"Li, kamu tau kos-kosan murah tapi fasilitasnya bagus ga?" tanyaku.
"Kurang tau, kenapa emang?" tanya Lia memintaku bercerita.
"Buat tempat tinggal kak Na," ucapku.
"Kak Na? Kakak lu itu? Lha, dia ga ikut sama Erik, sama ibu lu?" tanya Lia. Ya... Aku memang belum cerita.
"Dia dirawat dirumah sakit, udah hampir sembuh, tapi gue bingung cari tempat tinggal dia sekarang," jelasku.
"Kenapa ga tinggal sama lu?" pertanyaan bodoh dari Lia.
"Hm? Lu nyuruh kakak gue mati dibentak ayah gue?" tanyaku sarkas.
"Oh ya, gue kan gatau," jawabnya, tapi tak menjawab pertanyaanku sebelumnya.
"Coba tanya Alin, rumahnya kan deket kos-kosan, mungkin dia tau," saran Lia. Aku mengiyakan, gausah lama-lama soalnya guru udah datang.
"Sebelum mulai pelajaran, ibu mau kasih informasi buat kalian. Karena sekarang sudah masuk tengah semester, sebentar lagi kalian akan menghadapi penilaian tengah semester(PTS). Dan seperti yang kalian tau, setelah PTS akan diadakan studi kunjungan," jelas bu Nurul, wali kelasku.
"Ah iya, anak-anak osis pada ngomongin ini kemarin," bisikku pada Lia.
"Insha allah kalian akan berangkat ke Taman Sari Yogyakarta, untuk melihat bentuk bangunan, gaya arsitektur, sejarah dan asal usul berdirinya," jelas bu Nurul. Seisi kelas langsung riuh. Aku sendiri belum pernah kesana, aku hanya tau namanya.
"Heh, udah tenang semuanya. Ingat, yang boleh ikut hanya yang gak kena remidial," ucap bu Nurul. Sekelas kembali riuh, ah tidak, berkeluh.
"Dan yang sudah bayar SPP bulan ini," sambung bu Nurul sebelum memulai pelajaran.
"Emang ya, sekolah kita apa-apa bayar SPP, bayar SPP," keluh Lia.
"Ya setidaknya apa yang didapat sebanding sama yang dibayar," ucapku, Lia hanya diam.
"Lu tau soal Taman Sari?" tanya Lia, sedikig berbisik.
"Ngga, cuma tau namanya doang," balasku.
"Itu kan bangunan bersejarah ya, jadi pasti udah ada dari jaman nabi adam," ucapnya.
"Heh ngawur!" Ucapku keceplosan, membuat seisi kelas termasuk bu Nurul memandang kearahku.
"Rena, ceritanya nanti aja, sekarang belajad dulu," ucap bu Nurul. Aku mengangguk dan tersenyum kikuk. Sementara Lia hanya terkekeh geli.
- r&p -
"Ren, mau kemana?" tanya Lia melihatku buru-buru keluar saat bel berbunyi.
"Ruang osis!" balasku yang sudah berlari menjauh.
Aku lupa hari ini ada rapat kecil, bukan rapat resmi, hanya kumpul-kumpul ngebahas urusan studi kunjungan. Jadi saat bel pulang berbunyi aku langsung lari keluar kelas.
"Sorry, Rena telatt!!" ucapku memasuki ruang osis.
"Ga telat kok, Na. Baru ada gue sama beberapa anak doang ni," ucap Ren, anak X IPS 1. Jangan salfok, namanya memang mirip denganku, jadi kami sering dibilang kembar.
"Oh, gitu, Ren. Gue baru denger pengumamannya tadi, bu Nurul baru ngeinfoin ke temen-temen sekelas," ucapku berjalan mendekati Ren.
"Oh, gitu. Sama si di kelas gue juga gitu tadi," ucap Ren.
"Trus sekarang belum pada bahas apa-apa?" tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Out Of The Box
Random"Cinta itu bukan permainan, lu ga akan tau arti cinta sampai lu tulus ngerasainnya." "Gue bakal ubah pandangan lu tentang cinta, percaya sama gue." - r&p - Renata Sanggita Petra. Gelar boy killer sudah disematkan padanya sejak kelas 8 SMP. Wajar saj...