Change

36 2 5
                                    

"Rena deket sama Rega ya?" tanya Gito dijalan menuju rumahku.

"Hah? Ngga terlalu kok," ucapku. Kenapa Gito tiba-tiba nanya soal Rega?

"Oohh,"

"Kenapa?" tanyaku merasa ada yang aneh.

"Ngga kok,"

"Ih kenapa? Gito ngeliat apa?" tanyaku.

"Ngga, tadi Gito liat Rena sama Rega ngomong serius banget di dekat kelas Gito." ucapnya. Seketika ingatanku berputar pada kejadian Rega yang menarikku paksa.

"Oohhh ituuu, ngomongin Deon," ucapku.

"Deon? Deon kenapa?" tanya Gito. Ups, keceplosan deh.

"Ah itu, hehe. Kemarin pas Rena nengok Gito di perkemahan, Rena liat Deon sama cewe, Rena ada fotonya. Terus kemarin Rena liat Deon duduk sama cewe, makan bakso," ucapku menjelaskan semuanya.

"Terus hubungannya sama Rega apa?" tanya Gito.

"Sabar dulu, tadi Rena kasih tau ke Lia soal itu. Tapi Lia masih ga percaya, jadi Rena mau nanyain ke Deon. Terus ketemu Rega dijalan, Rega nanyain Rena mau kemana. Trus dia tiba-tiba tarik Rena ngajak ngomong, ternyata cewe yang Rena liat itu adiknya Rega. Gitu," jelasku panjang.

"Lah, jadi?"

"Jadi? Jadi sekarang Rena bingung gimana cara buktiin soal itu ke Lia," ucapku murung.

"Gito gatau Deon aslinya kek gimana, tapi emang Deon kalau pacaran ga long last. Palingan beberapa bulan doang, putus. Kadang dibawah sebulan, putus." Jelas Gito.

"Cielah, kayak tau artinya long last aja. Tapi emang Deon suka gitu ya? Main api gitu," tanyaku. Ya.. Aura kepo dan suka ngegibahku mulai muncul.

"Mana Gito tau, Gito kan ikan."

"Rena aminin ni yaa, biar jadi ikan beneran," ucapku bercanda.

"Janganlah, apasi,"

"Makanya dengerin! Tadi Ren bilang Deon emang tabiatnya begitu," ucapku pelan, Gito hanya diam.

"Eh iya Gito, bentar lagi ada perayaan hari guru dan festival seni. Osis lagi sibuk ngurusin apa apa buat acaranya," ucapku mengalihkan topik.

"Oohh, terus?"

"Rencananya buat festival seni bakal dibagi dua, acara luar ruangan dan dalam ruangan. Buat club atau eskul yang mau nampilin karyanya bisa di aula atau di pameran diluar aula. Gitu," jelasku.

"Trus hari gurunya? Upacara?" Tanya Gito.

"Iyalah, upacara. Abis itu ya kayak biasa, tiap kelas disuruh siapin makanan buat guru atau orang orang yang lewat. Ga wajib si, tapi ya namanya tradisi," jelasku lagi.

"Yahh upacara, males." Ucap Gito dengan tampang malasnya.

"Heh, ga boleh malas. Pokoknya besok pas hari guru liat aja Rena keliling bawa kamera, tunggu aja." Ucapku sombong. Ya soalnya aku paling sering jadi bagian dokumentasi di Osis.

Gito hanya tertawa kecil, dan keheningan kembali menyapa kami.

— r&p —

"Rena!" panggil kak Vano menyerukan namaku di ruang Osis.

"Iya kak!" jawabku setengah berteriak, lantas segera menghampirinya.

"Lu urus bagian ini, pastiin semuanya lengkap dan ada pas hari guru." ucap kak Vano memberikan daftar barang-barang yang harus kusiapkan.

"Tapi Rena bukan Seksi Sarana Prasarana, kak." Ucapku melihat datfar-daftar itu.

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang