🎶 Vercase on The Floor – Bruno Mars
***
Pagi ini, Batara akan bersiap-siap pergi ke kampus. Ya, hari ini dia akan wisuda. Hari yang dinanti-nantikan setelah hampir empat tahun lamanya. Pria itu sudah rapi dengan jasnya serta sepatu pantofel hitamnya. Pria itu melihat dirinya di depan cermin.
Pria itu menghela nafasnya berat. Dia sangat merindukan istrinya. Tapi, istrinya tidak bisa datang. Batara ingin menjemput Melati tapi tidak bisa karena waktu yang begitu padat dan mepet. Mungkin hanya orang tuanya yang akan datang.
Setelah dari restoran, Batara langsung menuju kampusnya. Dia tidak mau jika harus terlambat di acara pentingnya. Batara baru saja mengabari isterinya bahwa hari ini dia wisuda. Melati tidak membalas pesan pria itu sejak semalam. Hal itu membuat Batara sedikit jengkel sekaligus khawatir.
Batara memarkirkan mobilnya, lalu bergegas masuk ke aula besar di kampus itu. Di sana sudah banyak teman-temannya yang ikut wisuda tahun ini. Termasuk Joshua dan Irwansa.
"Baru nyampe Lo bro?" tanya Joshua saat melihat Batara mendekat ke arahnya.
"Iya."
"enapa? Lo ada masalah?" tanya Irwansa.
"Nggak." Batara kembali men cek handphone-nya, belum ada notif dari istrinya.
"Istri manis Lo datang kan?" tanya Joshua melihat raut wajah Batara yang sedikit resah. Batara hanya mengangkat bahunya. Pria itu duduk di kursi yang sudah ditetapkan. Joshua dan Irwansa memilih untuk diam.
Hari itu, saat acara wisuda dimulai, Batara mencoba fokus untuk mengikutinya. Tapi tidak bisa. Hingga tibalah acara pelantikan wisuda.
Batara berjalan menuju tangga tengah. Kemudian, naik ke panggung untuk dilakukan pemindahan kucur oleh rektor universitas. Setelah itu, Batara bergeser ke kanan untuk menerima ijazah dari ketua prodi. Batara turun dari atas panggung dan berdiri di tempatnya sebelum kembali duduk. Pria itu lalu mengucapkan janji wisuda.
Acara demi acara berjalan dengan lancar. Hingga tiba saatnya pengumuman mahasiswa terbaik tahun ini.
Salah satu mahasiswa terbaik tahun ini adalah..... Batara Mahanipuna... Batara kami persilahkan...
Mendengar itu Batara maju ke depan. Di depan dia sedikit gugup. Ditambah dia tidak menyangka bahwa dia salah satu mahasiswa terbaik. Dia maju ke depan dan
"Terima kasih sebelumnya, karena saya diberi kesempatan untuk mengatakan sepatah dua kata di depan ini...."
Pria itu sangat profesional dan begitu cekatan. Hingga matanya menangkap sosok orang yang tidak asing di matanya.
Deg.....
"Saya tidak akan seperti ini bukan karena kemampuan saya. Itu karena kuasa Tuhan. Termasuk orang-orang yang saya.... Cintai... Terima kasih buat kalian yang selalu mendukung saya. Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih," ucap pria itu tanpa luput dari pandangan orang itu.
Tepuk tangan dan sorakan dari orang-orang di sana memeriahkan acara wisuda itu.
Batara tersenyum tipis, lalu duduk kembali setelah berfoto dengan rektor universitas. Pria itu kembali ke tempatnya. Batara dia begitu senang sekarang. Dia tidak sabar sampai acara ini selesai.
Karena acara telah selesai, maka saatnya untuk berfoto bersama dan masing-masing. Batara berfoto dengan teman-temannya. Setelahnya dengan para orang tua. Banyak yang memberikan bunga atau bingkisan pada pria itu.
Batara mencari keberadaan istrinya. Ya, istrinya datang saat dia menerima penghargaan. Istrinya tersenyum lalu mengepal tangannya ke atas sambil mengatakan, "Semangat Ai...." Batara cukup terkejut saat melihat istrinya ada di antara banyaknya orang. Dia heran kenapa gampang sekali menemukan istrinya yang termasuk pendek itu di antara banyaknya orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
Teen Fiction𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...