Masih tetap mantengin Rages dan teman-teman kan?
Semoga masih yaaa.
***
30. PENEGAK DISIPLIN?
Rania melangkahkan kaki dengan riang memasuki pekarangan sekolah. Hari ini pendaftaran gelombang kedua untuk keanggotaan semua bidang ekskul dan organisasi di SMA Fabulous kembali dibuka. Karena sewaktu Rania pindah ke sekolah ini, pendaftaran ekskul sudah keburu ditutup. Jadilah dia mendaftar sekarang, gakpapa telat yang penting bisa gabung ekskul. Biar hidupnya nggak membosankan."Gue daftar apa ya nanti?" tanya Rania pada diri sendiri.
Nah, that's the problem.
Sampai hari ini Rania masih bingung mau gabung ke mana, mau ambil ekskul atau organisasi atau mungkin keduanya. Pasti tidak akan jauh dari yang namanya OSIS dan badminton. Karena ketika SMP Rania pernah menjadi anggota OSIS, dan sering ikut latihan badminton dengan papanya. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, menjadi anggota OSIS di SMA pasti akan lebih sibuk.
"Apa gue ambil badminton aja ya? Eh, emang ada ekskulnya?"
"RANIAAAA!!!"
Rania terlonjak kaget ketika seseorang merangkul bahunya sambil berteriak kencang. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Arisha. Teriakan Arisha bahkan sampai membuat murid-murid yang ada di pekarangan sekolah menoleh sepenuhnya pada mereka.
Rania menatap tajam Arisha, dan melepaskan rangkulan temannya itu dengan paksa. "Lo gak bisa apa sehari aja gak teriak. Sakit telinga gue, Sha!"
Arisha cengengesan dengan tampang watadosnya. "Lo hari ini daftar ekskul kan, Ra?" tanya Arisha antusias sendiri, padahal Rania yang mau mendaftar. "Atau mau gabung organisasi?" tanyanya lagi.
Rania mengedikkan bahu. "Gue masih bingung, kayanya semuanya pada bikin sibuk."
Arisha langsung melotot sambil berkata, "lah, ya iyalah bikin sibuk. Gimana sih, Ra."
Rania tertawa kecil, lalu kembali merangkul bahu Arisha berjalan menuju kelas. "Kalau lo gabung mana, Sha? Kayanya gue belum pernah lihat lo ikut kegiatan," ucap Rania.
Rania dan Arisha sampai di dalam kelas, keduanya menaruh tas pada penyangga yang ada di samping meja. Kemudian duduk dan saling berhadapan, ingin melanjutkan perbincangan tadi.
"Gue kemarin gabung ekskul Modern Dance, tapi jarang ikut latihan sampe sekarang, ini gue aja gak tahu masih dianggep atau enggak," jawab Arisha dengan santai.
Rania mengernyit heran. "Kenapa lo gak ikut latihan anjir?" tanyanya dengan geram.
"Gue males, Ra, kakak kelas di sana pada senioritas," jawab Arisha lagi, kali ini dengan suara yang pelan, takut ada teman sekelasnya yang cepu. "Udah berasa kaya yang punya sekolah, padahal cuma kakak kelas," lanjutnya lagi.
"Dih, ngeri juga," imbuh Rania. Kemudian baru menyadari sesuatu, "lo bisa dance, Sha?!" tanya Rania panik sendiri.
"Lumayan," jawab Arisha seadanya.
"Keren banget lo, Sha. Eh, bukannya lo juga anak Taekwondo?"
"Iya, cuma Taekwondo yang masih sering gue latih, tapi gak di sekolah."
"Gilaaa, Arisha memang keren!" seru Rania dengan mata berbinar, menunjukkan kedua jempolnya merasa bangga pada Arisha.
Spontan Arisha langsung mengibas rambut badainya sambil tersenyum. "Iyalah, gue emang sekeren itu," ucapnya menyombongkan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAGES
Teen Fiction𝙍𝙀𝙁𝙊𝙐𝙍 : "SIAPA YANG BERANI GANGGU, MAKA AKAN SELALU KITA INCAR!" *** "REFOUR itu geng yang paling ditakuti di wilayah sini, apalagi Rages Yogaswara si ketua yang nggak pernah ngebedain mau cewek atau cowok, semuanya disikat habis sama dia." R...