special toy

64 9 1
                                    

"Gito.." panggilku pelan, hanya memandang lurus pada milo kaleng di genggamanku.

"Iya?"

"Menurut Gito, Jezille itu gimana?" tanya sepenasaran mungkin pada Gito.

"Setau Gito si, dia pindahan dari kelas IPS, dia juga amak emasnya guru-guru disini. Selain itu Gito gatau," ucapnya.

"Trus? Penampilannya gimana? Cantik kan?" tanyaku menatap Gito lekat.

"I-iya cantik,"

"Putih? Pinter ga? Manis?" tanyaku berturut-turut hingga tanpa sadat terus majukan wajahku hingga sangat dekat dengam Gito.

"I-iya iya.." ucapnya mendorongku pelan.

"Kenapa? Cantikan juga Rena," ucapnya.

"Kenapa? Kok gitu?" tanyaku heran.

"Lah emang kenapa? Salah?" tanya Gito balik.

"Soalnya nih ya, Jezille itu kayak punya mantra gitu yang bikin semua yang liat dia itu jadi suka sama dia, apalagi cowok!" ucapku semangat.

"Ha?" Gito menatapku heran. Aku mengangguk semangat.

"Ga ke semua si, Gito ngga," ucap Gito gugup.

"Masa?"

"Hadehh.. Ini ya yang bikin anak-anak cewek banyak yang gasuka sama Jezille?" tanya Gito.

"Ya gatau si.. Tapi Rena gasuka," ucapku bersikap kekanakan.

"Gasuka kenapa?"

"Dia ganjen banget ke Gito. Pokoknya Rena gasuka di deket-deket Gito!" Ucapku jelas. Tapi Gito malah gemas melihat tingkahku.

"Emang kenapa, Rena?" tanya Gito menatapku.

"Y-ya pokoknya gasuka!" balasku memasang wajah kesal. Tapi Gito malah tertawa.

"Hahahaha, Rena... Rena... Iya-iya, Gito ga deket-deket sama Jezille," ucap Gito mengelus kepalaku. Kebiasaannya ini membuatku merasa sedikit spesial.

"Emang Gito tahan?" tanyaku ragu.

"Tahan apa?" tanyanya balik.

"Kalau Jezille deket-deket Gito, Gito tahan?" tanyaku serius. Ya, aku tidak suka semua milikku disentuh orang lain, bahkan mainanku sekalipun.

Gito diam sesaat, mencerna kalimatku. Dan kembali mengelus kepalaku.

"Tahan. Gito udah punya Rena, Gito ga akan mau sama Jezille," ucapnya membiatku sedikit tenang.

"Tapi, Rena juga gak boleh cemburu kalau Jezille deket-deket sama Gito," ucapnya. Mendengarnya wajahku kembali murung.

"Tenang aja, Ren, Gito ga akam ngerespon Jezille kecuali emang butuh kok," ucapnya. Aku duduk menyandar di bangku taman.

"Emang kenapa? Kok gasuka banget Gito deket sama Jezille?" tanya Gito kemudian.

"Gapapa. Rena gasuka aja, punya Rena disentuh orang." Ucapku sedikit ketus.

"Hmm... Keluar ni judesnya. Iya udah iya, gausah cemburu, Gito mau main bola ni, Rena diem disitu atau kemana?" Ucap Gito.

"Yaudah sana main, Rena diem sini aja." ucapku. Gito tersenyum kecil melihat tingkahku, lantas mengelus pelan pipiku sebelum akhirnya beranjak.

"Gito... Gue gatau gue mulai suka atau ngga sama lu, tapi yang gue tau sekarang, ku bukan sekedar mainan buat gue." gumamku menatapnya menjauh.

— r&p —

Out Of The BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang