🎶 I Love You so much, Youll know it – Ysabel Cuevas
***
Hari ini, tepat satu minggu Melati menjadi istri sah Batara. Dan hari ini juga kepulangan Melati ke Bandung. Semua akan kembali ke rutinitas semula. Melati akan sekolah kembali dan Batara akan kuliah kembali.
"Ai!" panggil Melati pada suaminya yang sibuk dengan laptopnya.
"Hm."
"Kita harus pulang sekarang? "
"Iya."
"Kok cepet? Nggak bisa satu minggu lagi? "
Mendengar itu Batara menoleh pada istrinya yang setia berdiri sejak tadi.
"Mau jadi apa kamu? Kamu udah libur selama satu minggu," jawab Batara serius membuat nyali gadis itu ciut.
"Iya. Maaf, Ai." Gadis itu memilih untuk berhenti bertanya. Dia mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi. Batara marah padanya. Batara membentak Melati tentu saja. Batara bingung harus melakukan apa. Dia tahu dia sudah membuat gadis itu sedih. Memijit pelipisnya hal yang Batara lakukan jika menghadapi istrinya.
Batara menghela nafasnya berat dan melanjutkan pekerjaannya. Dia memang sedang sibuk menyusun skripsi.
Beberapa menit kemudian....
Melati keluar dengan wajah segar. Tentu saja dia juga menutupi rasa cengeng yang ada pada dirinya. Dia sedang tidak mau berbicara dengan Batara. Melati memilih untuk keluar kamar.
Batara tahu jika gadis itu marah padanya. Dia menyandarkan kepalanya pada kursinya. Memejamkan mata dan menetralkan pikiran.
Apa aku terlalu kasar? Batinnya merasa bersalah. Dia men cek handphonenya. Terpampang jelas foto istrinya di wallpaper. Seketika senyum terbit muncul di bibirnya. Sedetik kemudian, dia kembali dengan ekspresi semula mengingat istrinya yang sedang marah kepadanya.
Arrgghhh.... teriaknya memegang rambutnya frustrasi.
Batara akhirnya keluar dari kamarnya. Sejak tadi pagi dia belum keluar dari sana karena sibuk. Batara menelusuri isi rumahnya. Lebih tepatnya, mencari keberadaan istrinya.
"Ini diapain Mah? "
Batara bisa mendengar jika istrinya dan mamanya sedang sibuk di dapur.
"Itu ditumis aja. Yang satu lagi dikasih kuah," jelas Lena yang sibuk memotong bawang. Sedangkan istrinya, sibuk dengan alat masak. Istrinya begitu lihai dan cekatan.
Cantik, batin Batara. Dia memandang mama dan menantu yang sedang sibuk dari pintu dapur. Sampai mereka selesai memasak Batara masih setia di sana.
"Udah Mah." Gadis itu tersenyum pada ibu mertuanya. Tidak sengaja melihat Batara yang melihatnya juga. Dengan cepat Melati mengalihkan pandangannya. Batara menghela nafasnya berat.
"Eh, sayang? Makan yuk?" Mama Batara tersenyum melihat putranya yang sibuk menatap mereka. Batara mengangguk.
"Aku nggak makan Mah. Aku cuman duduk aja." Mama Lena mengerutkan keningnya. Lalu tersenyum, Ya sudah.
"Mah, aku ke kamar sebentar ya?" ucap Melati tersenyum pada Mama Lena.
Batara menatap kepergian istrinya. Dia tahu jika gadisnya menghindar darinya.
"Kalian berantem?" tanya Mama nya. Batara menoleh dan tersenyum pada mamanya.
"Sedikit Mah." Lena hanya menggeleng kepalanya.
"Sayang, istri kamu baik loh. Jangan buat dia kesal."
"Iya Mah. Nggak kok."
"Ya udah. Kamu ajak dia baikan sana. Mama tahu kamu nggak tahan kalau istri kamu marah," jelas Lena
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑷𝒆𝒍𝒖𝒌𝒂𝒏 𝑺𝒂𝒂𝒕 𝑺𝒆𝒏𝒋𝒂 (𝙀𝙉𝘿)
Teen Fiction𝘞𝘢𝘳𝘯𝘪𝘯𝘨 ❗ 🚫𝘊𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘥𝘶𝘯𝘨 𝘜𝘞𝘜 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵 𝘢𝘬𝘶𝘵, 𝘫𝘪𝘬𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘬𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘶𝘴𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢!🚫 🚫𝐒𝐒𝐄𝐁𝐀𝐆𝐈𝐀𝐍 𝐂𝐄𝐑𝐈𝐓𝐀 𝐃𝐈𝐏𝐑𝐈𝐕𝐀𝐓, 𝐅𝐎𝐋𝐋𝐎𝐖 𝐒𝐄𝐁𝐄𝐋𝐔𝐌 𝐌𝐄𝐌𝐁𝐀𝐂𝐀...