Pada suatu kala, seorang pria sedang berjalan di sebuah tempat untuk mencari harta karun. Sampai akhirnya, tibalah dia di sebuah jalan bercabang tiga. Kebetulan ada orang tua yang sedang berdiri di pinggir persimpangan jalan tersebut.
Si Pria sedang bingung karena ada tiga jalan menuju arah yang berbeda. Dia pun sulit memutuskan mau memilih jalan yang ingin ditempuh.
Lalu, dia bertanya pada orang tua tersebut,
"Hai, Pak Tua. Bolehkah Saya bertanya..? Saya sedang dalam perjalanan mencari harta karun. Tetapi di depan Saya ada tiga jalan yang berbeda. Bolehkah bapak menunjukkan kepada Saya jalan yang benar..?"
Pak Tua itu tidak menjawab. Dia hanya menunjuk jalan yang pertama. Si Pria berterima kasih dan segera mengambil jalan yang pertama.
Beberapa saat kemudian, pria yang tadi, kembali lagi. Tetapi kali ini seluruh badannya kotor terkena lumpur.
Dia mendekati Si Pak tua dan berkata,
"Hai, Pak Tua. Tadi Saya tanya arah ke tempat harta karun dan Anda menunjuk ke jalan pertama. Tetapi Saya malah terjebak ke dalam kolam lumpur yang luas. Badan Saya jadi kotor begini"
Dia lalu bertanya,
"Sekarang di mana jalan menuju harta karun..? Tolong tunjukkan pada saya..!"
Orang tua itu tetap tidak bersuara. Dia kemudian menunjuk ke jalan yang ke dua. Pria itu kemudian berterima kasih dan segera mengambil jalan yang kedua.
Beberapa saat kemudian, Si Pria kembali lagi. Badannya bukan hanya terkena lumpur pekat tetapi juga celananya penuh dengan sobekan dan kakinya terluka seperti tergores sesuatu.
Kali ini, dia mendekati pria tua itu dengan ekspresi wajah yang kesal. Dia berkata dengan sedikit marah,
"Hai, pak tua..! Tadi Saya menanyakan arah menuju tempat harta karun dan Anda menunjuk ke jalan yang kedua. Tetapi, jalan itu penuh dengan semak berduri. Seluruh kaki Saya jadi terluka karena tergores duri"
Kali ini dia bertanya lagi,
"Sekarang Saya tanya sekali lagi, di mana jalan menuju harta karun itu..? Anda sudah dua kali membohongi dan mencelakai saya. Sekali lagi berbohong, Anda akan tahu akibatnya"
Pria Tua itu tetap diam, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia sekarang menunjuk ke jalan yang ke tiga.
"Apakah Anda yakin dan tidak berbohong..?"
Tanya pria itu.
Pria tua itu menganggukkan kepalanya dan sekali lagi dia menunjuk ke jalan yang ketiga.
Si Pria pun segera pergi meninggalkan Pria Tua tersebut. Namun beberapa saat kemudian, dia kembali lagi sambil berlari seperti ketakutan.
Dengan napas tersengal, dia bertanya dengan marah,
"Hai, Pak Tua..! Apakah Anda mau membunuh saya..? Di jalan sana ada banyak sekali binatang buas. Itu sama saja dengan cari mati"
Pria tua itu akhirnya buka mulut dan berkata,
"Semua jalan tadi sebenarnya bisa menuju ke tempat harta karun. Hanya saja untuk menuju ke sana, Anda harus melewati jalan tersebut.
...Anda bisa memilih melewati kolam lumpur, semak berduri atau binatang buas. Anda bisa pilih salah satu.
...Kalau benar benar mau pergi ke tempat harta karun, Anda harus berani melewati salah satunya. Jika Anda tidak mau, silakan kembali saja"
Begitu mendegar penjelasan dari Pria Tua itu, dia menundukkan kepala. Dia mundur, membatalkan perjalanannya dan kembali pulang...
Semua orang dengan semangat akan menjawab "Ya" saat ditanya apakah mereka ingin meraih kesuksesan. Namun sebagian besar tidak berani menjawab saat ditanya apakah mereka bersedia membayar harganya.
Kenyataan yang sering terjadi adalah banyak sekali orang yang tidak bersedia menempuh jalan kesuksesan yang terlihat sangat berat. Mereka hanya ingin langsung sampai di garis finish tetapi tidak pernah mau melangkahkan kakinya untuk mencapai garis finish tersebut.
Salah satu tantangan berat yang harus dihadapi saat berjuang meraih kesuksesan adalah mendorong diri untuk maju meskipun jalan yang sedang ditempuh sangat berat, berliku dan penuh dengan rintangan.
Tantangan inilah yang seringkali membuat nyali seseorang menjadi ciut. Tantangan inilah yang akhirnya menyebabkan banyak orang tidak berani membayar harga dari sebuah kesuksesan. Mereka tidak siap untuk membayar dan lebih memilih melupakan kesuksesan yang ingin mereka raih.
Tidak peduli apa pun tujuan yang ingin Anda capai, rintangan tetap akan ada dan tidak akan hilang. Di mana ada kesuksesan, di situ ada rintangan yang menghalanginya.
Hanya orang orang sukses yang berani menghadapi rintangan demi rintangan sampai akhirnya meraih tujuan. Sebaliknya orang gagal lebih memilih untuk menyerah. Dan yang lebih menyedihkan, mereka bahkan tidak berani mencoba saat melihat betapa beratnya perjalanan yang harus dilalui. Mental mereka sudah dikalahkan jauh sebelum mereka memulai.
Ada dua pilihan, mengeluh dan menyalahkan rintangan itu atau mendorong diri untuk mengalahkan rintangan tersebut. Kita boleh menyalahkan rintangan yang kelihatannya selalu menghadang. Tetapi cobalah pikirkan, apakah rintangan itu akan hilang dengan cara menumpahkan kekesalan..?
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA MOTIVASI (KOMPILASI)
RandomSatu Cerita... Beberapa Cerita... Lebih tepatnya., Banyak Cerita... Ya., Banyak Cerita yang bisa dibaca disini... cerita yang mungkin bisa memberikan sentuhan motivasi buatmu... (mungkin ya...) Sumbernya... tentu saja dari alfabet ... a sampai z...