that boy

134 15 2
                                    

"Jadi, lu datang atau ngga?" tanya Lia.

"Gatau, males gue liat muka dia lagi. Lagian gue mau pergi sama siapa?" tanyaku balik. Iya, kami sedang ngomongin pernikahan ibuku.

"Ayah lu gabisa emang?" tanya Lia menyarankan.

"Mana mau dia pergi ke acara begituan. Lagian, ayahku sibuk, gue yakin dia lama baru pulang." ucapku.

"Yaudah lu pergi aja sama mainan-mainan lu itu, setidaknya ada yang jagain lu lah." sarannya.

"Emang gue gabisa pergi sama lu aja gitu? Atau Ara?" tanyaku.

"Kalau lu pergi sama cewek, gue yakin ibu lu bakal ngeremehin lu, Ren. Kalau lu bawa cowok, setidaknya ada yang lindungin lu kalau ada apa-apa." jelasnya.

Aku hanya diam, menatap kearah luar. Siapa yang bisa aku andalkan saat ini?

— r&p —

Bel istirahat berbunyi. Belum ada 30 detik, setan kecil itu sudah muncul.

"Rena..! Lu lagi ada masalah?? Murung banget," tanya Erik menghampiriku di kelas.

"Ga mood gue liat muka lu, Rik." balasku cuek.

"Napa dih? Muka cakep gini, harusnya bisa balikin mood lu kali," candanya sambil bergaya bak model.

Aku hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Tuh, tuh, senyum! Udah gausah badmood gitu, ntar gue sedih," ucapnya.

"Lha? Hubungannya sama lu apa?" Tanyaku heran.

"Lu kan mentari gue, Ren. Kalau mentari gue murung, langit gue bakal mendung." gombalnya. Aku hanya terdiam.

"Napa si? Masalah apa? Mungkin gue bisa bantu," tawarnya.

"Lu.. Bisa temenin gue ga?" Tanyaku. Sungguh, aku pasti sudah gila.

"Bisa lah, kemana?" tanyanya antusias.

"Ke acara nikahan keluarga gue." ucapku.

"Emang kapan?"

"Lusa, jam 5 sore." ucapku.

"Resepsinya? Malam dong?" tanya Erik seraya duduk didepanku.

"Iya. Kalau gabisa gapapa kok," ucapku.

"Gue liat dulu jadwal gue deh,"

"Aelah, sok sibuk amat lu." ledekku.

"Gitu dong," ucapnya mengelus kepalaku.

"Ketawa gitu, seneng gue liatnya." sambungnya sambil tersenyum manis.

Ternyata... Dia tidak seburuk yang kupikirkan.

Erik bangkit dari duduknya, lalu melirik kearahku.

"Kantin yuk, ntar maag lu kambuh," ajaknya. Aku terdiam sesaat, sebelum akhirnya memutuskan untuk ikut dengannya.

— r&p —

Yang namanya kantin emang ga pernah sepi ya. Ramenya 11 12 sama pasar. Disuruh ngantri aja gabisa, masih berebutan gitu. Hadeehh.

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang