aktivitasnya. Lalu membiarkan Melati menetralkan acara tertawa dan lelahnya karena perbuatan Batara.

Batara menatap lekat-lekat manik mata Melati. Melati tersadar dan menatap balik pada Batara. Jantung Melati berdebar kencang, sama halnya dengan Batara. "Ka, kamu kenapa natap aku kayak gitu?" tanya Melati tanpa ragu. Kamu cantik. Satu kalimat yang bisa membuat gadis itu seperti berada di langit ketujuh.

"Apaan sih? Nggak lucu tahu," jawab gadis itu mengerucutkan bibirnya. Batara tersenyum lalu menangkup wajah istrinya.

"Kamu memang cantik." Batara memperjelas ucapannya.

"A, apa? Aku nggak denger, kamu ngomong apa, Ai?" tanya gadis itu ulang.

Sial, batin Batara. Dia sadar bahwa tadi gadis itu hanya pura-pura marah dan akhirnya Batara mengulangi perkataannya.

"Nggak!" Batara berjalan melewati gadis itu. Dia mengacak-acak rambutnya malu.

"Ai! Bilang sekali lagi kalau aku cantik!" Melati tertawa keras melihat Batara yang malu.

Batara dan Melati sedang makan di restoran dekat pantai. Ini termasuk makan siang malam mereka. Satu hari ini sangat berkesan pada gadis itu. Dia senang saat dia bersama dengan pria yang sangat dicintainya itu.

"Ai, bukain," pinta Melati pada Batara. Dia kesulitan saat membuka cangkang kepiting dan kerang yang ada di depannya. Batara mengambil alih makanan gadis itu. Dengan cepat dia membukanya lalu meletakan kembali di depan istrinya.

"Kok bisa?" tanya gadis itu takjub.

"Bukanya harus pake metode," jawab Batara melanjutkan acara makannya. Melati hanya manggut-manggut.

Mereka menyelesaikan makannya dengan cepat. Batara memutuskan untuk duduk bersantai dulu di sana sebelum kembali ke hotel. "Aku itu seperti apa di mata kamu?" tanya Batara. Kamu? Kamu adalah orang pertama yang mampu membuat jantungku berdetak lambat dan lebih cepat di saat yang sama.

Sial, batin Batara. Batara merasa senang sekali. Padahal kata-kata itu sudah biasa dia dengar, tapi saat Melati yang mengucapkan kata itu rasanya berbeda. Dan, Melati berhasil kali ini.

"Ciee... kamu pasti berdebar kan?" ejek Melati senang. Batara berdeham.

"Kamu, kamu nggak mau nanya sesuatu?" Batara mengalihkan pembicaraan.

"Bener nih?" tanya Melati antusias. Batara mengangguk.

"Aku itu apa?" tanya Melati. Dia ingin tahu jawaban Batara.

𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂  (𝙀𝙉𝘿) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang