37. PEMBALASAN

4.2K 368 15
                                    

37. PEMBALASAN




Sudah hampir sepuluh menit Arisha menunggu di Kantin, tetapi Rania belum juga tiba. Bahkan waktu istirahat akan habis dalam sepuluh menit ke depan. Iya, di sekolah mereka waktu istirahat hanya duapuluh menit.

Arisha resah. Apa Rania sakit perut berlebihan? Perasaan Arisha tidak enak, dia takut terjadi hal buruk pada Rania. Bagaimana kalau Refour kembali mengganggu teman baiknya? Arisha tidak akan memaafkan orang yang berani mengganggu Rania, dan dia juga tidak segan untuk menghajar orang itu habis-habisan.

Arisha itu tipe orang yang setia dan sangat menjaga orang terdekatnya, ia tidak ingin merasakan kehilangan untuk kedua kalinya. Arisha akan melakukan segala hal agar orang di dekatnya tidak pergi meninggalkannya. Apalagi Rania adalah teman yang selalu baik padanya, jadi Arisha merasa harus berlaku baik juga pada Rania.

"Rania ke mana, sih? Lama banget. Gue chat aja lah," ucap Arisha sambil merogoh handphone dari dalam saku roknya, lalu mengetikkan kalimat dan dikirimnya pada Rania.

Arisha: Ra, lama banget sih lo. bentar lagi bel masuk kelas, anjir. kalau belum dateng juga, bakso lo gue makan.

Berselang lima menit pesan itu belum juga dibaca oleh Rania, membuat Arisha semakin cemas.

Arisha bangkit dari duduknya, lalu berlari menuju kelasnya, kali saja Rania sudah lebih dulu ke kelas. Ketika sampai di kelas, dia tidak melihat tanda-tanda keberadaan Rania.

Kemudian Arisha berlari kesetanan menuju toilet dengan panik. Bahkan semua orang memandangnya heran.

Sampai di depan toilet, Arisha mengernyitkan dahinya melihat bacaan yang ditempel di pintu toilet. "Dilarang masuk! Karena sedang ada perbaikan."

Hah? Apa Rania tadi tidak ke toilet? Lalu temannya itu pergi ke mana?

Apa kali ini Rages lagi?

Arisha berlari menuju kelas Rages dengan cepat.

"Rages!" teriak Arisha melangkah memasuki kelas cowok itu tanpa takut.

Rages menoleh lalu tersenyum ke arah Arisha. Begitu pula dengan Revi yang duduk di sebelah Rages, cowok itu cukup terkejut dengan kedatangan Arisha ke kelasnya sambil berteriak.

Siswa dan siswi di kelas itu menatap Arisha yang berjalan ke arah meja Rages. Sudah lama mereka tidak melihat Arisha datang ke kelas mereka untuk menemui Rages.

Revi memberikan lirikan tajam mereka satu persatu, hingga mereka kembali sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Kenapa, Sha?" tanya Rages dengan lembut.

Arisha berdecih. "Di mana Rania?" tanya Arisha dengan tegas. Aura Arisha itu sebelas duabelas dengan Rages ketika sedang marah dan kesal.

"Rania? Mana gue tau," jawab Rages mengedikkan bahunya.

Arisha semakin kesal. "Halah! Gue tau lo yang ganggu dia, kan? Di mana lo sembunyiin Rania? Di gudang kaya waktu itu?"

Rages mematung. Ternyata Arisha mengetahui kelakuannya kala itu. "Kalau soal yang di gudang itu memang gue, tapi yang sekarang gue bener-bener gak tau di mana Rania," jelas Rages.

Arisha bisa melihat kejujuran di mata Rages. Jadi kalau bukan Rages, siapa orangnya?

"Zerin," kata Revi tiba-tiba.

Arisha dan Rages langsung menoleh ke arah Revi, meminta cowok itu menjelaskan apa maksud dari perkataannya barusan.

"Kemarin Zerin ganggu Rania di kantin, jadi gue yakin sekarang dia pelakunya," jelas Revi.

RAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang