🎶 Creep - Radiohead
***
"Kita tidur sama?" tanya Melati saat acara resepsi sudah selesai sekitar setengah jam yang lalu. Batara mengangguk.
"Oh, oke. Aku cuci muka dulu," kata Melati yang mengambil handuknya dan masuk ke kamar mandi.
Di dalam kamar mandi, dia sedang bercermin. Berpikir, apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia benar-benar takut sekaligus gerogi. Apalagi tidur bersama dengan Batara. Itu membuatnya menggigit bibir bawahnya sejak tadi. Dia menarik nafas dalam-dalam. Gadis itu menyalakan shower dan mandi.
Di tempat lain? Batara sedang mengetuk-ngetuk jarinya ke meja dekat ranjang yang ada di kamarnya, ralat kamar mereka berdua. Jujur saja, dia sama halnya dengan Melati yang sudah menyandang gelar sebagai istrinya itu. Dia tidak mau menjadi pria yang munafik yang tidak mengakuinya.
Ceklek...
Melati keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil di kepalanya. Gadis itu habis keramas. Dia merasa gerah saat seharian berpakaian formal. Batara? Dia berdeham dan pura-pura fokus ke smartphone miliknya.
"Kamu nggak mandi?" tanya gadis itu yang duduk di meja hias untuk mengoles berbagai krim ke kulitnya.
"Sudah." Jawaban singkat itu membuat gadis itu mendegus kesal. Suaminya memang seperti itu.
Gadis itu sibuk dengan krim body lotion yang dioleskan ke kulitnya. Lalu, krim malam untuk wajahnya. Batara? Dia hanya melihat apa yang dilakukan istrinya itu. Setelah selesai, perempuan itu melepaskan handuk di kepalanya. Melati menjemur handuk kepala ke jemuran kecil khusus handuk yang ada di sudut ruangan itu.
Gadis itu kembali duduk ke meja rias tadi. Dia mengambil hair dryer dan mulai menggunakannya.
"Aku bantu," ucap pria itu yang sudah berdiri di belakang gadis itu. Gadis itu mendongak dengan rambut berantakan karena menunduk saat mengeringkan rambutnya.
"Hah?" jawab gadis itu ambigu.
"Ck, lelet." Pria itu mengambil hair dryer yang dipegang oleh Melati. Setelah itu dia mengeringkan rambut Melati dengan lembut. Melati? Sudah bisa dipastikan jantungnya tidak sehat. Batara-lah pria pertama yang melakukan hal seperti itu.
"Kamu, kamu kok tiba-tiba romantis banget?" ucap Melati tersenyum melihat Batara yang sibuk dengan rambut istrinya itu.
"Cuman mau tahu. Hair dryer kamu bagus atau nggak." Jawaban yang tidak masuk akal bukan? Tentu saja iya. Melati tersenyum, dia tidak cukup bodoh untuk hal seperti ini.
"Kamu udah suka ya sama aku?"
"Nggak tahu."
"Kenapa?" tanya Batara yang berhenti seraya melihat gadis itu melalui cermin.
"Buktinya kamu pegang-pegang rambut aku."
"Udah siap. Tadi cuman nge cek," jawab pria itu meletakkan hair dryer yang dipakainya tadi. Padahal masih belum siap. Pria itu berjalan ke tempat tidur dan bersandar ke kepala ranjang.
"Yah, Ai? Kok nggak dilanjutin?"
"Masih bagus. Kamu aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
Fiksi Remaja𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...