— r&p —
Malam itu, entah sesak macam apalagi yang harus kurasakan. Dia, berdiri disana, bersama seorang gadis yang tidak kukenal, di malam anniversary 3 tahun kita.
"Terima kasih telah datang lagi ke hidupku." ucapnya memeluk gadis tersebut. Terlalu nyaman nampaknya, dia bahkan tidak menyadari keberadaanku.
Aku hanya mematung, tanpa sadar menjatuhkan hadiah yang telah kusiapkan untuknya. Langkahku perlahan mundur, menyadari cairan hangat di pipiku.
"G.. Gito..." ucapku lirih.
Sedetik kemudian, sang empunya nama menyadari air mataku. Dan memanggilku lirih. Aku tak ingin bertahan dalam posisi ini, sementara gadis didekapannya terlihat tak asing bagiku.
Lari. Aku hanya bisa lari.
— r&p —
Tiittt... Tiittt... Tiittt...
"Hmmm..." gumamku sambil berusaha meraih handphone-ku yang terus-terusan berbunyi.
"Aah... Mimpi lagi. Aneh, kenapa malah mimpiin Gito? Kenapa ga mimpiin Raskal?" celotehku pagi itu.
Ah, biar kukenalkan. Gito, aku tidak kenal dia. Hanya tau nama, dan melihat wajahnya sekali. Entah bagaimana dia bisa masuk ke mimpiku. Sedangkan Raskal? Aahhh... Dia pangeranku.
/huekkk
Tidak, tidak. Dia pacarku, pelarian tepatnya. Aku putus dari pacar pertamaku, lalu kujadikan Raskal sebagai pelarian. Ya, aku sedikit sombong menyikapi laki-laki di sekolahku sejak banyak diantara mereka yang menyukaiku. Haha.
"Rena!! Mandi!!"
Nah, itu ayahku yang membangunkanku. Dia baru saja diangkat menjadi kepala sekolah. Tapi sayangnya, sekolahnya jauh dari kota tempat tinggal kami, jadi dia jarang di rumah.
Aku bangun, mengambil handuk dan berjalan menuju kamar mandi. Ga perlu dijelasin kalian juga tau kan mandi kayak gimana?
Oksip, lanjut.
"Rena berangkat yaa!" ucapku keluar rumah.
Aku berangkat pake apa? Aku mandiri, aku jalan kaki sampai sekolah.
Ngga, ngga. Naik ojek kok, naik ojek.
— r&p —
fyi, ini udah di sekolah.
"Ren, ada yang nyari."
"Siapa?"
"Gatau, anak IPS."
Aku bangkit dari tempat dudukku, padahal baru mau tidur, mumpung guru-guru rapat. Siapa si yang nyariin? Anak IPS pula, berani banget dateng ke kawasan IPA.
"Siapa ya?" tanyaku mencoba ketus. Ehem, saya memang ketus.
"Rena! Lu ga inget gue?" ucap seorang bocah, ngga si bukan bocah, eumm.. Cowok sok asik ngulurin tangan.
"Siapa?" tanyaku masih sok ketus.
"Yaudah kenalan ulang. Gue Farel, temen SMP lu dulu, masa lupa?" Ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Box
Random"Cinta itu bukan permainan, lu ga akan tau arti cinta sampai lu tulus ngerasainnya." "Gue bakal ubah pandangan lu tentang cinta, percaya sama gue." - r&p - Renata Sanggita Petra. Gelar boy killer sudah disematkan padanya sejak kelas 8 SMP. Wajar saj...