26. PANTI KASIH BUNDA [2/2]

4.6K 398 12
                                    

MAAP BANGET AKU UDAH LAMA GAK UPDATE😭😭😭🙏





***

26. PANTI KASIH BUNDA [2/2]




"Bundaaa, Rafa pulang!"

"Rian paling ganteng sejagad raya juga udah sampe nich!"

"Alay banget lo, Yan!" kata Rafa menabok bahu Rian dengan keras.

Rian langsung melirik sinis dan mencibir kecil. "Dih, kenape lu?"

Revi hanya bisa menggelengkan kepala memandangi keduanya dari belakang, cowok kutub itu menenteng dua kantong plastik besar di tangan kanan dan kiri. Rafa dan Rian juga membawa kantong plastik, tetapi berukuran sedang, emang maunya menang sendiri dua bocah itu.

"Ini Bunda," ucap Revi sambil meletakkan bahan-bahan makanan itu di lantai dapur.

Rian dan Rafa juga melakukan hal yang sama, dan dengan gerak gesit Rian mengeluarkan bahan-bahan yang dirasanya akan mereka gunakan untuk mengolah makanan siang ini.

"Mau masak apa lo?" tanya Rafa sambil memasukkan bahan makanan lain ke dalam kulkas.

"Nasi goreng," jawab Rian santai, kali ini sedang mengambil nasi dengan porsi yang sangat banyak, yang tadi sudah dimasak oleh bunda.

Rafa mengernyitkan dahi, menghentikan aktivitasnya lantas menatap Rian sepenuhnya. "Lo pandai masak, gak ada menu lain kah selain itu? Tiap dateng ke sini, nasgor teros heran gue," omel Rafa, geram pada Rian.

Rian menghela napas, kemudian memegang kedua bahu Rafa. "Rapaaa, ini gue masak bukan buat lo dan gue doang, tapi buat sekampung, sekampungggg."

"Ye biasa aja kali, muncrat nih mana bau jigong," ucap Rafa menutup hidung dengan telapak tangannya.

"Lo yang gak bisa masak, mending sana dah," balas Rian mendorong bahu Rafa dengan tak berperasaan, alhasil pantat Rafa mendarat mulus di lantai bahkan sampai menimbulkan bunyi gedebuk cukup keras.

"Anjing," umpat Rafa, bangkit dan mengusap pantatnya yang terasa perih. "Sakit anjir," umpatnya lagi, masih meringis kesakitan.

Sedang Rian sudah tertawa pingkal melihat temannya yang sedang tersiksa, sungguh teman yang baik sekali.

"Eh, astagfirullah, Rafa baru saja berkata kasar," tambah Rafa menutup mulutnya dengan mata melotot.

Rian mengernyit heran melihatnya. "Najis anjir."

Rafa maju selangkah menarik baju Rian, bermaksud balas dendam. Hingga keduanya jatuh tersungkur ke lantai, bergelut tak ada yang ingin kalah.

"Loh lohhh, kok malah berantem gini toh?!" Bunda berlari dengan tergesa-gesa menghampiri Rian dan Rafa, lalu memukul pantat keduanya dengan keras, membuat kedua sejoli itu langsung memisahkan diri dan berdiri tegap.

"Heran bunda, hampir tiap hari kalian berdua ribut," omel bunda menunjuk Rian dan Rafa bergantian, khas emak-emak komplek perumahan.

"Eh, ini ada apa Bunda?" tanya Rania pada bunda, kemudian yang baru saja datang bersama Rages yang berjalan tepat di belakangnya.

Rages menatap Rian dan Rafa bergantian dengan lirikan tajamnya, agaknya kesal melihat tingkah kedua temannya yang selalu membuatnya emosi bukan main.

"Buat masalah apa lagi lo berdua?" tanya Rages, masih dengan tatapan khasnya.

Rian terkekeh kecil sambil mengaruk tengkuk lehernya. "Hehehe, biasalah."

RAGESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang