Chapter 23 - Dilanda Rindu

15.7K 1K 61
                                    

🎶 My Lady - EXO

***

Batara telah selesai dengan tugasnya hari ini. Jujur, dia sungguh bosan saat ini berada di kost-an. Tadi Joshua dan Irwansa baru pulang dari rumahnya. Pria itu sedang duduk di meja makan. Bahkan untuk makan saja dia malas. Padahal dia sendiri yang bilang kepada istrinya tidak boleh malas makan.

Dia benar-benar merindukan gadis itu. Dia rindu suara bising dan cerewet istrinya. Dia begitu frustrasi saat ini. Dia ingin sekali menelepon istrinya. Tapi gengsinya terlalu tinggi.

Drrrt... Drrrrt....

Dengan cepat pria itu melihat siapa yang menelepon. Bahunya menurun saat tahu bukan istrinya yang menelepon.

Joshua Callings

"Halo!"

"Ngegas amat nak. Gue tahu nih! Pasti lagi kangen sama istri manis Lo kan?" Joshua tertawa di seberang sana. Membuat Batara kesal.

"Nggak. Ada apa?"

"Wihh. Kan? Ngaku aja lah. Ohohoho. Ngomong-ngomong soal istri manis Lo. Buku gue ketinggalan di kamar Lo. Besok bawa ya?"

"Hm."

"Udah dulu. Nggak enak nih. Gangguin yang lagi sensi. Hehehe..."

Klik..

Batara memutus teleponnya terlebih dahulu. Joshua? Jangan ditanyakan. Dia mengumpat tidak jelas pada handphonnya sendiri saat Batara mematikan teleponnya.

Pria itu memutuskan untuk menyegarkan tubuhnya dulu. Dia meraih handuknya dan langsung menuju kamar mandi. Sepuluh menit waktu yang cukup untuk seorang Batara.

Dia keluar dengan handuk di pinggangnya. Sebelum memakai bajunya dia men cek notifikasi dari handphonnya. Keningnya berkerut saat melihat ada apa di sana.

3 panggilan tak terjawab

Istri Kecil suka 🐊

Aiii..... Aku kangen :( kenapa nggak angkat telepon aku?

Sebuah senyum terbit di bibir pria itu. Dia merasa puas dan senang saat gadis itu menelepon dan mengiriminya sebuah pesan. Dengan cepat pria itu meraih baju dan memakainya. Setelah selesai dia duduk. Mengambil handphonenya dan memencet sebuah nomor di sana. Sedetik kemudian?

"Halo, Ai?"

Mendengar suara istrinya, hatinya begitu tenang.

"Iya."

"Kok, tadi nggak diangkat?"

"Lagi mandi. Kenapa?"

"Aku kangen, Ai. Kamu pasti nggak kan?"

Kangen!! batin Batara

"Ai, denger aku nggak sih?"

"Iya, denger."

"Ai! Aku lagi pusing."

"Karena?" Alis pria itu berkerut.

"Hari ini, aku punya tugas banyak. Aku nggak bisa kerjain satu-satu. Banyak banget. Bantuin aku ya?"

"Iya. Tugas aku juga udah siap." Sejujurnya, pria itu khawatir dengan istrinya jika berkaitan masalah pelajaran di sekolah.

"Oke, Ai. Kamu udah makan?"

"Iya," jawabnya berbohong. Dia tidak mau mendengar istrinya cerewet sekarang.

"Oh, ya udah."

𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂  (𝙀𝙉𝘿) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang