🎶 Kimmi Dattara - Happy Birthday
***
Melati tertidur pulas di mobil saat pulang. Gadis itu benar-benar membuat Batara kewalahan dengan sikapnya yang berubah-ubah. Satu harian bersama gadis itu membuat pria itu mengerti banyak hal. Dia semakin mengetahui sifat gadis itu. Yang punya mood yang berubah-ubah.
"Mantu mama cantik banget deh kalo lagi tidur, " ucap Lena mamanya Batara. Ini yang sudah kali ketiga mamanya mengatakan hal itu. Membuat Batara jengah.
"Kak Mel sama Kak Batara serasi ya ma. Udah cocok nih," tambah Febby.
"Bisa diam nggak Bii?" ucap Batara akhirnya.
"Apaan sih Kak?" jawabnya mendengus kesal.
"Gimana rasanya berduaan sama Melati satu harian?" tanya Lena penasaran.
"Biasa aja," jawabnya singkat sambil memperbaiki kepala Melati yang semakin melorot ke belakang punggungnya.
"Masa sih? Tadi mama lihat kayaknya kalian berantem deh," ucap Lena penasaran apa yang terjadi dengan mereka berdua saat di restoran. Hal itu membuat Batara terdiam.
"Perhatian banget kayaknya," timpal Winata dari depan sambil tersenyum melihat kedekatan Batara dan Melati dari kaca spion.
"Apaan sih Pah," jawabnya jengkel. Semua orang seperti sedang mengejeknya.
"Nggak, Melati baik loh Batara. Awas kalo kamu buat dia nangis," ancam Winata yang berhasil membuat pria itu terdiam.
"Jawab mama dong Batara, tadi kalian berantem?" tanya Lena sekali lagi.
Batara menghela nafasnya berat. "Iya," jawabnya akhirnya. Yang membuat mata Febby melotot lebar.
"Pantesan mantu Mama tadi uring-uringan. Kamu apain mantu Mama?" tanya Lena marah pada Batara.
"Nggak diapa-apain kok Mah. Mama tenang aja," jawab Batara. Membuat Lena tersenyum kembali.
"Tapi Kak Mel bilang, kalian nggak berantem," ucap Febby. Batara diam. Dia nggak terlalu suka besarin masalah, batin Batara.
Perjalanan mereka cukup lama. Mereka sampai di rumah Batara pukul tujuh malam. "Batara, kamu jangan ganggu mantu Mama. Kalo bisa kamu angkat dia ke kamarnya Febby," ucap Lena sebelum turun.
Batara menghela nafasnya berat. "Iya Mah," jawabnya. Dengan pelan dia mengangkat tubuh gadis itu. Dia berjalan menuju kamar Febby. Dia meletakkan gadis itu di ranjang dengan hati-hati. Dia takut gadis itu bangun dan cerewet lagi.
Dia memandang Melati dengan saksama. Lalu, dia menyelimutinya.
Cekrek....
Bunyi suara kamera dari depan pintu. Batara melihat, dia ingin berteriak pada adiknya yang nakal itu. Tapi dia takut Melati akan bangun. Febby terkikik dan pergi dari sana.
"Kak, pinjam laptop," ucap Sandy yang datang dari luar.
"Itu di laci."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
Teen Fiction𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...