8. PERLAKUAN KASAR
Sejak tawuran beberapa hari yang lalu, Rania jadi selalu was-was ketika ingin pergi ke sekolah. Sampai hari ini pun Rania belum menceritakan kejadian itu pada orang tuanya, dia tidak ingin membuat mama dan papa khawatir. Entahlah, Rania jadi merasa lebih waspada berada di sekolah ini.
Rania kira SMA Fabulous adalah sekolah yang amat tentram dan damai, apalagi waktu pertama kali melihat suasana sekolah yang tampak sangat ceria. Dia tidak pernah berpikir kalau sekolah ini sama seperti sekolahnya yang dulu. Tetapi ternyata sama saja. Sama sama sekolah tempat para preman.
Lagian kenapa sih harus ada tawuran begitu???
Untungnya apa?
Dapet uang? Enggak kan.
Yang ada malah badan sakit, pinggang encok, jadi gak ganteng lagi gegara banyak luka. Yang ada elu pada tuh makin burik, tau nggak?!
Rania menggeram dalam hati, masih tak mengerti kenapa sekolah seelit ini bisa memiliki musuh sampai terlibat dalam tawuran semacam ini. Sungguh lelahnya diri ini. Hiksrot.
Begitu pun dengan hari ini, Rania berdiam diri di kelas. Dia sangat malas jika nanti harus berpapasan dengan kakak kelas tidak tahu aturan itu. Mengingat kejadian kemarin membuatnya beberapa kali bergidik ngeri dan merinding karena mereka tampak menyeramkan, di mana keempat cowok itu menghajar lawannya habis-habisan seperti ingin membunuh.
Bahkan Rania susah tidur tadi malam karena terlalu memikirkan tawuran kemarin. Ya gila aja, sekolahnya udah acak adul akibat dari tawuran gila itu, untung nggak memakan banyak korban. Kan nggak banget tuh kalau sampai ada berita tentang sekolahnya di siaran televisi, makin runyam.
"Rania!" sentak Arisha mengejutkan Rania.
Rania menaikkan sebelah alisnya, menatap Arisha penuh tanya.
"Kenapa sih? Dari tadi gue perhatiin lo ngelamun mulu," kata Arisha yang agak khawatir dengan Rania.
"A-aaa ... nothing," jawab Rania singkat, lalu kembali hanyut dalam pikirannya.
Arisha menepuk bahu Rania. "Woi! Jangan ngelamun, mending kita ke kantin."
"Yok lah, bosan juga gue di kelas."
"Akhirnya sadar juga lo."
Keduanya tertawa sambil melangkah meninggalkan kelas menuju kantin.
Sesampainya mereka di kantin, kali ini Rania meminta Arisha mencari tempat duduk untuk mereka, sedangkan Rania akan memesan makanan untuk mereka berdua.
Rania melangkahkan kakinya ke dagangan Mbak Puput--penjual mi ayam. Rania menepuk keningnya, dia lupa bertanya makanan apa yang Arisha inginkan. Kenapa akhir-akhir ini Rania jadi pelupa ya? Ah, pasti karena terlalu sering memikirkan sekolah barunya yang sangat indah ini.
Ya udahlah ya, Rania akan memesankan menu yang sama untuk mereka berdua. Gadis itu harus mengantre panjang menunggu gilirannya, sesekali Rania menghela napas kasar. Seharusnya mereka pesan melalui gofood saja kalau sudah begini.
Rame banget, ajegeee. Rania menggerutu dalam hati.
Ketika Rania menoleh ke kanan, terlihat inti REFOUR yang sepertinya sedang berjalan ke arahnya. Ralat, ke penjual mi ayam lah. Ya kali mau nemuin dia, kenal aja enggak.
Rania menatap keempatnya sambil bergidik sekaligus geli karena beberapa cewek yang selalu menempel pada mereka. Cewek-cewek itu kenapa dah? Kurang kasih sayang? Tapi dengan cara seperti itu? Sangat luar binasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAGES
Jugendliteratur𝙍𝙀𝙁𝙊𝙐𝙍 : "SIAPA YANG BERANI GANGGU, MAKA AKAN SELALU KITA INCAR!" *** "REFOUR itu geng yang paling ditakuti di wilayah sini, apalagi Rages Yogaswara si ketua yang nggak pernah ngebedain mau cewek atau cowok, semuanya disikat habis sama dia." R...