boy killer

229 21 32
                                    

"Ren, lu mau ga jadi pacar gue?" ucap Vian, berdiri canggung dan gugup menatapku.

Fufu, ini yang kutunggu Vian.

"Eumm.. Maaf, bukannya gue gamau, tapi gue lagi ga pengen pacaran. Maaf ya," ucapku tersenyum manis. Haisshh.. Rena rena, ga bosen ngomong gitu terus.

"O-oh, iya gapapa Ren, makasih ya." ucapnya lalu pergi.

- r&p -

"Gimana?" tanya Lia. Teman sekelasku yang cukup dekat denganku. Eh, ralat, emang dekat denganku.

"Ditembak Vian," ujarku santai sambil mendudukkan bokongku ke kursi.

"Hah? Yang bener? Gila aja lu Ren! Vian keberapa??" tanya Lia heboh.

"Ni anak, dari kecil makan toa kali ya, bacot bener."

"Dihh lu tuh, mak lu ngidam apa pas hamil lu? Gedenya jadi boy killer gini," ucapnya sewot. Aku hanya tersenyum puas.

"Malah senyum-senyum, ke berapa?"

"Hmm.. Ntar, gue itung dulu. Angga, Raskal, Gavin, Aron, Rengga, Vian. Berapa tuh?" tanyaku sambil memandangi jari-jariku.

"Enam. Gila lu, kena azab gue mampusin." sumpahnya.

"Iihh... Lia nda boleh gitu, lia than teman main lena dalu thecil, maca mau mampusin lena tciihh," ucapku dengan nada seperti balita.

"Ewhhhh... Jauh-jauh sono, noh, sekalian pelukin your lop lop Rengga tuhh," ejeknya.

"Dihh amit amit jabang bayi dihh, Rengga buat emak lu juga masih nyampe Ya," balasku jijik.

Rengga? Dia cowok yang dari awal SMA udah suka sama aku, cuma aku gasuka. Gayanya aneh, cara dia perlakuin aku juga bikin ilfeel. Sampai sekarang aja dia msh sempat neror aku.

"Renaa!! Ada yang nyari," panggil Vita, teman sekelasku yang hobinya ngemis depan pintu. Ga lah, wkwk.

"Noh, dicariin bebeb lu yang lain, hahaha," ejeknya.

Bodo amat, ga peduli.

"Siapa?" Tanyaku saat sampai di depan kelas.

"Ren. Gue mau ngomong, empat mata."

"Oh.. Ok," jawabku heran.

Aku dan orang itu menjauh beberapa langkah dari pintu kelas, lantas menyandar di tembok koridor yang lumayan jauh dari kerumunan.

"Ren."

"Hm,"

"Jujur sama gue Ren,"

"Apa?(1)"

"Lu..."

"Apa?(2)"

"Lu..."

"Apa?(3)"

"Lu kemarin boker kan??"

Krik krik krik

"Paan si, Ra. Aneh lu, sok-sokan mau ngomong empat mata,"

Iya. Dia Ara tkng ngrdus, wkwk. Ngga, dia bukan cowok lain yang mau deketin gue, ngga kok, dia aja cewek. Anaknya emang sok asik, ga jelas

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang